بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم Rochmany's Blog: Suku Nomaden yang Tak Berubah Selama 1.000 Tahun
Go Green

Clock Link

Tuesday, October 20, 2015

Suku Nomaden yang Tak Berubah Selama 1.000 Tahun

Modernitas telah mengubah banyak kebudayaan di dunia ini. Mulai dari utara ke selatan, hingga timur ke barat. Banyak yang mengadopsi gaya hidup tidak sehat, seperti menghirup polusi setiap hari hingga menggunakan gadget.

Namun, modernitas juga telah membawa kecepatan informasi, terutama dari segala penjuru dunia dengan cepat. Tetapi tidak semua suku di dunia ini mau mengikuti gara hidup modern.

Masih ada di berbagai belahan dunia, suku-suku yang masih mempertahankan kehidupannyanya yang telah dilakukan selama ribuan tahun. Seperti hidup nomaden atau berpindah-pindah tempat sesuai iklim.

Salah satunya adalah suku yang berada di jantung pegunungan Mongolia, di mana ada suku nomaden penggembala ternak berupa rusa, yang telah mempertahankan kehidupan tradisionalnya selama ribuan tahun.

Fotografer asal Belgia, Pascal Mannaerts mengabadikan bagaimana suku ini menghabiskan hari-harinya dengan berkuda di Taiga Ulaan, dan bertemu dengan orang-orang Tsaatan serta mendokumentasikan gaya hidup mereka yang unik.


Suku nomaden di Mongolia.


Suku ini menempati daerah-daerah terpencil di utara subarctic Khovsgol aimag di Mongolia, mereka akan berpindah-pindah selama tahun sesuai dengan musim yang ada.


Dan mereka sangat tergantung kepada rusa, untuk susunya, yang kemudian dijadikan keju, selain itu ternak ini juga dijadikan sarana transportasi.

Tidak hanya itu saja, suku Tsaatan menggunakan rambut hewan untuk menjahit pakaian, tanduk sebagai mode dan alat, serta menggunakan kotorannya sebagai bahan bakar untuk memasak makanan.

"Suku ini tinggal di tenda-tenda yang sangat sederhana, yang tidak besar dengan seluruh keluarga. Perabotan sangat sederhana. Hanya ada dua tempat tidur bagi seluruh keluarga, lemari kecil, dan kompor," kata Mannaerts kepada Travel MailOnline.

Meskipun kehidupan mereka sangat sederhana, fotografer 36 tahun kagum pada keramahannya.

"Hidup bersama-sama dengan mereka adalah pengalaman yang luar biasa. Saya kagum melihat bagaimana mereka benar-benar benar-benar bahagia," tambah Mannaerts.

Mannaerts menghabiskan sepuluh hari dengan suku ini, yang terdiri dari sekitar 40 keluarga. Dan dia belajar bagaimana mereka hidup mereka.

Banyak yang mengiming-imingi kehidupan perkotaan, tapi mereka menyatakan tidak akan pindah ke ibukota Mongolia, Ulaan Bataar. 

No comments:

Post a Comment