بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم Rochmany's Blog: 10/13/13
Go Green

Clock Link

Sunday, October 13, 2013

10 Kiper Cadangan Paling Sabar

Setiap pemain sepakbola pasti tidak ingin menghabiskan kariernya hanya duduk dibangku cadangan, namun para kiper ini dengan sabar menghabiskan sebagian kariernya menjadi penghangat bangku cadangan.

10. Raimond van der Gouw (Manchester United, 1996-2002)


Setelah sukses 13 tahun berkarier di negara asalnya, Belanda, Raimond van der Gouw memtuskan hijrah ke Manchester United untuk menjadi pelapis dari Peter Schmeichel. Selama 6 tahun bersama MU, Ia hanya bermain sebanyak 37 kali sampai akhirnya hijrah ke West Ham dan pensiun di Belanda bersama AGOVV pada usia 44 tahun.
Ia menjadi bagian dari tim MU yg meraih treble di tahun 1999.


9. Júlio Sérgio (AS Roma, 2006-...)


Sempat menjadi kiper utama Santos, Julio Sergio memutuskan untuk bergabung dengan AS Roma pada tahun 2006. Sayang kariernya banyak dihabiskan sebagai pengganti Alexander Doni, Marteen Stekelenburg sampai yg kiper utama sekarang Morgan De Sanctis. Walaupun begitu Ia masih bertahan sampai sekarang menjadi kiper ketiga dibelakang Morgan De Sanctis dan Bogdan Lobont. Ia sudah bermain sebanyak 49 kali bersama AS Roma di Serie-A.


8. Stuart Taylor (Arsenal, 1997-2005)


Delapan tahun berseragam Arsenal, Stuart Taylor hanya bermain sebanyak 18 kali, termasuk 10 kali saat musim 2001-2002 sehingga Ia berhak mendapat medali juara Premiership. Sempat digadang-gadang menjadi salah satu kiper paling potensial di Inggris, kariernya “mati” selepas pindah dari Arsenal. Ia kini menghabiskan kariernya sebagai kiper cadangan di beberapa klub seperti Aston Villa, Manchester City sampai Reading.


7. Henrique Hilário (Chelsea, 2006-...)


Kiper yg sempat terkenal karena ketiban “durian runtuh” saat Petr Cech dan Carlo Cudicini cedera sehingga Hilario dipercaya menjadi kiper utama Chelsea saat itu. Awal kariernya tidak buruk karena menjadi kiper utama selama di Naval dan Academica sehingga FC Porto memboyongnya untuk menjadi pelapis Vitor Baia. Namun ia gagal masuk skuad inti dan dipinjamkan ke 4 klub sampai mendapatkan kembali performanya bersama Nacional Madeira.
Selama 7 tahun di Chelsea sejak 2006, Hilario hanya bermain sebanyak 20 kali di Premiership, namun Ia sempat dipanggil ke timnas Portugal menjadi kiper cadangan Ricardo di kualifikasi Piala Dunia 2010. 
Dengan kedatangan Mark Schwarzer, kini Ia hanya menjadi kiper ketiga di Chelsea.


6. Steve Harper (Newcastle United, 1993-2013) 


Selama 20 tahun menjadi bagian dari Newcastle United, Steve Harper bemain cukup banyak yakni 157 kali namun sebagian besar karena kiper utamanya cedera. Dari zaman Pavel Srnicek sampai Shay Given, Harper tabah duduk di bangku cadangan dan sebanyak 6 kali Ia dipinjamkan ke klub lain. Namun ketika Newcastle degradasi pada musim 2010-2011, Ia menjadi kiper utama di kompetisi kasta kedua Inggris dan amat berjasa membantu timnya kembali promosi ke Premier League walau harus kembali jadi cadangan. 
Kini Ia masih aktif bermain dan bergabung dengan Hull City.


5. Albert Jorquera (Barcelona, 1998-2009)


Bergabung dengan Barcelona sejak 1998, Ia masih satu angkatan dengan Victor Valdes namun beda nasib. Setelah menembus skuad utama pada tahun 2003, Ia hanya bermain sebanyak 7 kali selama 6 tahun di tim senior Barcelona. Perjuangan 5 tahun dari Barcelona C sampai ke senior seakan tak berbekas setelah Ia “dibuang” ke Girona tahun 2009 dan langsung pensiun saat musim itu berakhir.


4. Rémy Vercoutre (Olympique Lyonnais, 2002-...) 


Kesabaran yang membuahkan hasil, itulah yang menggambarkan Remy Vercoutre saat ini. Berada di bawah bayang-bayang Gregory Coupet dan Hugo Lloris selama 10 tahun, kini Ia dipercaya menjadi kiper utama Olympique Lyonnais setelah Lloris hijrah ke Tottenham pada 2012 lalu. Memulai karier bersama Montpellier selama 6 tahun, Ia hijrah ke Lyon tahun 2002 dan sempat menjadi bagian dari skuad Lyon yang menjuarai Ligue 1 6 kali berturut-turut.


3. Michelangelo Rampulla (Juventus, 1992-2002) 


Jika ditanya siapa kiper Juventus pasti orang menjawab Gianluigi Buffon atau Angelo Peruzzi dan Edwin van der Sar sebelumnya. Tapi kalau Michelangelo Rampulla ?! mungkin hanya Juventini sejati yg mengenalnya. Selama 10 tahun membela Juventus, Ia hanya menjadi kiper kedua atau bahkan ketiga dan hanya bermain sebanyak 49 kali. Walaupun sempat menjadi kiper utama selama 7 tahun di Cremonese, tapi Ia setia menjadi kiper cadangan di Juventus sampai akhir kariernya. 
Sekarang Ia menjadi pelatih kiper di Guangzhou Evergrande bergabung dengan Marcello Lippi dan bahkan menjadi pelatih kiper di Juventus sampai 2010.


2. Paolo Orlandoni (Internazionale Milan, 1988-1998, 2005-2012) 


Setelah 10 tahun menghabiskan kariernya sebagai kiper pinjaman sebanyak 7 kali, Paolo Orlandini kembali ke klub yg membinanya, Internazionale Milano, selama 7 tahun sebagai kiper ketiga. Sempat bermain 2 tahun untuk Reggina, 4 tahun di Piacenza bahkan menjadi kiper kedua di Lazio selama 1 tahun, akhirnya Ia memutuskan untuk menjadi pelapis Julio Cesar dan Francesco Toldo. Selama 7 tahun, Ia hanya bermain sebanyak 4 kali di Serie-A dan 1 kali di Liga Champions saat kalah 3-0 dari Werder Bremen tahun 2010.

1. Valerio Fiori (AC Milan, 1999-2008)


Mungkin dialah kiper paling “sabar” dan “profesional”. Betapa tidak, selama 9 tahun berkarier di AC Milan, Fiori hanya bermain 1 kali di Serie-A dan 1 kali di Coppa Italia!!! Satu-satunya penampilan Serie-A nya terjadi kala kalah 4-2 dari Piacenza. Ia menjadi pelapis dari Sebastiano Rossi, Christian Abbiati sampai Dida. Sebelum menjadi kiper AC Milan, Ia sempat menjadi kiper utama Lazio selama 7 tahun dan Cagliari selama 3 tahun. Sekarang Ia menjadi pelatih kiper AC Milan.

wikipedia dan google

Mereka yang Akhirnya Bisa Naik Haji

Kisah Inspiratif Loper Koran Naik Haji


JOMBANG - Kegigihan Mohamad Anwar (53), warga Desa Glagahan, Kecamatan Perak, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, patut ditiru. Cita-citanya berangkat ke Tanah Suci akhirnya bisa tercapai berkat kerja keras selama bertahun-tahun.

Tanpa mengenal lelah Anwar tiap hari gigih bekerja sebagai tukang loper koran, sisa dari hasil kerjanya yang sedikit itu lantas ditabung selama lebih dari lima tahun hingga berhasil melunasi ongkos naik haji.

Tak ada yang menyangka dengan kerja kerasnya itu tamatan sekolah dasar ini juga bisa menyekolahkan tiga anaknya hingga lulus perguruan tinggi. Bila tak ada aral melintang, bapak tiga anak ini akan berangkat bersama 800 calon jamaah haji asal Jombang pada 16 September 2013 ke tanah suci.

Kisah Anwar bisa naik haji bermula saat ia keliling mengantar koran pada 2008 silam. Saat itu laju sepeda motornya terhenti saat ada kerumunan warga di tengah jalan yang tengah berdoa atas tetangganya yang hendak berangkat haji.

Saat itu dengan mata berkaca-kaca Anwar ikut mengangkat tangan mengamini doa terhadap warga yang hendak berangkat haji tersebut sambil berharap kelak juga bisa berangkat haji.

“Atas saran dari salah seorang pengurus haji di Kabupaten Jombang, saya lantas nekat menjual sepeda motor saya seharga Rp3,5 juta dan menggunakan uang tersebut untuk mendaftarkan diri berangkat haji. Lalu setiap bulan saya membayar kekurangannya dengan cara mengangsur,” ujarnya.

Meski harus sering kena denda karena telat membayar angsuran di bank dengan berhutang ke sana kemari atau gali lobang tutup lobang, lima tahun kemudian Anwar akhirnya bisa melunasi seluruh biaya tersebut hingga tahun ini ia dipastikan akan dapat berangkat haji.

Dalam kesehariannya ketika matahari baru terbit Anwar selalu mengambil dan mengemas koran-koran yang datang untuk diantar ke para pelanggan. Setelah semuanya siap, dengan menggunakan sepeda motor kreditan yang masih belum lunas Anwar langsung tancap gas keliling dari satu desa ke desa lainnya.

Anwar kini merasa bahagia karena bisa berangkat haji. Tiga putranya juga telah bergelar sarjana pendidikan dan semuanya telah bekerja sebagai guru di sejumlah sekolah. Tidak seperti dirinya yang hanya lulusan sekolah dasar dan tiap hari mencari rizki di jalanan.
(Mukhtar Bagus/Sindo TV/ful)


21 Tahun Jadi Loper Koran, Anwar Akhirnya Naik Haji


VIVAnews - Muhammad Anwar, warga Gelagahan, Jombang, Jawa Timur, tampak bangga saat mengenakan seragam jamaah Haji Indonesia. Pria berusia 55 tahun ini akan berangkat ke Tanah Suci bersama 800 jamaah Haji asal Jombang hari ini.

Sehari-hari, Anwar bekerja sebagai loper koran. Tanpa mengenal lelah ia mengemas dan mengantarkan koran. Pekerjaan ini sudah ia lakoni selama 21 tahun.

Meski hidup pas-pasan, sebagai seorang muslim, Anwar bercita-cita pergi Haji. Pada tahun 2008, ia nekat mengikuti program dana talangan haji di sebuah bank. Biaya itu dia peroleh dengan menggadaikan BPKB motornya.

Anwarpun menyisihkan uangnya yang tak seberapa untuk membayar angsuran ke bank. Tak jarang ia kena denda karena terlambat membayar angsuran.

Berkat doa dan kerja keras, dalam waktu lima tahun Anwar bisa melunasi ongkos naik haji. Ia kerap menitikkan airmata haru jika mengingat perjuangannya itu.


"Saya sangat bangga, mendapat kebahagiaan dari Allah. Saya tidak bisa membayangkan, walaupun ada pemotongan kuota, saya terus berdoa dan berdoa, mudah-mudahan saya tidak sampai termasuk yang 20 persen, dan Alhamdulillah, termasuk teman saya semua diberikan kelancaran oleh Allah," ucapnya sambil terisak.

Anwar kini bahagia karena telah bergabung pada kloter 12 embarkasi Surabaya. Bapak tiga orang anak ini berharap bisa menyelesaikan seluruh rangkaian Haji dengan sempurna dan kembali ke Tanah Air menjadi Haji yang mabrur.



26 Tahun Menabung, Tukang Becak Naik Haji


JEMBER, KOMPAS.com — Sore itu raut wajah Abdullah (65), warga Dusun Klanceng, Desa Ajung, Kecamatan Ajung, Jember, Jawa Timur, terlihat lelah, Selasa (23/9/2013). Saat Kompas.com bertamu ke rumahnya, ia baru saja datang selesai berbelanja untuk kebutuhan persiapan haji.

"Sudah lama Mas menunggu?" sapanya ramah. Sehari-hari, dia adalah tukang becak dengan penghasilan tak menentu. Bukan sekali dua kali, dia bisa pulang tanpa membawa uang bila tak ada yang menggunakan jasanya.

"Setiap hari, biasanya saya dapat Rp 15.000-20.000," kata Abdullah. Namun, pada 7 Oktober 2013, dia akan menjadi salah satu calon jemaah haji yang bertolak ke Tanah Suci. Dia berangkat dengan kelompok penerbangan 62 Jember.

Bukan karena mendapat durian runtuh, Abdullah dapat berangkat ke Mekkah. Dia sudah memulai tekad bisa berhaji sejak 1987. Selama 26 tahun ini, dia tekun menabung. "Saya kalau nabung tidak setiap hari, kadang tiga hari (sekali), bahkan jika tidak ada yang sisa menarik becak, saya baru satu minggu menabung. Itu pun sekali menabung saya hanya Rp 25.000," kenangnya.

Ayah tiga orang anak ini mengaku sudah lama menjadi tukang becak. Bahkan, sejak masih beranjak remaja, ia sudah belajar mengayuh becak dari orangtuanya. "Kalau saya sih waktu belum lulus SD sudah belajar ngayuh becak," ujar dia.

Niat Abdullah untuk menunaikan ibadah haji rupanya terwujud. Pada 2009, dia mendaftar pemberangkatan haji ke Kantor Kementerian Agama Jember. "Saat itu, saya mendaftar dengan uang Rp 25 juta," tutur dia.

Meski sudah mendaftarkan diri, Abdullah tetap meneruskan kebiasaannya menabung. "Saya nabung terus karena uangnya kan masih kurang (untuk ongkos haji)," ujar dia. Ketekunan itu berjawab. "Kuncinya hanya satu, niatnya harus sungguhan dan selalu berdoa kepada Allah SWT, lalu kita berusaha," pesannya. 


Kisah Abdullah, Tukang Becak Naik Haji

Liputan6.com, Jember : Pada 26 tahun lalu, niat Abdullah untuk naik haji hanya jadi bahan tertawaan orang. Sebab, pria yang kini berusia 57 tahun itu hanya bekerja sebagai pengayuh becak. Namun, niat pria asal Jember, Jawa Timur, itu kini menjadi kenyataan. Dia naik haji pada tahun 2013 ini dengan biaya sepenuhnya dari hasil seperempat abad menabung.

"Alhamdulillah saya bisa naik haji tahun ini setelah puluhan tahun, mulai 1987 menabung sedikit demi sedikit dari hasil mengayuh becak yang tidak seberapa," tutur Abdullah, warga Kecamatan Ajung, di Jember, Kamis (26/9/2013).

Keinginan bapak 3 anak itu sangat kuat untuk menunaikan rukun Islam kelima. Dia tidak peduli dengan teman-teman yang mentertawakan niatnya karena menganggap cita-cita itu mustahil.

"Saya selalu menyisakan pendapatan dari mengayuh becak untuk ditabung sejak tahun 1987. Semangat selalu berkobar untuk mendapatkan penumpang yang lebih banyak demi mewujudkan cita-cita saya ke Tanah Suci," ucapnya.

Panasnya terik matahari yang menyengat seakan tidak pernah menjadi hambatan bagi pria separuh baya itu untuk tetap mencari penumpang di sekitar Ajung hingga kawasan Pasar Mangli demi meraih impiannya tersebut.

"Kadang-kadang saya membantu sebuah toko di Pasar Mangli, Kecamatan Kaliwates, untuk mengantarkan barang-barang pembeli, setelah mereka berbelanja di sana," katanya.

Keinginan Abdullah untuk naik haji mendapat dukungan dari almarhum istrinya semasa hidup, sehingga uang hasil mengayuh becak disisihkan sebagian oleh istrinya dan ditabung di salah satu bank milik pemerintah.

"Penghasilan sebagai tukang becak hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga, namun saya bersama almarhum istri tetap menyisakan uang receh sisa dari belanja kebutuhan keluarga untuk ditabung," papar Abdullah.

Perasaan senang bercampur haru dirasakan oleh Abdullah saat mengetahui dirinya bisa menunaikan ibadah haji tahun ini karena kegigihannya mengayuh becak selama puluhan tahun tanpa mengenal lelah. (Ant/Eks/Mut)





Nabung 20 Tahun, Nenek Karyati si Pemulung Naik Haji


Liputan6.com, Bangkalan : Ratusan jamaah calon haji asal Kabupaten Bangkalan Jawa Timur diberangkatkan pada Minggu, 29 September. Sementara di Surabaya, Jawa Timur seorang pemulung sampah asal Probolinggo Jawa timur akhirnya bisa ikut berangkat menunaikan ibadah haji.

Seperti ditayangkan Liputan 6 SCTV, Senin (30/9/2013), Nenek Karyati yang sudah lama bekerja sebagai pemulung sampah akhirnya bisa berangkat naik haji. Nenek 69 tahun itu tiba di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya dari kloter 42 asal Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.

Meski uang upah sebagai pemulung sampah tidak banyak, namun Karyati ini tetap bersemangat menabung selama 20 tahun untuk bisa berangkat haji.

Setibanya di tanah suci, Karyati akan berdoa agar sepulang haji ia dapat mengamalkan ilmunya mengajar ngaji, di sebuah masjid di Probolinggo. Sungguh sebuah niat yang mulia.

Dalam pemberangkatan jamaah termasuk nenek pemulung itu, banyak anggota keluarga turut mengantarkan. Akibatnya, alun-alun depan Masjid Agung Bangkalan penuh dengan lautan orang. Bahkan isak tangis tidak dapat dibendung, saat para jamaah hendak berangkat menuju bus.

Para jamaah haji asal Bangkalan itu, akan bergabung dengan jamaah haji yang lain di asrama haji Sukolilo Surabaya. (Tnt)


Nenek Karyati Naik Haji Berkat Rongsokan


TRIBUNNEWS.COM, PROBOLINGGO - Tak sia-sia doa dan kerja keras yang dilakukan dari siang hingga malam hari oleh Karyati Binti Halil (69) setiap hari di Masjid Ar-Rahman, mengantarkannya naik haji, 29 September 2013.

"Ya, senang, tidak semua orang bisa berangkat naik haji," kata ibu empat orang anak ini ditemui Surya (grup Tribunnews.com) di rumahnya, RT14/ RW05, Dusun Raas, Desa Pondok Wuluh, Kecamatan Leces, Probolinggo.

Maklum, nenek 11 cucu ini, sehari-hari hanya bekerja sebagai tukang urup-urup atau pengumpul rongsokan (pemulung) kertas bungkus makanan dan botol serta gelas plastik air mineral untuk mendapatkan uang.

Mbok Karyati, panggilan akrabnya, mengatakan, keinginanya untuk naik haji sudah ada sejak Tahun 2008. Pada waktu itu, ia mendaftar menjadi calon jemaah haji dengan membayar 20 juta rupiah. Uang tersebut merupakan hasil tabungan dan penjualan perabotan serta warung kelontong miliknya.

Karyati mengatakan, dia memutuskan untuk berhenti berjualan setelah sempat berselisih paham dengan penjual warung yang berada tak jauh dari warung miliknya.

Karena tidak memiliki pekerjaan lagi, akhirnya dia memutuskan untuk mencari uang dengan mengumpulkan rongsokan di halaman Masjid Ar-Rahman di Jalan Leces, sekitar 1 kilometer dari rumahnya.

Setelah lima tahun, uang tabungannya terkumpul Rp 16 juta, yang kemudian ia bayarkan untuk melunasi pembayaran biaya naik haji.


Evan Dimas Muncul di Situs Resmi Barcelona


TRIBUNNEWS.COM – Popularitas gelandang sekaligus kapten tim nasional U-19 Indonesia, Evan Dimas, ternyata tidak sebatas di dalam negeri. Ketenaran Evan Dimas bahkan sampai ke Negeri Matador Spanyol. Buktinya, sosok Evan Dimas muncul di situs resmi klub raksasa Spanyol, Barcelona.

Sebuah artikel berjudul, Evan Dimas: Kapten Timnas U-19 Indonesia Berhati Blaugrana, muncul di situs resmi Barcelona edisi bahasa Indonesia. Pada artikel tersebut, tertulis Evan Dimas kapten tim nasional yang mempunyai hati Blaugrana. Foto Evan Dimas sewaktu di Barcelona juga dipajang di artikel tersebut.


“Evan Dimas, kapten tim nasional sepak bola U-19 yang mengantarkan Indonesia menjadi juara di AFF Cup U-19 adalah fans Barça dan melihat FC Barcelona sebagai cerminan dalam permainan sepak bolanya,” bunyi tulisan tersebut seperti dikutip Tribunnews.com.

Evan Dimas pernah mendapat kesempatan menimba ilmu sepak bola di Barcelona. Tahun lalu Evan Dimas mengungguli lebih dari 100 anak Indonesia dalam program yang diselenggarakan oleh perusahaan perlengkapan olah raga asal Amerika Serikat bernama The Chance.

Kepada Tribunnews.com beberapa waktu lalu, Evan Dimas menuturkan pada saat itu dirinya sempat bermain bersama sejumlah pemain tim utama Barcelona, salah satunya adalah Andres Iniesta yang memang pemain pujaannya.

“Wah, ini mimpi atau bukan? Biasanya saya melihat di televisi. Saya seperti bermimpi bisa bersalaman dengan dia, saya tidak menyangka,” ungkap Evan ketika itu.

Pahlawan Perang Vietnam Dimakamkan

Pahlawan Perang Vietnam Dimakamkan

TEMPO.CO, Hanoi - Ratusan ribu orang memadati jalan-jalan di Ibukota Vietnam, Hanoi, untuk mengiringi pemakaman pahlawan perang mereka, Jenderal Vo Nguyen Giap, Minggu 13 Oktober 2013.

Jenderal Giap adalah pemimpin pasukan Vietnam mengalahkan Tentara Perancis dan Amerika di era Perang Dunia Kedua. Giap meninggal dunia dalam usia 102 tahun, Jumat, 4 Oktober 2013 pekan lalu

»Hidup Jenderal Vo Nguyen Giap,” teriak massa ketika peti berselubung bendera Vietnam yang dibawa kendaraan militer melintas di hadapan mereka. Sebagian besar menitikkan air mata.

Prosesi berlangsung sepanjang 40 kilometer dari gedung pemakaman nasional di pusat kota Hanoi menuju bandara. Rakyat Vietnam, tua muda berjajar di sepanjang rute perjalanan. Jenazah Giap akan dibawa ke provinsi asalnya, Quang Binh, untuk dimakamkan.

Dia dipuji sebagai jenius militer berkat taktik gerilya, yang berhasil mengalahkan pasukan Perancis dan pasukan Amerika dan mengakhiri pemerintah Vietnam Selatan. Giap merupakan orang yang paling dihormati kedua setelah pemimpin revolusi Ho Chi Minh.


Media pemerintah mengelu-elukan kontribusi Jenderal Giap.

»Anda, kamerad, telah memberikan kontribusi yang besar dan luar biasa demi revolusi partai dan bangsa,” kata Ketua Partai Komunis, Nguyen Phu Trong, dalam eulogi yang dibacakan di gedung pemakaman. »Personalitas dan kontribusi Anda yang besar melekat dengan kuat di hati rakyat.”

Sejarah mencatat Jenderal Giap memimpin pasukan Vietnam mengalahkan Prancis di Dien Bien Phu pada tahun 1954.

Penasihat perangnya menyarankan Giap untuk menghantam pasukan elite Prancis dengan cepat dan keras, tetapi Giap mengubah rencana pada menit-menit terakhir. Dia memerintahkan pasukan hutannya, menggunakan sandal dari ban bekas, mengepung tentara Prancis. Mereka berhasil menang dalam 56 hari. 

Kemenangan itu tidak hanya berujung pada kemerdekaan Vietnam, tetapi juga menyebabkan runtuhnya penjajahan di Indocina dan sekitarnya.

Sepanjang perang lain melawan Amerika Serikat, Giap merupakan panglima angkatan bersenjata sekaligus menteri pertahanan. Sesuai dengan wasiatnya, dia dimakamkan di pemakaman keluarga di provinsi kampung halamannya dan bukan di pemakaman Mai Dich, dimana sebagian besar pejabat tinggi Vietnam dikuburkan.

Waspadai 10 Jenis Beras Berbahaya di Surabaya

Waspadai 10 Jenis Beras Berbahaya di Surabaya

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Beras, makanan pokok hampir seluruh masyarakat Indonesia, ternyata tidak lepas dari bahan-bahan berbahaya.

Hasil penelitian Dosen Fakultas Pertanian Universitas dr Soetomo (Unitomo) Surabaya, Restu Tjiptaningdyah memastikan ada kandungan klorin pada beras yang banyak beredar di pasaran.

Klorin banyak ditemukan pada pemutih pakaian, deterjen maupun penjernih air. Dalam penelitiannya, Restu mengambil sampel 16 jenis beras yang ada di pusat toko beras di Surabaya.

Masing-masing beras lalu dilarutkan dalam air mineral, kemudian dikocok hingga timbul larutan putih. Setelah itu, larutan ini diberi tiga tetes Kalium Kromat. Kemudian ditetesi dengan perak nitrat.

"Jika setelah ditetesi perak nitrat timbul endapat berwarna merah bata, berarti beras tersebut mengandung klorin,"terang Restu saat dikonfirmasi, Sabtu (12/10/2013).

Semakin banyak perak nitrat yang dipakai untuk membentuk endapan merah bata, berarti kandungan klorin dalma besar tersebut semakin tinggi.

Dari 16 jenis beras yang diteliti Restu, terdapat 10 jenis beras yang mengandung klorin. Kadarnya berkisar antara 20 hingga 90 ppm.

Restu enggan mengungkapkan beras jenis dan merk apa saja yang mengandung klorin. Dia hanya menyebut bahwa kandungan klorin banyak terdapat pada beras polesan.

Beras ini beredar cukup luas, tidak hanya terbatas di pusat beras, tapi juga di pengecer kecil. "Saya juga menemukan di toko-toko kecil dekat rumah,"katanya.

Kandungan klorin ini tidak memberikan reaksi langsung ketika dikonsumsi seperti muntah maupun mual.

Tetapi zat ini akan terakumulasi dan baru akan menimbulkan dampak pada tubuh 15 tahun kemudian. Adanya klorin dalam beras ini bisa dilihat kasat mata dengan memegangnya.

"Kalau warnanya putih sekali dan licin. Patut diduga mengandung klorin. Untuk memastikan tinggal mengetesnya dengan Kalium Kromat dan Perak Nitrat,"ujar ahli bidang Teknologi Pangan dan Gizi.

Kandungan klorin ini bisa berkurang melalui proses pencucian terus menerus. Karena itu, Restu menyarankan kepada masyarakat sebelum mengolah nasi untuk mencuci beras lebih dari tiga kali.

Dari hasil penelitiannya beras yang dicuci lebih dari tiga kali kandungan klorin turun hingga 10 ppm.

"Kalau dulu disarankan mencuci beras tidak sering-sering agar kandungan vitamin D tidak luntur. Kalau sekarang saya sarankan dicuci lebih dari tiga kali agar kandungan klorinnya luntur. Ini sebagai antisipasi. Vitamin D kan bisa diambil dari bahan makanan lain," kataya.

Hasil penelitian ini, belum direkomendasikan ke BP POM atau instansi lain karena Restu masih melakukan pengujian tentang kandungan klorin pada nasi.

"Apakah beras berklorin ketika dimasak masih ada atau konsentrasinya berkurang atau bahkan naik. Ini yang masih kami teliti. Setelah itu hasilya baru akan kami rekomendasikan,"kata master kesehatan ini.

Kesederhanaan Muchlis Hadi: Tak Mampu Bayar Sekolah Sepakbola


Pada sebuah kampung di Desa Blimbingsari, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto, Muchlis Hadi Ning Syaifullah,strikerTimnas U-19, dibesarkan dari keluarga sederhana. Bahkan untuk bisa masuk Sekolah Sepak Bola (SSB) dengan kualitas bagus, keluarga kala itu tak mampu.

Sehingga anak pertama dari dua bersaudara pasangan Samsul Hadi dan Sulifah kelahiran, 26 Oktober 1996 ini terpaksa berlatih di bawah asuhan orang tuanya sendiri.

"Tidak semua bisa masuk SSB bagus. Termasuk anak saya karena memang mahal untuk ukuran kami," kata Samsul ditemui di rumahnya yang sederhana, Sabtu (12/10/2013).

Rumah yang berada persis di depan Balai Desa Blimbingsari itu berukuran tidak terlalu besar, juga tertempel stiker Jamkesmas atau Jaminan Kesehatan Masyarakat. Ini artinya, keluarga ini masih dalam kategori keluarga miskin.

Adalah Samsul Hadi yang menjadi kunci keberhasilanstrikerberusia 17 tahun tersebut. Samsul adalah orangtua dengan jiwa bola yang melekat kuat. Maklum, Samsul tidak lain adalah mantanstopperklub Assyabaab Surabaya, satu angkatan dengan Mustakim dan Putut Wijanarko.

"Sejak SD saya sudah melihat bahwa anak saya memang punya talenta bola. Saya yakin saat itu anak saya bakal menjadi pemain jadi (pemain bola denganskill tinggi). Karena tak mampu di SSB Surabaya atau Malang, saya didik sendiri di kampung," kata Samsul.

http://www.tribunnews.com/

SUGBK Diguyur Hujan, Bedak Pemain Korsel pun Luntur


TRIBUNNEWS.COM – Hujan lebat yang mengguyur Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Jakarta, Sabtu (12/10/2013) malam, ternyata tidak hanya mengganggu jalannya pertandingan antara Indonesia U-19 melawan Korea Selatan U-19. Selain membuat para pemain kedua tim kesulitan mengembangkan permainan, hujan juga merusak penampilan para pemain di lapangan.


Setidaknya hal itu terlihat dari lunturnya bedak salah seorang pemain Korea Selatan. Saat disorot oleh kamera televisi, terlihat wajah pemain Korea Selatan itu dipenuhi oleh warna putih bedak yang luntur tersiram air hujan.