بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم Rochmany's Blog: 04/15/14
Go Green

Clock Link

Tuesday, April 15, 2014

Blood Red Moon, Bulan menjadi Berwarna Merah

Gerhana bulan pertama, dari empat yang rencananya akan terjadi sepanjang tahun ini, berlangsung dini hari tadi di Amerika Serikat. Saat Matahari, Bumi, dan Bulan sejajar, orang-orang pun mengamati warna Bulan menjadi merah. Instagram dan Twitter pun ramai dengan gambar bulan merah jambu ini. "Bulan berdarah" terjadi saat bulan bergerak ke arah bayangan Bumi. Fenomena ini akan terjadi tiga kali lagi tahun ini dan di tahun depan. 


Ikan Hiu Langka MegaMouse Tertangkap di Pantai Shizuoka

Ikan Hiu Langka MegaMouse Tertangkap di Pantai Shizuoka

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Salah satu ikan hiu Megachasma Pelagios (MegaMouse) pada pukul 6 pagi, Senin (14/4/2014) tertangkap di Pantai Kurasawa, Shimizu-ku, perfektur Shizuoka, oleh kapal penangkap ikan Koyo Maru kesebelas. Hiu dengan mulut yang besar ini kemudian langsung dibawa ke pelabuhan ikan Yui di Shizuoka.

Di dunia jenis ikan hiu ini hanya ada sekitar 50 ekor saja.

Peneliti dari Tokai University bagian kelautan mengungkapkan ikan hiu langka itu (betina) dengan panjang sekitar 4,4 meter merupakan ikan hiu ke-57 di dunia yang ditemukan. Demikian ungkap koran Shizuoka, Selasa (15/4/2014).

Ikan hiu langka ini merupakan salah satu teka-teki ekologi. Ikan hiu tersebut akan dibawa untuk diotopsi pada museum ilmu kelautan publik (Miho) yang akan dilakukan di paruh kedua bulan Mei nanti saat liburan Golden Week.

Menurut Akira Tanaka, profesor fakultas kelautan universitas Tokai, ada kasus dimana MegaMouse menghuni laut dalam sekitar 200 meter di kedalaman air, malam datang ke arah yang lebih dangkal, lalu mengikuti umpan pengail, sehingga kemarin tersangkut jala kapan penangkap ikan.

Kadang-kadang muncul pula di Enshunada (nama perairan yang terletak di Laut Filipina sebelah barat laut Samudera Pasifik), dan tertangkap seperti saat seseorang memancing di Omaezaki lepas pantai di masa lalu.

Susunan Pemain saat Arsenal Vs West Ham United

Arsenal Vs West Ham United: Daftar Susunan Pemain

TRIBUNNEWS.COM – Manajer Arsenal, Arsene Wenger, kembali memainkan sejumlah pemain pilar yang sempat dicadangkan ketika menghadapi Wigan Athletic pada semifinal Piala FA akhir pekan lalu.

Wojciech Szczesny, Laurent Koscielny, dan Olivier Giroud kembali masuk starting XI ketika menghadapi West Ham pada lanjutan Premier League di Emirates Stadium, Rabu (16/4/2014).

Ketiga pemain itu dicadangkan Wenger pada akhir pekan lalu. Lukas Podolski yang sempat diragukan tampil akibat cedera kaki juga tampil. Pemain asal Jerman ini bermain sebagai starting XI.

Alex Oxlade-Chamberlain yang sempat mengalami cedera selangkangan juga sudah bisa dimainkan. Jebolan akademi Southampton tersebut berada di bangku cadangan.

Berikut ini susunan pemain Arsenal dan West Ham United:

Arsenal: Szczesny, Sagna, Mertesacker, Koscielny, Vermaelen, Arteta, Rosicky, Kallstrom, Cazorla, Podolski, Giroud

Cadangan: Fabianski, Bellerin, Jenkinson, Oxlade-Chamberlain, Ramsey, Sanogo, Akpom

West Ham: Adrian, Reid, Tomkins, Jarvis, Armero, Carroll, Noble, Demel, Diame, Downing, Nocerino

Cadangan: McCartney, Vaz Te, Taylor, Jaaskelainen, C.Cole, J.Cole, Johnson

Profilnya Muncul di soal UN, Jokowi Merasa Dijebak

Profilnya muncul di soal UN, Jokowi merasa dijebak

MERDEKA.COM. Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) menduga kemunculan profilnya dalam materi soal Ujian Nasional (UN) mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah politis. Merasa dijebak, Jokowi menyebut ada orang yang ingin membuat citra dirinya menjadi negatif.

"Jangan sampai pertanyaan atau materi di UN hanya untuk menjelekkan Jokowi yang mempersepsikan yang membikin saya. Tapi bagaimana? Saya tidak pada posisi ini," jelasnya di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (15/4).

Jokowi menambahkan, kemunculan profilnya dalam soal merupakan salah satu cara yang digunakan oleh lawan politiknya. Sebab, Jokowi menilai, mereka tidak dapat menemukan celah untuk menjatuhkannya.

"Kelihatan orang, ada orang yang mau menjebak. Orang sana kan cari-cari gak ada (celah), makanya. Itu kan orang inginkan membangun persepsi negatif. Mereka mencari-cari kesalahan kan kesulitan, makanya dibuat-buat record-nya dibuat," ungkapnya.

Jokowi juga merasa keberatan ketika profil dirinya menjadi materi soal UN. Menurutnya, nama pahlawan yang lebih layak dijadikan materi soal ujian.

"Ya keberatan dong, saya baru baca tadi pagi. Mestinya materinya mengenai kepahlawanan, siapa yang sudah berjuang untuk bangsa ini," jelasnya.

Namun, Jokowi tidak dapat menentukan materi apa-apa saja yang akan keluar dalam soal ujian. Karena kewenangan berada di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), bukan di Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.

"Coba ditanyakan, siapa yang membuat? Apakah pemerintah DKI yang buat? Kenapa memang yang buat Jokowi, tidak berada pada posisi wilayah itu ya gak ngerti," ungkapnya.

Sebelumnya, beredarnya kabar di media sosial seperti Twitter dan Facebook membahas mengenai soal Ujian Nasional (UN) mata pelajaran Bahasa Indonesia yang membahas mengenai profil Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi).

Dalam soal itu, terdapat dua paragraf yang berisi profil Jokowi. Isinya antara lain tanggal dan tempat kelahiran Jokowi, kemudian profil dirinya sebagai Gubernur DKI sampai penyebutan Jokowi sebagai tokoh seni dan budaya.

Pesinetron Shasya Yunisha Meninggal Dunia

Pesinetron Shasya Yunisha Meninggal Dunia

ARTIS cantik Shasya Yunisha meninggal dunia, Selasa (15/4).

Wanita yang pernah bermain sebagai pemeran pendukung di sinetron Rama & Ramona, Kesetiaan Cinta, dan Kasih & Amara ini meninggal Selasa (15/4) pagi pukul 07.30 WIB.

Manajemen yang menaunginya, Fafa, mengumumkan kabar duka melalui akun Twitter mereka: “Innalillahiwainnailaihirojiun . Telah meninggal dunia sahabat kami Shasya Yunisha . Mohon doanya.”

Beberapa pesinetron menumpahkan duka cita melalui akun Twitter. “Innalillahiwainailaihrahirajiun.. Bener2 gaada yang tau umur manusia ya..Baru pulang kembali kesisinya @ShasyaYunisha. Mohon doanya tmn2 :(“ tulis Sonya Fatmala, pemeran utama sinetronKasih & Amara.

“Turut berduka atas meninggalnya sasha yunisha... Smg di brkan ketabahan dan penghiburan kpd keluarga yg di tinggalkan,” tulis pesinetron dan pemain film Marcell Domits.

Sampai tulisan ini dibuat, belum diketahui apa penyebab Shasya meninggal. Info yang kami dapat, Shasya sempat dirawat karena Demam Berdarah.

Shasya merupakan istri dari pesinetron Ferdi Ali atau Ferdinal Arnaz. Pasangan ini dikaruniai putri yang masih bayi, Fesya.

Selamat jalan Shasya. Semoga keluarga yang ditinggalkan ikhlas dan tabah. Aamiin. (ray/gur)

http://www.tabloidbintang.com/

Bambang Mulyono akan Skolahkan Lena dan Adiknya hingga SMA


MERDEKA.COM. Bambang Mulyono, seorang pengusaha asal Wonosari, Klaten, Jawa Tengah merasa tergerak hatinya setelah membaca kisah Lena Safitri. Pria yang juga ketua Yayasan Al Khoir Solo tersebut berjanji akan menanggung biaya sekolah ABG asal Banyumas dan ketiga adiknya yang ditinggal pergi orang tuanya tersebut.

"Saya merasa sangat prihatin, trenyuh (terharu) setelah membaca kisah mereka di merdeka.com. Di era seperti ini kok masih ada anak yang tidak sekolah. Anak sekecil itu sudah harus mempunyai tanggung jawab yang luar biasa berat," ujar Bambang saat ditemui merdeka.com di Solo, Selasa (15/4).


Bambang yang juga Ketua DPP PKB Bidang Ekonomi dan Sosial tersebut berjanji akan segera mendatangi Lena dan adik-adiknya di Banyumas dalam waktu dekat.

"Besok pagi saya akan berangkat ke Purwokerto untuk melakukan survei dulu. Apa saja yang mereka butuhkan. Kamis mereka akan saya daftarkan sekolah. Saya akan biayai semua kebutuhan sekolah hingga SMA," katanya.

Sebelumnya, Lena Safitri (13), putri kedua pasangan Darsikin dan Wahyati, harus rela menggantikan peran ibunya yang sudah beberapa tahun ini meninggalkan keluarga mereka. Lena yang seharusnya duduk di bangku SMP itu kini harus rela memupuskan impiannya mengenyam pendidikan.

"Saya keluar karena malu, soalnya sudah lama tidak masuk sekolah. Saya terpaksa merawat adik-adik karena ibu pergi meninggalkan kami dan tak ada kabar," ujar Lena saat ditemui di rumahnya yang berada di Desa Karangklesem, Kecamatan Pekuncen Banyumas Jawa Tengah, Senin (14/4).

Lena sehari-harinya mengurus ke tiga adiknya yang masih kecil-kecil, Dian Rumita (10), Damar Aristian (7) dan Danil Romadon (5). Selain mengurus ke tiga adiknya, Lena juga harus melakukan pekerjaan rumah tangga seperti menyapu, mencuci piring, memasak hingga mencuci baju.

Kakak tertuanya, Kristian (15) pun harus membanting tulang bersama ayahnya Darsikin yang bekerja sebagai buruh harian di peternakan ayam yang jaraknya sekitar 1,5 kilometer dari rumah mereka. Mereka tinggal di sebuah rumah berukuran lebar 5 meter dan panjang 8 meter.

Untuk tidur, mereka hanya memiliki dua kamar yang berada di bagian depan dan belakang. Kamar bagian belakang rumah ditempatkan sebuah kandang ayam yang dipelihara anaknya.

Darsikin mengaku tidak bisa memenuhi kebutuhan hidup anak-anaknya. Dengan penghasilan Rp 35 ribu tiap hari, Darsikin mengaku tidak mampu memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

"Apalagi kebutuhan sekolah, kadang-kadang masih kurang buat beli nasi dan sayuran," ujarnya.

Kakak gagal jadi anggota DPRD, Zahari masuk RS Jiwa


MERDEKA.COM. Lantaran kakaknya gagal terpilih menjadi legislator dalam pemilihan legislatif (Pileg) 9 April yang lalu, Zahari (38), warga Kabupaten Empat Lawang, Sumatera Selatan mengalami depresi berat. 

Alhasil, Zahari dirawat ke Rumah Sakit (RS) Ernaldi Bahar Palembang atau yang lebih dikenal Rumah Sakit Jiwa Palembang, Selasa (15/4).

Berdasarkan informasi yang dihimpun merdeka.com, kakak Zahari merupakan calon legislatif (caleg) dari Partai Demokrat untuk DPRD Empat Lawang. Meski dari keluarga kurang mampu, mereka terbilang jor-joran dalam memperebutkan perhatian pemilih. Sehingga mengeluarkan banyak uang untuk biaya pencalonan kakaknya tersebut.

"Informasinya karena kakaknya gagal terpilih, Zahari butuh pelayanan medis kejiwaan karena mengalami depresi berat," ungkap Direktur RS Ernaldi Bahar Palembang, Yumidiansi Selasa (15/4).

Dikatakan Yumidiansi, pasien Zahari tersebut datang di antar keluarganya sekitar pukul 07.00 WIB. Waktu tiba di rumah sakit, pasien berontak sambil berteriak. Lantaran terus berteriak dan meronta-ronta, perawat yang menangani terpaksa memberikan injeksi penenang kepada Zahari.

"Kata keluarganya, pasien selalu berteriak-teriak dan tidak tidur sama sekali usai pemilihan," kata dia.

Yumidiansi menambahkan, setelah ditangani di Unit Gawat Darurat (UGD), pasien tersebut langsung dirawat di ruang gaduh gelisah karena yang bersangkutan tetap berteriak dan cukup mengganggu pasien lain.

"Sesuai kode etik, pasien tidak bisa diambil difoto, itu privasi dan haknya untuk dilindungi di sini. Yang jelas, segala penanganan akan kami berikan," tukasnya.

Banyak Penipuan Pengobatan di Tiongkok


TRIBUNNEWS.COM, SHANGHAI - Pihak berwenang Tiongkok menahan 160 anggota kelompok kejahatan kesehatan dan 114 orang yang melancarkan penipuan terhadap para pasien dengan cara memikat mereka untuk menggunakan klinik-klinik medis palsu serta menjual obat-obatan dengan harga tidak wajar, kata Kepolisian Shanghai, Selasa (15/4/2014). 

Kelompok itu meraup hasil penipuan senilai 1,7 juta yuan (Rp 3,1 miliar) dari setidaknya 500 korban, mempekerjakan dokter-dokter korup untuk melambungkan harga obat-obatan serta memberikan resep dengan banyak obat kepada para pasien, kata Departemen Kepolisian Shanghai dalam sebuah pernyataan. 

Korupsi dalam layanan kesehatan di Tiongkok merupakan kasus yang umum terjadi, dipicu oleh langkanya dokter serta penyuapan hingga melambungkan biaya pelayanan serta menciptakan ketegangan antara petugas layanan dan pasien. 

Biaya layanan kesehatan Tiongkok disiapkan mencapai 1 triliun dolar AS (Rp11,4 biliun) pada Tahun 2020, demikian menurut laporan McKinsey & Co.

Lebih dari 600 personel polisi Shanghai pada 2 April 2014 melancarkan operasi terselubung setelah berlangsungnya penyelidikan selama tujuh bulan. 

Mereka menahan 160 tersangka melalui penggerebekan yang dilancarkan ke rumah-rumah para anggota kelompok di berbagai penjuru kota serta menyita berpeti-peti obat-obatan dan senjata api palsu, kata pernyataan itu. 

Kelompok tersebut mengarahkan para pasien untuk datang ke klinik-klinik penipuan, yaitu dengan menempatkan orang-orangnya di berbagai rumah sakit dan stasiun metro untuk memuji-muji kualitas pelayanan.

Dokter-dokter yang tidak memiliki kemampuan kemudian menjual obat-obatan kepada mereka dengan harga yang kerap bernilai 10 kali lipat dari harga sebenarnya. 

Penipuan dalam layanan kesehatan itu, yang kerap mengincar para pendatang ke Shanghai untuk berobat, merupakan kasus terbesar yang pernah terjadi di Shanghai, demikian menurut laporan media resmi Tiongkok, surat kabar Shanghai Daily dan kantor berita Xinhua.(ANTARA)

Mohammad Arif, Kanibal Pakistan Pelahap 100 Mayat Kembali Dibui


TRIBUNNEWS.COM - Seorang kanibal, Mohammad Arif (35) diringkus di Pakistan usai penemuan potongan kepala bocah laki-laki di rumahnya. Adapun rumah tersebut ditinggali Arif dan saudaranya, Mohammad Farman (30).

Kakak beradik dari kota kecil Darya khan itu sebelumnya sempat dipenjara selama dua tahun karena kasus kanibalisme. Saat itu, polisi mengatakan kedua orang tersebut diketahui telah menggali 100 mayat dari pemakaman setempat dan memakannya.

Namun, tahun lalu, keduanya dibebaskan. Kini, Arif telah kembali mendekam di penjara usai penemuan potongan kepala tersebut. Sementara, adiknya, Farman, tengah diburu polisi.

Kepala polisi distrik setempat, Ameer Abdullah, mengatakan petugas turun tangan usai ada komplain dari warga yang mencium bau tidak sedap dari kediaman kakak beradik tersebut.

"Warga menginformasikan kepada polisi terkait bau yang berasal dari kediaman kakak beradik itu," tutur kepala polisi seperti dilansir Daily Mail, Selasa (15/4/2014).

"Kita menggerebek rumah itu pada Senin pagi dan menemukan kepala seorang bocah laki-laki," ujar Ameer Abdullah kepada Reuters.

Butuh Biaya Besar untuk Menutup Bank Century

Menutup Bank Century Biayanya Tidak Murah
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Perhimpunan Bank-Bank Nasional (Perbanas) Sigit Pramono mengatakan, menutup Bank Century belum tentu biayanya lebih murah daripada menyelamatkannya.

"Kita harus hitung dana pihak ketiga itu ada berapa. Waktu dihitung itu, kalau kita tutup bank century, maka uang yang harus diganti kepada masyarakat bisa lebih tinggi lagi. Saya tidak tahu persis, tapi yang jelas akan lebih dari 6,7 triliun," kata Sigit di Jakarta, Selasa (15/4/2014).

Ia menambahkan, yang sering dilupakan adalah, ketika judulnya 'menyelamatkan bank', BI dan KSSK bukan hanya sekedar menyelamatkan bank tapi menyelamatkan pemilik dana.

"Pemilik dana ini, bisa besar, bisa kecil, bisa lembaga, bisa perorangan. Tapi mereka ini orang-orang yang menempatkan dana di bank, jadi kalau bank ini tutup, mereka harus dilindungi," ujar Sigit.

Mantan Dirut BNI ini juga menjelaskan perbedaan antara krisis 1998 dan krisis 2008.

"Ketika krisis 1998, bank yang harus diselamatkan dengan dana sebesar Rp 600 triliun ialah uang negara dari APBN. Sedangkan 2008, ketika menyelamatkan Bank Century Rp 6,7 triliun itu ialah uang LPS. Artinya bangsa ini telah belajar dari pengalaman," tutur Sigit.

Sigit juga menambahkan, menurutnya penyelamatan Bank Century itu adalah tindakan yang benar.

Logika yang dibangun adalah ketika dalam keadaan krisis, mau itu bank besar, bank menengah, bank kecil, bank yang dikelola dengan baik, atau bank yang dikelola dengan buruk.

Kalau bank-bank tersebut menjadi alasan timbulnya krisis, dimana semua bank punya kemungkinan terjadinya itu, maka tetap harus diselamatkan.

Lebih lanjut Sigit menuturkan, saat krisis 2008 pemerintah hanya memutuskan menaikkan jaminan simpanan dari 2 juta menjadi 2 milyar. Padahal negara tetangga kita Australia, Korea Selatan, Hongkong, Malaysia, Singapura, sudah memberikan jaminan seratus persen. Jaminan ini yang dinamakan blanket guarantee.

"Ketika krisis 2008 pemerintah seharusnya menerapkan blanket guarantee yang sebenarnya bertujuan untuk menenangkan masyarakat. Karena ketika ada bank kecil yang ditengarai berdampak sistemik, itu bahaya sekali! Kita tidak bisa mengambil resiko yang lebih besar," tutupnya