بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم Rochmany's Blog: 01/22/13
Go Green

Clock Link

Tuesday, January 22, 2013

Mengenal Jalan Raya Pos, Anyer - Panarukan


Peta Jalan Raya Pos di Masa Hindia Belanda




0 Kilometer di Anyer

Jalan Raya Pos adalah jalan yang panjangnya kurang lebih 1000 km yang terbentang sepanjang utara Pulau Jawa, dari Anyer sampai Panarukan. Dibangun pada masa pemerintahan Gubernur-Jenderal Herman Willem Daendels. Pada tiap-tiap 4,5 kilometer didirikan pos sebagai tempat perhentian dan penghubung pengiriman surat-surat. Tujuan pembangunan Jalan Raya Pos adalah memperlancar komunikasi antar daerah yang dikuasai Daendels di sepanjang Pulau Jawa dan sebagai benteng pertahanan di Pantai Utara Pulau Jawa. Untuk mempertahankan Pulau Jawa dari serangan Inggris, Daendels membutuhkan armada militer yang kuat dan tangguh. Daendels membentuk pasukan yang berasal dan masyarakat pribumi. Daendels kemudian mendirikan pendidikan militer di Batavia, dan tempat pembuatan atau pabrik senjata di Semarang.

Ketika baru saja menginjakkan kakinya di Pulau Jawa, Daendels berangan untuk membangun jalur transportasi sepanjang pulau Jawa guna mempertahankan Jawa dari serangan Britania. Angan-angan Daendels untuk membangun jalan yang membentang antara Pantai Anyer hingga Panarukan, direalisasikannya dengan mewajibkan setiap penguasa pribumi lokal untuk memobilisasi rakyat, dengan target pembuatan jalan sekian kilometer. Yang gagal, termasuk para pekerjanya, dibunuh. Kepala mereka digantung di pucuk-pucuk pepohonan di kiri-kanan ruas jalan. Gubernur Jenderal Daendels memang menakutkan. Ia kejam, tak kenal ampun. Dengan tangan besinya jalan itu diselesaikan hanya dalam waktu setahun saja (1808). Suatu prestasi yang luar biasa pada zamannya. Karena itulah nama Daendels dan Jalan Raya Pos dikenal dan mendunia hingga kini.



Di daerah Bandung khususnya dan daerah Priangan umumnya, Jalan Raya pos mulai dibangun pertengahan tahun 1808, dengan memperbaiki dan memperlebar jalan yang telah ada. Di daearh Bandung sekarang, jalan raya itu adalah Jalan Jenderal Sudirman - Jalan Asia Afrika - Jalan A. Yani, berlanjut ke Sumedang dan seterusnya. Untuk kelancaran pembangunan jalan raya, dan agar pejabat pemerintah kolonial mudah mendatangi kantor bupati, Daendels melalui surat tanggal 25 Mei 1810 meminta Bupati Bandung dan Bupati Parakanmuncang untuk memindahkan ibukota kabupaten, masing-masing ke daerah Cikapundung dan Andawadak (Tanjungsari), mendekati Jalan Raya Pos.

Ketika Jalan Raya Pos sampai di kota Sumedang dimana pembangunan jalan harus melalui daerah yang sangat berat ditembus, di daerah Ciherang Sumedang, yang kini dikenal dengan nama Cadas Pangeran. Para pekerja paksa harus memetak pegunungan dengan peralatan sederhana, seperti kampak, dan lain-lain. Dengan medan yang demikian beratnya inilah untuk pertama kalinya ada angka jumlah korban yang jatuh mencapai 5000 orang.


Ketika pembangunan jalan sampai di daerah Semarang, Daendels mencoba menghubungkan Semarang dengan Demak. Kembali medan yang sulit menghadang. Bukan hanya karena tanahnya tertutup oleh rawa-rawa pantai, juga karena sebagian daripadanya adalah laut pedalaman atau teluk-teluk dangkal. Untuk itu kerja pengerukan rawa menjadi hal utama. Walau angka-angka korban di daerah ini tidak pernah dilaporkan, mudah diduga betapa banyaknya kerja paksa yang kelelahan dan lapar itu menjadi makanan empuk malaria yang ganas.



Tahun 1808-1811 Surabaya di bawah pemerintahan langsung Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels. Pada masa itu Surabaya dijadikan sebagai kota Eropa kecil. Surabaya dibangun menjadi kota dagang sekaligus kota benteng.
Quote:Sumber Inggris melaporkan seluruh korban yang tewas akibat pembangunan Jalan raya Pos sebanyak 12.000 orang. Itu yang tercatat, diyakini jumlah korban lebih dari itu. Tak pernah ada komisi resmi yang menyelidiki.

Kota-kota yang dilalui Jalan Raya Pos adalah sebagai berikut:
1. Anyer
2. Serang
3. Tangerang
4. Jakarta
5. Bogor
6. Sukabumi
7. Cianjur
8. Bandung
9. Sumedang
10. Cirebon
11. Brebes
12. Tegal
13. Pemalang
14. Pekalongan
15. Kendal
16. Semarang
17. Demak
18. Kudus
19. Rembang
20. Tuban
21. Gresik
22. Surabaya
23. Sidoarjo
24. Pasuruan
25. Probolinggo
26. Panarukan

Kerja Rodi: 





Cadas Pangeran: 



Puncak: 



Jatinegara: 



Bandung: 




Postweg: 



http://id.wikipedia.org/wiki/Jalan_Raya_Pos


http://life-hidup.blogspot.com/2011/01/kisah-jalan-raya-pos.html

4 Hewan Liar Saat Banjir Jakarta

Jakarta di kepung banjir dimana mana, di saat warga panik dengan harta dan benda serta keselamatan keluarganya, siapa sangka Banjir membawa mahluk hidup yang ada di dalam sungai ke pemukiman penduduk. sebagian hewan- hewan ada yang berbahaya, akan tetapi warga berhasil menangkapnya.

Dalam catatan detikcom, sedikitnya ada empat hewan yang dilaporkan berhasil ditangkap warga. Lokasi penangkapannya cukup mengejutkan, karena ada yang di daerah protokol, hingga pemukiman warga, yang jarang disinggahi hewan-hewan itu.



1 Biawak di Sarinah: 


Biawak di Jl MH Thamrin Sarinah sempat mengagetkan warga pada Kamis (17/1) kemarin. Sebab, kawasan itu sangat jarang ditemui binatang liar, apalagi biawak. Sontak saja, sang biawak langsung jadi perhatian.

Dua orang warga terlihat menangkap seekor biawak berukuran sedang. Tak lama, biawak itu langsung diamankan.

Lalu, biawak juga terlihat di Jl Sumenep, Menteng, Jakarta Pusat. Salah seorang pengguna twitter dengan akun @bonitawisnuw memposting sebuah foto biawak yang sedang berdiam di pinggiran jalan.

Warga di Taman Sari, Jakbar, juga mengaku menemukan biawak. Namun saat dicek, biawak itu sudah berubah jadi daging sate. Yang tersisa, hanya kepalanya saja.



2 Ular Piton di Benhil: 


Tak hanya biawak, ular piton juga terlihat di lokasi banjir di Jakarta. Kali ini, warga melihat penampakan ular besar itu di kawasan Bendungan Hilir, Jakarta Pusat.

Salah seorang warga Benhil, Rizki Herdiansyah, melaporkan penemuan ular ini. Menurut dia, ular bernama latin Python reticulatus itu memiliki panjang dua meter.

Menurut Rizki, ular itu ditangkap saat banjir menggenangi wilayah Benhil setinggi pinggang orang dewasa. Hingga pukul 13.00 WIB, banjir di lokasi tersebut masih belum surut.

Piton adalah jenis ular yang tak berbisa, namun memiliki daya lilit kuat yang luar biasa.



3 Ikan Lele di Thamrin: 


Seiring dengan surutnya air di kawasan Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, muncul ikan-ikan yang terbawa hanyut dari sungai. Salah satunya ikan lele.

Warga mulai mencari ikan sekitar pukul 10.00 WIB, Jumat (18/1/2013). Ikan-ikan itu tersebar di pinggiran jalan Thamrin, tepat di depan halte busway Sarinah.

Ada sebagian yang terselimuti lumpur. Ada juga ikan yang masuk ke dalam saluran air. Hap! Sekitar 8 orang warga dengan sigap menangkap ikan-ikan tersebut.

Rouf, salah seorang warga Sabang, mengaku sudah mengantisipasi bakal banyak ikan setelah banjir di Thamrin. Dia sudah mendapatkan beberapa ekor, termasuk ikan lele berukuran cukup besar.


4 Ular Piton di Kebon Manggis: 


Warga Kebon Manggis, Jakarta Timur, dikagetkan dengan munculnya ular piton di lokasi banjir. Setelah 'dikeroyok', ular tersebut akhirnya bisa ditangkap dan diamankan warga.

Ular sepanjang 1,5 meter itu muncul di tengah pemukiman warga. Namun dia tak sempat menyerang siapa pun.

Setelah ditangkap, ular itu jadi tontonan. Bahkan ada seorang warga yang memperagakan aksi dengan menciumnya.



http://news.detik..com/read/2013/01/18/165649/2146601/10/4-hewan-liar-yang-mengejutkan-warga-saat-banjir

Negara-negara yang Pernah Memindahkan Ibukota

Wacana mengenai perpindahan Ibu Kota Jakarta, Indonesia, terus bergulir kencang lantaran metropolitan dinilai sudah terlalu padat. Sejatinya Jakarta hanya bisa menampung 800 ribu jiwa, namun membengkak hampir 10 juta orang. Bahkan di siang hari bisa mencapai 13 juta sebab pendatang dari wilayah perbatasan seperti Kota Bekasi, Tangerang, Depok, dan sebagainya.


Bukan hanya Jakarta yang tengah berpikir untuk pindah, setidaknya ada lima negara pernah melakukan hal sama dan sukses meski harus berupaya keras. Kesadaran masyarakat dan kemauan membangun pusat pemerintahan baru menjadi kunci keberhasilan negara-negara ini dalam memindahkan pusat kota.

Negara mana saja sukse memindahkan ibu kotanya? Berikut ulasannya.


1. Brasil


Kurun waktu 1763 hingga 1960, Ibu Kota Rio de Janeiro menjadi pusat negara Brasil, namun kini sudah berpindah ke Brasilia.

Pemindahan ini atas prakarsa mantan Presiden Juscelino Kubitschek menilai kawasan itu sudah terlalu padat dan tidak tertib. Namun di masa awal memindahkan ibu kota, dia malah susah payah menghijrahkan fungsi-fungsi pemerintah bahkan dua dekade setelah itu, pemerintah masih mengiming-imingi warga dengan uang bagi yang mau menetap di Brasilia.


2. India


Barangkali hanya India yang sukses memindahkan ibu kota mereka dari Delhi ke New Delhi lantaran masih satu wilayah. Tidak ada kesulitan berarti saat memindahkan pusat pemerintahan dan masyarakat New Delhi langsung terbiasa dengan perpindahan itu.
New Delhi resmi menjadi ibu kota India pada 1911


3. Australia


Selama berdirinya negara Australia, Kota Melbourne menjadi ibu kota pertama sebelum akhirnya dipindahkan ke Canberra pada 1927.

Pemindahan ini merupakan hasil sayembara internasional pada 1911 saat pemerintah ingin menetapkan ibu kota baru. Syarat menjadi ibu kota baru yakni mempunyai taman kota dengan danau besar di pusat kotanya dan hanya Canberra memenuhi syarat.

Nama Canberra diberikan oleh Lady Denman, istri mantan Gubernur Melbourne pada 1913. Kata ini berasal dari bahasa aborigin, suku asli negara itu berarti tempat bertemu.


4. Pakistan


Pakistan telah memindahkan ibu kota mereka dari Karachi ke Islamabad. Perpindahan ini telah direncanakan dengan matang. Pemerintah Pakistan sudah lebih dulu membangun Islamabad sebelum akhirnya pusat pemerintahan negara itu pindah secara sah pada 1960.

Pertumbuhan penduduk di Islamabad mengalami kemajuan pesat sejak menjadi ibu kota. Dari populasi 100.000 irang menjadi hampir dua juta.


5. Inggris


Inggris pernah memindahkan ibu kotanya dari Winchester ke London pada 1066. Hampir sama dengan Pakistan, perpindahan ini pun tidak menimbulkan efek sosial masyarakat yang berarti sebab London memang sudah ramai populasinya.

London menjadi ibu kota paling pesat berkembang dan zona perkotaan terbesar di Uni Eropa berdasarkan luas wilayah.


http://www.kaskus.co.id/www.merdeka.com/dunia/lima-negara-ini-pernah-mengalami-perpindahan-ibu-kota/inggris.html

Andhika Mahesa Melamar Caca

Tak ada keluarga Andhika Mahesa yang datang di prosesi lamarannya dengan Caca. Ibunda Andhika, Sulistiawati banjir air mata.


http://id.omg.yahoo.com/video/melamar-caca-tak-ada-keluarga-112121355.html

Hary Tanoe Jadi Rebutan Parpol Lain

TRIBUNNEWS.COM

Hary Tanoe Jadi Rebutan Parpol Lain

JAKARTA--Setelah hengkang dari Partai Nasdem, konglomerat media Hary Tanoe jadi primadona bagi partai-partai politik kontestan Pemilu 2014.

"Pak Hary cukup mudah (pindah partai), karena banyak partai ingin beliau bergabung," ungkap Wakil Sekjen Partai Nasdem, Syaiful Haq.

Kendati demikian, Syaiful mengaku tak tahu, apakah Hary Tanoe akan bergabung dengan partai lain pascakeluar dari Nasdem. "Yang pasti, beliau mundur karena tidak sejalan dengan yang di dalam partai," kata Syaiful.

Menurut Syaiful, peran Hary Tanoe sangat besar dalam membangun Nasdem hingga masuk jajaran elite parpol di Tanah Air. Publikasi besar besaran melalui media miliknya, MNC Group, Nasdem dikenal secara luas publik. "Dari partai belum apa apa, dan menjadi (besar) seperti sekarang," tegasnya.

Syaiful menilai mundurnya Hary Tanoe yang diikuti Sekjen Ahmad Rofiq, Ketua DPP Endang Tirta dan dirinya merupakan blunder bagi Nasdem.

Syaiful mengakui setelah ia mengumumkan pengunduran diri dari Ketua Dewan Pakar Nasdem, sejumlah Parpol unjuk minat menggaetnya. Partai pimpinan Megawati Soekarnoputri konon membutuhkan sosok Hary Tanoe untuk akses media.

"Khusus HT, PDIP akan diuntungkan in terms of access to media. Itu kali bargain-nya?" kata Politisi PDIP, Eva Kusuma Sundari.

Tak hanya PDIP, Hanura pun kepincut. Wakil Ketua DPP Partai Hanura, Akbar Faizal mengaku bahkan telah berkomunikasi dengannya. "Kami siapkan karpet merah untuknya di Hanura. Kami sudah lama membangun komunikasi dengan Hary Tanoe," katanya.

Partai Gerindra yang didirikan Letjen (Purn) TNI Prabowo Subianto juga tak mau ketinggalan. "Kalau Hary Tanoe ikut Gerindra, kita akan pertimbangkan baik baik," kata Anggota Dewan Pembina Gerindra, Martin Hutabarat.

Namun, Martin belum dapat menjelaskan, apakah partainya akan menarik Hary Tanoe. "Kalau itu harus saya omong dulu ke Pak Prabowo. Masalahnya orang penting," katanya.

Partai Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) juga berminat menggaet Hary. Ketua Fraksi PKB, Marwan Jafar memastikan kesiapan partainya menampung bos MNC Group itu. "Kalau Hary Tanoe mau pindah ke PKB, kami welcome sekali," katanya.

Izinkan Sunat Perempuan, Menkes Dikecam

TEMPO.CO


Jakarta - Komisi Nasional Antikekerasan terhadap Perempuan menilai khitan perempuan sebagai diskriminasi terhadap reproduksi perempuan. "Anehnya Kementerian Kesehatan sebagai institusi negara bisa disetir oleh MUI (Majelis Ulama Indonesia) yang hanya organisasi massa," kata Komisioner Bidang Reformasi Hukum dan Kebijakan Komnas Perempuan, Ninik Rahayu, kepada Tempo, Senin, 21 Januari 2013.

Menurut dia, sunat dapat merusak alat kelamin perempuan tanpa alasan yang jelas. Ninik mengatakan, regulasi tentang sunat perempuan pernah dilarang melalui surat edaran Kementerian Kesehatan pada 2006. Tapi, pada 2008, Majelis mengeluarkan fatwa yang membolehkan khitan perempuan. Setelah itu, Kementerian menerbitkan peraturan menteri yang membolehkan khitan asalkan sesuai dengan standar kesehatan dan agama.

Majelis Ulama Indonesia dan sejumlah organisasi massa Islam menolak pelarangan khitan atau sunat pada perempuan. MUI meminta seluruh rumah sakit dan pusat kesehatan masyarakat harus melayani permintaan khitan perempuan. "Yang kami tolak itu pelarangan, jadi kalau ada permintaan khitan jangan ditolak," kata Ketua MUI KH Ma'ruf Amin di kantornya.

Pernyataan MUI dan organisasi Islam ini menanggapi beredarnya surat Direktur Bina Kesehatan Masyarakat tertanggal 20 April 2006 tentang larangan sunat perempuan bagi petugas kesehatan. Akibatnya, hampir sebagian besar bayi perempuan tak lagi disunat. Menurut surat itu, sunat perempuan tak bermanfaat bagi kesehatan, justru merugikan dan menyakitkan.

Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi menampik pihaknya melarang sunat perempuan seperti berita yang berkembang selama ini. Peraturan Menteri Kesehatan justru mengizinkan perempuan disunat, asalkan memenuhi syarat kesehatan.

Ninik mempertanyakan standar kesehatan yang diterapkan Kementerian bagi tenaga medis untuk menangani sunat perempuan. "Standar yang bagaimana? Tenaga medis kita tidak pernah dilatih untuk melakukan sunat perempuan," kata Ninik. Dia berkukuh di bidang agama, sunat perempuan hanya tradisi, bukan perintah agama. "Tidak ada hubungan antara kesalehan perempuan dengan dikhitan atau tidak," kata Ninik.

Pasca Banjir Besar, Buaya Berkeliaran

MERDEKA.COM

Pasca banjir besar, buaya berkeliaran di pemukiman warga

Banjir tak hanya membawa sampah, lumpur, dan pasir, hewan–hewan liar seperti buaya juga terbawa hingga hadir di sekitar pemukiman warga. Banjir yang melanda sebagian wilayah Banten membuat buaya yang ada di sungai ikut hanyut dan banyak ditemukan di pemukiman warga. 

Dua hari terakhir pasca banjir, warga di sekitar Sungai Cidurian kerap melihat buaya hadir di sekitar pemukiman. Agus (36) salah satu warga Kampung Pajagan, Desa Cikande, Kecamatan Cikande, Kabupaten Serang mengatakan kerap melihat langsung buaya. Namun warga tak memiliki nyali untuk mengamankan, kondisi buaya yang besar dan panjang membuat warga takut dan memilih untuk menjauh.

"Setelah banjir, dua buaya sering terlihat namun warga tak berani menangkap," ujar Agus kepada wartawan, Senin (21/1).

Kondisi ini membuat warga resah terlebih belakangan informasi dari pesan singkat yang tersebar banyak mengatakan, hewan liar seperti buaya banyak berkeliaran pasca banjir. Warga memastikan buaya yang berkeliaran berasal dari penangkaran, walau tidak dalam jumlah ratusan seperti isu yang marak beredar beberapa hari ke belakang.

"Besar dan cukup panjang, karena sering terlihat membuat takut dan sangat meresahkan,” tambah Agus.

Kondisi berbeda diungkapkan Suhendar salah satu penjaga penangkaran buaya di wilayah Cikande. Suhendar mengatakan tidak ada buaya yang lepas dan hingga saat ini jumlah buaya dalam kondisi aman pasca banjir melanda.

"Pihak perusahaan sedang tidak di tempat, namun saya memastikan tidak ada buaya yang lepas, kemungkinan itu buaya rawa," ujar Suhendar.

Diadili Karena Sosis

TEMPO.CO 


Boras--Senjata tajam atau senjata api memang berbahaya. Barang siapa sembarangan menggunakannya bisa kena pasal pidana. Namun bagaimana dengan senjata tumpul macam sosis? Ini sosis biasa yang kita makan. Tapi gara gara sosis ini, seorang wanita di Swedia dikenakan dakwaan.

Seorang wanita yang tak dikenal di Swedia Selatan didakwa karena menyerang seorang pria dengan sosis Falukorv, jenis sosis khas Swedia. Wanita umur 50 tahun itu didakwa karena melemparkan wajan berisi sosis Falukorv kepada pria 67 tahun.

November lalu, wanita itu sedang adu pendapat dengan pria tetangganya itu. Karena terbawa emosi, melayanglah wajan penggorengan. Wajan itu meleset dari target. Namun sosisnya kena sasaran.

Si pria tak terima, lalu mengadu ke penegak hukum dengan laporan penyerangan dan ancaman yang mematikan. Kasus ini sedang disidangkan. Tak hanya itu. Si pria juga menuntut ganti rugi 850 kron atau sekitar Rp 1,3 juta karena celananya rusak dalam kejadian itu. Simak berita unik lainnya.