بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم Rochmany's Blog: Butuh Biaya Besar untuk Menutup Bank Century
Go Green

Clock Link

Tuesday, April 15, 2014

Butuh Biaya Besar untuk Menutup Bank Century

Menutup Bank Century Biayanya Tidak Murah
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Perhimpunan Bank-Bank Nasional (Perbanas) Sigit Pramono mengatakan, menutup Bank Century belum tentu biayanya lebih murah daripada menyelamatkannya.

"Kita harus hitung dana pihak ketiga itu ada berapa. Waktu dihitung itu, kalau kita tutup bank century, maka uang yang harus diganti kepada masyarakat bisa lebih tinggi lagi. Saya tidak tahu persis, tapi yang jelas akan lebih dari 6,7 triliun," kata Sigit di Jakarta, Selasa (15/4/2014).

Ia menambahkan, yang sering dilupakan adalah, ketika judulnya 'menyelamatkan bank', BI dan KSSK bukan hanya sekedar menyelamatkan bank tapi menyelamatkan pemilik dana.

"Pemilik dana ini, bisa besar, bisa kecil, bisa lembaga, bisa perorangan. Tapi mereka ini orang-orang yang menempatkan dana di bank, jadi kalau bank ini tutup, mereka harus dilindungi," ujar Sigit.

Mantan Dirut BNI ini juga menjelaskan perbedaan antara krisis 1998 dan krisis 2008.

"Ketika krisis 1998, bank yang harus diselamatkan dengan dana sebesar Rp 600 triliun ialah uang negara dari APBN. Sedangkan 2008, ketika menyelamatkan Bank Century Rp 6,7 triliun itu ialah uang LPS. Artinya bangsa ini telah belajar dari pengalaman," tutur Sigit.

Sigit juga menambahkan, menurutnya penyelamatan Bank Century itu adalah tindakan yang benar.

Logika yang dibangun adalah ketika dalam keadaan krisis, mau itu bank besar, bank menengah, bank kecil, bank yang dikelola dengan baik, atau bank yang dikelola dengan buruk.

Kalau bank-bank tersebut menjadi alasan timbulnya krisis, dimana semua bank punya kemungkinan terjadinya itu, maka tetap harus diselamatkan.

Lebih lanjut Sigit menuturkan, saat krisis 2008 pemerintah hanya memutuskan menaikkan jaminan simpanan dari 2 juta menjadi 2 milyar. Padahal negara tetangga kita Australia, Korea Selatan, Hongkong, Malaysia, Singapura, sudah memberikan jaminan seratus persen. Jaminan ini yang dinamakan blanket guarantee.

"Ketika krisis 2008 pemerintah seharusnya menerapkan blanket guarantee yang sebenarnya bertujuan untuk menenangkan masyarakat. Karena ketika ada bank kecil yang ditengarai berdampak sistemik, itu bahaya sekali! Kita tidak bisa mengambil resiko yang lebih besar," tutupnya

No comments:

Post a Comment