بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم Rochmany's Blog: 03/28/16
Go Green

Clock Link

Monday, March 28, 2016

Ahok Berencana Hapus 3 in 1, Kapolda Metro: Perlu Kita Kaji Dulu

Ahok Berencana Hapus 3 in 1, Kapolda Metro: Perlu Kita Kaji Dulu

Jakarta - Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) berencana menghapus aturan 3 in 1 di sejumlah jalan protokol Jakarta karena dinilai banyak dimanfaatkan oleh joki yang juga mengeksploitasi anak. Lalu bagaimana pihak Polda Metro Jaya menyikapi wacana Ahok ini?

"Ya nanti kita lihat dulu, kan baru wacana, nanti kita kaji bersama-sama," ujar Kapolda Irjen Pol Moechgiyarto kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Senin (28/3/2016).

Menurut Moechgiyarto, rencana penghapusan aturan 3 in 1 ini perlu ada semacam pengkajian terlebih dahulu dari sisi efisiensi dan efektifitasnya. Jika aturan itu dinilai tidak efektif dan efisien, ia setuju aturan tersebut dihapus.

"Kalau memang tidak banyak berguna ya kita hapus," imbuhnya.

Sebelumnya Ahok mengungkap rencana penghapusan 3 in 1 ini karena menilai tidak efektif. Satu sisi, keberadaan joki menjadikan sistem pembatasan kendaraan itu tidak berjalan.

Apalagi, belakangan terkuak maraknya eksploitasi anak yang dijadikan joki membuat Ahok semakin yakin untuk menghapus kebijakan tersebut.

"Makanya saya lagi kaji three in one mungkin saya mau hapus saja," kata Ahok di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Senin (28/3/2016).

(mei/miq)

Mini Bike Enak Buat Macet-macetan?


Liputan6.com, Jakarta - Mini sport bike jadi alternatif pengguna roda dua yang ingin menunggangi sepeda motor bergaya sport namun lincah dan responsif. Karena ukurannya yang kompak, mini bike tidak perlu disokong mesin berkapasitas besar.

Pada Kawasaki Z125 Pro contohnya, mini sport bike yang tergolong dalam keluarga Z-Series ini didukung mesin 125 cc dengan diameter x langkah: 56,0 x 50,6 mm. Mesin dengan konfigurasi horisontal ini sama persis dengan yang dipakai oleh Kawasaki Athlete.

Meskipun dapur pacu yang digunakan sejenis, karakter tenaga dan torsi yang dihasilkan relatif berbeda pada kedua model Kawasaki tersebut. Mesin Z125 Pro sanggup memproduksi daya 9,2 Tk pada 7.500 rpm dengan torsi 9,5 Nm pada 6.000 rpm. Sementara Athlete Pro tenaganya 9,6 Tk pada 8.000 rpm dan torsi 9,2 Nm pada 6.500 rpm.

Perbandingan data teknis tersebut memperlihatkan tenaga puncak pada Z125 Pro sudah muncul pada putaran bawah. Adapun pada bebek rasa motor sport ini memang memiliki output dan torsi lebih besar, namun baru muncul pada putaran menegah.

Kelincahan pada Z125 Pro ditunjang oleh torsi puncak yang terdapat pada putaran bawah. Ini membuat motor responsif terutama saat melintasi kemacetan atau saat pengendara butuh akselerasi bawah yang melimpah.

Athlete pro memiliki karakter yang lebih kalem pada putaran bawah dan semakin bertenaga pada putaran tengah. Karakter performa yang dimiliki pada bebek hibrida tersebut ideal untuk trek panjang dengan lalu lintas lancar.

Vicky Vette Ingin Jadi Ketua Umum PSSI


Bintang film porno asal Norwegia, Vicky Vette kembali merespon kisruh sepak bola yang tengah menimpa Indonesia. Kali ini wanita berambut pirang itu ingin menggantikan posisi La Nyalla Mahmud Mattalitti sebagai Ketua Umum PSSI setelah tersandung kasus korupsi dana hibah Kamar Dagang Indonesia (KADIN) Jawa Timur. Kejaksaan Tinggi Jawa Timur juga sudah menetapkan statusnya sebagai tersangka pada hari Rabu kemarin (16/03).


“#Indonesia… bagaimana kalau saya Ketua PSSI? #ahay rt xo” tulisnya.

Sebelumnya, La Nyalla secara tegas menyatakan bahwa ia tidak akan mundur sebagai Ketua Umum PSSI, karena ia menyebut jabatannya saat ini adalah amanah dari para voters.

“Saya tidak akan mundur, karena saya dipilih berdasarkan dukungan voters. Kalau mau melengserkan saya silahkan hasut para voters untuk mencabut dukungannya,” kata La Nyalla.

Disisi lain, Vicky Vette yang saat ini sudah berusia 50 tahun memang terkenal sebagai pendukung setia timnas Indonesia. Saat Indonesia dibantai Filipina dengan skor 4-0 di Piala AFF 2014 yang lalu, ia juga sempat meluapkan kekecewaan melalui akun Twitternya dengan menggunakan bahasa Indonesia.

“#AFFSuzukiCup Philippins 4-0 Indonesia…..? #sialan ,” kicaunya.

Reaksi Warga saat Seorang Wanita Tebar Uang Rp22 Juta di Jalan


Apa yang Anda lakukan jika melihat uang di jalan? Mengambilnya, atau membiarkannya begitu saja karena itu bukan milik Anda. Mungkin jawaban orang akan berlainan, tergantung bagaimana ia melihatnya.

Tetapi bagaimana jika uang yang Anda temukan jumlahnya sangat besar? Bahkan jumlahnya bisa mencapaī puluhan juta rupiah? Bisa saja pikiran yang tadinya enggan mengambil, tergoda oleh jumlah uang yang sangat banyak itu.

Inilah yang dilakukan seorang wanita di Korea Selatan, ia melemparkan uang tunai berjumlah 2 juta won--kira-kira setara Rp22,7 juta--di sebuah jalan di Dataran Seoul pada Senin lalu. Bagaimana reaksi orang-orang yag melintas?

Namun tindakan nekadnya itu, tidak sedikit pun menarik minat orang-orang yang saat itu sedang untuk mencoba mengambil uang tersebut.

Menurut pihak kepolisian setempat, wanita berusia 56 tahun itu melemparkan uangnya sedikit demi sedikit jam 5 sore.

"Orang ramai di di sana hanya memerhatikan, mereka tidak mencoba mengambil uang tersebut,” kata juru bicara kepolisan yang kami kutip dari myhubnews.

Sebelum a melakukan aksinya, hasil penyelidikan polisi, wanita yang tidak diketahui namanya itu, telah mengambil uang sebanyak 42 juta won atau Rp447 juta di sebuah bank di Seoul.

Polisi juga menyatakan bahwa tindakan wanita itu melemparkan uangnya di hari itu, karena ingin bersedekah kepada orang-orang yang sedang berada di jalanan.

"Saya bimbang dengan uang ini menyebabkan mantan suami saya dan anak laki-laki saya akan merebut uang ini nantinya,” kata wanita itu kepada polisi setempat.

Muslim Indonesia Punya Rumah Baru di Perth



REPUBLIKA.CO.ID, PERTH -- Masyarakat Muslim Indonesia di kota Perth, Australia Barat, Senin (28/3) mulai menggunakan gedung dua lantai sebagai "rumah baru", yang mewadahi berbagai kegiatan umat Islam Indonesia di Perth.

Gedung itu, yang disebut IUC, berdiri di daerah Sevenoaks Street, Cannington, dan disewa berkat kerja sama berbagai lembaga masyarakat, termasuk Cahaya Hati, Mitra Sunda, PPIP, KIPAS, ASWA, CIMSA, dan ICMI. Prakarsa itu juga terwujud berkat dukungan PIMSI, NU Australia Barat, Muhammadiyah Australia Barat, serta beberapa pengajian dan pribadi.

"Untuk jangka pendek, kami menyewa gedung ini dulu, dengan pertimbangan tempat strategis," kata Ahmad Yani yang mewakili masyarakat Aceh di Australia Barat.

IUC terletak hanya 140 meter dari stasiun kereta Queens Park. Luas ruangan dua lantai itu 360 meter persegi dengan pagar besi agak tinggi di bagian depan, yang menghadap Sevenoaks Street.

Gedung itu juga dilengkapi dengan peturasan, dapur, serta beberapa kamar. Di bagian samping gedung terdapat lahan parkir memadai. Yani juga menyebutkan bahwa banyak masjid tersebar di Perth. 

"Yang kami butuhkan adalah gedung untuk masyarakat," katanya.

Menurut laman www.AussieMuslims.net, di Australia Barat tercatat lebih dari 30 masjid, mushola, dan tempat sholat. Beberapa masjid berafiliasi dengan kelompok Muslim dari negara tertentu, seperti, Bosnia dan Turki.

Menurut perkiraan pengurus IUC, jumlah Muslim Indonesia di Perth mencapai 1.500 orang dan mereka memiliki banyak kegiatan keagamaan, antara lain pengajian untuk anak-anak (TPA), pengajian untuk dewasa, kelas Tahsin, dan tadabbur.

Panitia penggagas pengadaan gedung masyarakat Muslim di Perth itu berharap bahwa dalam waktu dekat akan tersusun pengurus, yang bertugas menampung keperluan IUC, berikut jadwal pemakaiannya.

"Rumah baru" masyarakat Muslim di Perth itu dibuka untuk kegiatan umat sejak pukul 07.00 hingga 22.00.
Sumber : antara

Marshanda Akui Pengemis Itu Adalah Ayahnya


TEMPO.CO, Jakarta - Artis ternama Marshanda akhirnya mengakui bahwa Irwan Yusuf yang ditangkap petugas Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan saat mengemis, adalah ayahnya. Chacha, begitu sapaan akrabnya, pertama kali mengetahui kabar tersebut dari berita yang tersebar luas di media elektronik dan Internet.

"Semalam dapat kabar dari teman, yang mengirimkan link berita. Dan memang benar, dia ayahku," kata Marshanda saat mendatangi Panti Sosial Bina Insan Daya 2, Cipayung, Jakarta Timur, Senin, 28 Maret 2016. Marshanda datang bersama kekasihnya, Egi John Foreisythe, dengan mobil Alphard hitam, sekitar pukul 09.00 WIB.

Marshanda mengenakan blus hitam dan aksesori kalung dan anting. Ia pun mengaku sudah mengetahui berita ayahnya yang dibawa petugas Pelayanan, Pengawasan, dan Pengendalian Sosial (P3S) Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan, Ahad kemarin. "Iya sudah tahu. Semalam aku sudah jenguk ke sini," kata Chacha.


Tak berapa lama, seorang petugas panti menghampiri Chacha dan Egi lalu meminta keduanya untuk menunggu sampai pukul 10.00. "Nanti saja sekalian jam 10.00 ada konferensi pers," kata petugas itu. Chacha dan Egi akhirnya memutuskan untuk menunggu di dalam mobil. Wanita berusia 26 tahun itu menolak menanggapi soal sosok Irwan. "Sekalian saja ya nanti jam 10.00."

Petugas menemukan Irwan Yusuf, yang sebelumnya sempat diragukan sebagai ayah kandung Marshanda. Irwan Yusuf yang mengenakan baju lusuh terlihat di pinggir Jalan Bangka, Mampang, Jakarta Selatan, Ahad, 27 Maret 2016, langsung dibawa petugas ke panti sosial untuk diidentifikasi lebih lanjut.

Pengakuan Irwan sebagai ayah Marshanda sempat dibantah Kepala Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan Mursyidin mengaku tak ada hubungan antara pria, yang mengaku bernama Irwan Yusuf, yang diamankan petugas P3S, dan artis ternama Marshanda itu.

Mursyidin mengimbau agar informasi tersebut diluruskan, agar masyarakat tidak salah kaprah. “Kemarin yang bersangkutan kami bawa ke Panti Sosial Bina Insan, Cipayung. Seperti itu saja,” katanya. Panti sosial yang dimaksud Mursyidin adalah Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 di Ceger, Cipayung, Jakarta Timur.

Menurut dia, pria yang mengaku bernama Irwan Yusuf itu berada di panti sosial untuk identifikasi lebih lanjut. “Termasuk juga perawatan dan pembinaannya,” katanya. Mursyidin mengaku belum tahu soal konferensi pers dari Panti Sosial Bina Insan tentang pria itu. "Belum, saya juga belum dapat undangan. Mungkin saja memang ada."

Orang Sukses Benci Sifat Kurang Gairah



Dream - Seorang pria yang menghabiskan 5 tahun mempelajari hidup jutawan mandiri menemukan kebiasaan sehari-hari yang membuat Anda tidak juga menjadi kaya.

Setelah mempelajari kebiasaan sehari-hari dari 177 jutawan mandiri selama lima tahun, Thomas C. Corley menemukan bahwa mereka menghindari satu kebiasaan buruk. Menunda-nunda.

"Sifat ini mencegah seseorang, bahkan yang paling berbakat sekalipun, dari mewujudkan keberhasilan dalam hidup," tulis Corley dalam buku terbarunya, Change Your Habits, Change Your Life.

Temuan Corley itu saling mendukung dengan pernyataan penulis Napoleon Hill bahwa orang-orang terkaya juga orang-orang yang berani.

Dari 500 jutawan yang Hill pelajari di awal abad 20, dia menyatakan, "Setiap orang dari mereka memiliki kebiasaan membuat keputusan segera."

Temuan tersebut ditulis Hill pada tahun 1937 lewat karya klasiknya Think and Grow Rich.

Corley mengatakan salah satu penyebab utama orang menunda-nunda adalah kurangnya gairah. "Kita hanya ingin melakukan hal-hal yang kita ingin lakukan dan kita menunda hal-hal yang kita tidak ingin lakukan."

Jika gairah dan kekayaan terkait, tak mengherankan bahwa sangat sedikit dari kita kekurangan gairah ketika meniti karier.

"Menurut Gallup, hanya 13 persen dari karyawan 'terlibat' dalam pekerjaan mereka, atau secara emosional ikut andil dalam pekerjaan mereka," tulis Corley.

"Apakah Anda menyadarinya atau tidak, penundaan adalah alasan besar mengapa Anda susah secara finansial. Ini merusak kredibilitas Anda di hadapan atasan dan sesama rekan di tempat kerja. Hal ini juga memengaruhi kualitas pekerjaan Anda dan juga memengaruhi bisnis yang Anda atau majikan Anda terima dari pelanggan, klien, dan rekan bisnis."

Kabar baiknya adalah bahwa siapa pun dapat mengatasi penundaan. Bahkan solusinya lebih sederhana daripada yang dikira. Ia juga mencatat bahwa 'kata penundaan juga terngiang keras dan jelas di benak orang-orang yang sukses dalam kehidupan mereka'.

Namun bagaimana mereka membungkamnya? Mereka mengandalkan to-do list atau daftar prioritas untuk menyelesaikan sesuatu. Mereka membuat tenggat waktu, dan mereka bertemu dengan 'mitra yang bisa dipercaya' untuk memastikan mereka berpegang teguh pada tujuan dan tenggat waktu mereka.

Hampir semua orang rentan terhadap penundaan - tapi melawan penundaan akan membuat banyak perbedaan.

(Sumber: Businessinsider)

Mobil Low MPV China Masuk ke Indonesia


okezone - JAKARTA - Produsen mobil asal China, SAIC GM Wuling Automobile (SGMW) sedang membangun pabrik mobil di kawasan Deltamas, Bekasi, Jawa Barat. Rencanannya pabrik akan mulai beroperasi tahun depan.

Masuknya produsen mobil China ke Indonesia akan menambah persaingan pasar automotif nasional. Apalagi, produk unggulan Wuling adalah low MPV, jenis kendaraan dengan pasar yang gemuk di Tanah Air.

Lantas apa komentar PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB) selaku agen merek pemegang Mitsubishi di Indonesia? Irwan Kuncoro, operating general manager MMC marketing division PT KTB mengatakan dibutuhkan waktu yang tidak singkat agar produk mereka diterima oleh pasar di Indonesia.

"Ya mungkin kalau saya pribadi lihat masih perlu waktu untuk produk China bisa diterima. Pastinya nanti ada yang beli, cuma perlu waktu untuk diterima produknya. Tentunya yang utama butuh branding dan juga brand image," jelas Irwan.

Senada dengan Irwan, Group of Head MMC Sales Group PT KTB Imam Choeru Cahya mengatakan, untuk membangun jaringan diler dan aftersales membutuhkan waktu. "Untuk mencapai kesuksesan harus bisa mencapai hal-hal itu," tambah Imam.

Nantinya pabrik SGMW akan memproduksi mobil low MPV. Sementara itu Mitsubishi juga akan memasarkan mobil low MPV terbarunya tahun depan.

"Saya sendiri belum tahu persiapan yang mereka lakukan sudah sampai mana. Setahu saya saat ini mereka sedang bangun pabrik. Tapi persiapan ke eksternalnya yang kami belum tahu," pungkas Imam. (ton)

Dukungan Petisi Online Cabut Nobel Suu Kyi Tembus 16 Ribu

Aung San Suu Kyi


REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hanya dalam hitungan jam, petisi onlineuntuk mendesak pencabutan nobel perdamaian Aung San Suu Kyi diChange.org bertambah hingga 16 ribu lebih pendukung, pada Selasa (29/3) pukul 00.30 WIB. Padahal tiga jam sebelumnya seperti diberitakan Republika.co.id pada pukul 20.30 WIB baru 7 ribu yang mendukung petisi yang berjudul 'Take back Aung San Suu Kyi's Nobel Peace Prize' ini.

Itu artinya, petisi yang dinisiasi oleh Emerson Yuntho dan para aktivis demokrasi di Indonesia itu dalam waktu singkat banyak menarik perhatian masyarakat Indonesia. Seperti diungkap salah satu komentar petisi Fitria Apriyanti, "Saya menandatangani petisi ini karena saya tidak mau ada kerasisan dalam sebuah arti perdamaian," ungkapnya.

Hal sama juga diungkapkan pendukung petisi lainnya Muhammad Rifqi Ichsanul Hakim yang kecewa terhadap pernyataan Suu Kyi tersebut. "Seorang Pemenang nobel perdamaian harusnya menyerukan pesan perdamaian!"

Dalam petisi online di Change.org, beberapa tokoh terkenal ikut mendukung pencabutan nobel perdamaian tersebut. Beberapa di antaranya, jurnalis senior Goenawan Mohammad, Whisnutama pemilik Net Media, politikus PAN Didik J Rachbini, pengamat politik Fachru Ali, mantan Kepala Bappenas Andrinof Chaniago dan politikus PPP Suharso Monoarfa.


Diketahui, desakan pencabutan nobel perdamaian Suu Kyi ini mendapatkan perhatian publik setelah media Inggris, The Independent mengungkap sikap rasial Suu Kyi. Pernyataan rasial Aung San Suu Kyi tersebut disampaikannya usai diwawancara presenter acara BBC Today, Mishal Husain, pada 2013 lalu. Kekesalan Suu Kyi disebabkan pertanyaan yang diajukan Husain mengenai penderitaan yang dialami Muslim di Myanmar.

Wawancara yang terjadi pada 2013 ini baru dipersoalkan sekarang karena biografi Suu Kyi yang ditulis oleh Peter Popham. Seperti dikutip The Independent, Suu Kyi terdengar marah-marah dan mengatakan "Tidak ada yang memberitahuku akan diwawancarai oleh seorang Muslim," dalam buku biografi karya Peter Popham baru-baru ini.

RS Keluarga Kudus Polandia Biarkan Bayi Baru Lahir Menangis hingga Meninggal

Saksi mengungkapkan bahwa staf medis tidak hadir untuk neonatus atau periode bayi baru lahir dan meninggalkan bayi hingga meninggal.

Citizen6, Polandia - Seorang bayi yang baru berusia 24 minggu lahir pada 7 Maret 2016 setelah dua upaya aborsi yang gagal. Bahkan, bayi tersebut dibiarkan meninggal setelah menangis dan berteriak selama satu jam.

Saksi di Rumah Sakit Keluarga Kudus di Warsawa, Polandia, mengungkapkan bahwa staf medis tidak hadir untuk neonatus atau periode bayi baru lahir dan meninggalkan bayi hingga meninggal. Dilansir elitereaders.com, Minggu (27/3/2016), Anna Wiejack, wartawan Polandia yang pertama kali melaporkan insiden tersebut mengatakan, "Jeritan anak ini begitu traumatis bagi orang-orang yang mendengarnya dan mereka juga tidak akan pernah melupakannya."

Insiden ini akhirnya dilaporkan ke Fr Ryszard Halwa, seorang imam Katolik dan Direktur SOS Foundation, oleh staf medis yang ingin tetap anonim karena takut bahwa ia akan kehilangan pekerjaannya. Wiejack melaporkan bahwa mantan direktur rumah sakit sudah dipecat karena menolak untuk mengugurkan bayi.

Juru bicara rumah sakit Dorota Jaslowska-Niemyska menyatakan bahwa ada seorang pasien perempuan yang datang pada tanggal 23 untuk memeriksakan kehamilannya ke rumah sakit. Setelah menjalankan beberapa tes, ditemukan bahwa bayi yang ada dalam kandungan mengalami down syndrome. Jaslowska-Niemyska mengklaim bahwa semua peristiwa yang terjadi dan prosedur medis yang dilakukan sesudahnya sesuai dengan hukum serta martabat pasien dan janinnya.

Bartosz Lewandowski, seorang pengacara dari Ordo Iuris Institute, mengatakan bahwa staf medis dapat dituduh melakukan tindak pidana karena tidak memberikan pelayanan kepada anak yang hidupnya dalam bahaya. Staf medis bahkan mungkin menghadapi tuduhan pembunuhan. Dalam sebuah wawancara dengan Salve TV, Lewandowski menegaskan bahwa dokter di Polandia tidak memiliki kode etik yang jelas bahwa anak yang belum lahir dianggap sebagai pasien yang layak untuk menerima perhatian medis, karena terlepas jika ibu tidak ingin anak untuk hidup.(ul)