بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم Rochmany's Blog: 02/13/13
Go Green

Clock Link

Wednesday, February 13, 2013

lmu Beladiri Tai Chi

Tai Chi Quan , adalah sebuah bentuk seni beladiri dan senam kesehatan aliran halus dari negeri China. Taichi terbagi menjadi berbagai "gaya" yang pada dasarnya berasal dari satu akar dan konsep dasarnya hampir sama, namun bentuk gerakannya berbeda-beda, sehingga menambah khazanah pengetahuan para pecinta Taichi.

Adapun gaya-gaya Taichi yang terkenal adalah gaya Chen, gaya Yang, gaya Sun dan gaya Wu. Yang paling terkenal adalah gaya Yang, gaya ini telah menjadi standar pengajaran Taichi ke seluruh dunia, yaitu lewat sebuah rangkaian gerak yang disebut "Beijing 24 step" atau Senam Taichi gaya 24 langkah yang telah distandardisasi oleh pemerintah Republik Rakyat China (RRC) sebagai bentuk baku untuk mengajarkan Taichi.



Sejarah TAICHI

Menurut legenda Taichi diciptakan oleh Zhang Sanfeng (di Indonesia dikenal sebagai Thio Sam Hong) seorang pendeta Tao yang hidup di abad ke-12, dan dari ajaran beliau ini kemudian dikembangkan oleh Chen Wangting di abad ke-15. Dari ajaran Chen Wangting inilah lahir Taichi gaya Chen, gaya yang tertua. Gaya Chen ini kemudian dimodifikasi lagi oleh murid-murid di generasi berikutnya, sehingga lahirlah gaya Yang, didirikan oleh Yang Luchan di abad ke-16, gaya Wu oleh Wu Yuxiang di abad ke-17 dan gaya Sun oleh Sun Lutang di abad ke-19.


Senam Taichi kemudian berkembang menjadi bentuk latihan yang digemari, karena memiliki manfaat kesehatan yang baik dan, dengan latihan yang tekun dan sangat mendalam, bisa digunakan untuk pembelaan diri. Oleh karena itu, pemerintah RRC kemudian menciptakan jurus standar untuk pengajaran senam Taichi ini sebagai bagian dari olahraga Wushu , yang dikenal dengan nama 24 langkah Taiji Beijing pada tahun 1956, dan 42 langkah Taiji kompetisi pada tahun 1989. Kedua set standard ini dianggap lebih mudah untuk diajarkan dan ditampilkan daripada jurus tradisional yang lebih panjang dan sulit.



Taichi di Indonesia


Hingga kini, senam Taichi masih menjadi bagian dari pelajaran di berbagai klub wushu dan kungfu di Indonesia. Atlit Wushu Indonesia, Zaenab, berhasil memperoleh medali perunggu di nomor Taichi yang diadakan pada Asian Games 1998 di Bangkok, Thailand.

Selain dikembangkan di klub-klub Wushu, dikembangkan juga senam Taiji di klub-klub khusus Taiji yang tidak menekankan pada kompetisi Wushu, misalnya di klub PORPI (Persatuan Olahraga Pernapasan Indonesia), Klub Taichi Adipranata, dan masih banyak lagi klub-klub lainnya. Selain itu juga terdapat beberapa Master Taiji yang bersifat independen, yang tidak mendirikan perguruan khusus, tapi mengajarkan kepada beberapa murid tertentu secara personal. Beberapa diantaranya ada yang membuat ulasan di blog, seperti Master Yakso (yang juga seorang Arsitek) di http://yakzone.wordpress.com/ , yang memberikan kontribusi khusus di dunia Tai Chi, tidak saja sebagai senam, tapi sebagai bentuk aslinya, yaitu beladiri aliran lembut.


TAI CHI CHUAN Aliran YANG LU CHAN

Tai Chi Chuan / Tai Chi Quan berbeda dengan jenis Wu Shu yang berkembang sebelumnya dimana pada umumnya mengutamakan kecepatan dan kelincahan serta kedasyatan pukulan dan tendangan. Gerakannya halus dan lembut tetapi ‘bertenaga’. Kadang disertai dengan ‘ledakan’ yang disebut ‘Fa Jing’ yang merupakan ciri khas Wu Shu Internal.
Menurut legenda pencipta Tai Chi Quan adalah tokoh Tao yang hidup sekitar abad 13 yaitu Zhang San Feng / Can San Fung / Thio Sam Hong (Hokian) yang juga merupakan pendiri Wu Tang Bai / Bu Tong Pay (Hokian).

Sejarah yang lebih pasti dimulai

Ikan Karper di Berkshire Seberat 27 Kg


Seorang nelayan harus berburu selama empat tahun sebelum akhirnya berhasil menangkap ikan yang diklaim sebagai yang terbesar di Inggris, belum lama ini.

Sang nelayan, Brian Humphries (48), sudah menghabiskan puluhan tahun memancing di banyak sungai dan danau terbaik di seluruh Inggris untuk mendapatkan ikan terbaiknya.

Akhirnya, kesabaran Humphries terbayar di sebuah danau di kawasan Berkshire di mana dia berhasil menangkap ikan karper seberat lebih dari 27 kg, yang dijuluki The Parrot.

Humphries akhirnya bisa menangkap dan menaklukkan ikan raksasa dalam pertarungan selama 20 menit.
.
"Saya sudah gemar memancing sejak 40 tahun lalu dan ini adalah ikan terbesar yang pernah saya tangkap. Ini adalah ikan terbesar di Inggris," ujarnya bangga.

"The Parrot sangat terkenal di kalangan pemancing dan penangkapnya akan sangat terkenal," tambah Humphries.

"Nama Parrot diambil dari bentuk moncongnya. Ikan yang saya tangkap ini usianya antara 12-15 tahun. Tapi biasanya ikan ini bisa hidup sampai usia 50 tahun," paparnya.

"Saya seperti melawan Mike Tyson saat menangkapnya," kata Humphries sambil terkekeh.

Ikan itu sangat besar dan kuat hingga Humphries sampai harus masuk ke dalam air dan meminta pertolongan tiga orang lainnya untuk mengangkat ikan itu ke darat.


http://internasional.kompas.com/read/2012/09/08/20205353/Inikah.Ikan.Terbesar.di.Inggris

Android Visual Novel


Definisi visual novel :

A visual novel can be seen as a combination of a novel and a computer game: they're computer games with a large text based storyline and only little interaction of the player. A typical visual novel consists of text over an anime-style background image and is accompanied by background music. Throughout the game, the player usually has to answer a few questions which will have an effect on the story, thus playing a visual novel a second time while giving other answers may result in an entirely different plot.


Mainkan Katawa Shoujo dan ribuan Ren'py Visual Novel Lainnya di Android mu



LINK download:


Koperasi Angkot Marah karena Ahok Bakal Hapus Angkot

TEMPO.CO


Jakarta - Rencana Wakil Gubernur DKI JakartaBasuki Tjahaja Purnama menghapus angkutan kota secara bertahap ditentang koperasi angkot, Koperasi Wahana Kalpika. Mereka mengatakan, Ahok mengambil langkah yang salah untuk mengontrol angkot.

"Kalau menurut saya, langkah yang diambil Ahok meleset dari target untuk mengontrol dan menjaga kualitas angkutan kota," ujar Ketua Operasional KWK Wilayah Jakarta Utara, Farid Effendi, kepada Tempo, Selasa, 12 Februari 2013.

Farid mengatakan, jika Pemerintah Provinsi berniat menjaga kualitas dan meningkatkan pengawasan angkot, maka yang seharusnya dilakukan adalah mengerahkan aparat aparat pemprov untuk membantu pengelola mengatur angkot angkot mereka. Jadi, bukan sekedar mengandalkan pengelola untuk melakukan segala galanya.

Sebagai contoh, kata Farid, melakukan pengawasan atas jalur yang dilewati angkot tak bisa diserahkan kepada pengelola saja. Aparat seperti kepolisian dan dishub harus dikerahkan juga di titik titik yang kerap digunakan supir angkot sebagai jalur "alternatif".

"Kenapa angkot berani ambil jalur lain saat macet seperti kasus Annisa (mahasiswa tewas karena loncat dari angkot) dikarenakan mereka merasa aman, merasa tak ada aparat dishub atau polisi yang mengawasi. Kalau jalur trayek ikut diawasi aparat, tentu supir sopir kami tak akan berani ambil jalur lain,"ujar Farid memberikan gambaran.

Farid menambahkan, kalaupun Ahok tetap bersikeras menghapuskan angkot dan menggantinya dengan mobil pengumpan ke halte Transjakarta, maka ia harus memikirkan cakupan wilayah pengumpan, apakah sampai ke pinggiran kota. Selama ini, kata Farid, wilayah pinggiran tercover oleh keberadaan angkutan kota. Kalau angkot tak ada, harus ada yang siap menggantikan trayeknya.

"Yang saya lihat selama ini, mobil pengumpan kan hanya ada di dan ke jalan protokol (trayek transjakarta) , nah untuk wilayah pinggiran kota nanti bagaimana? Apakah akan ada pengganti angkot yang cover wilayah pinggiran? Rakyat kita itu banyak juga yang aktivitasnya di pinggiran, tak melulu ke arah jalan protokol, "ujar Farid tegas sambil menambahkan kata Kalpika pada KWK adalag kependekan dari Angkutan Lintas Pinggiran Kota, menggambarkan wilayah tugas angkot mereka.

Terakhir, Farid meminta Ahok tidak bersikap eksklusif dalam mengatur kebijakan soal angkutan kota. Ia berkata, Ahok seharusnya melalui jalur diskusi di mana pihaknya diundang untuk sama sama mencari solusi masalah angkot yang ada.

Kasus 'Absen Antar', Ibas Terancam Sanksi BK

TEMPO.CO

Kasus 'Absen Antar', Ibas Terancam Sanksi BK  

Jakarta - Badan kehormatan Dewan Perwakilan Rakyat segera mendalami pelanggaran anggota Komisi Pertahanan,Edhie Baskoro Yudhoyono, dalam mengisi absensi rapat paripurna Selasa pagi. Sekretaris Jenderal Demokrat ini diduga mengisi buku tanda hadir bukan di meja tamu ruang rapat paripurna, melainkan di salah satu ruangan di kompleks parlemen.

"Kalau titip absen dengan tanda tangan orang lain itu pelanggaran berat. Nah, kasus Ibas juga tidak boleh karena berdasarkan aturan tanda tangan harus dilakukan di tempat semestinya," kata M. Prakosa, Ketua BK DPR, Selasa, 12 Februari 2013. (Lihat: Rapat Paripurna DPR, Ibas Absen Lalu Pergi)

Menurut Prakosa, dalam kasus Ibas ada dua pihak yang bisa disalahkan . "Yang mengantar absen dan anggota DPR yang bersangkutan," ujarnya.

BK berjanji untuk mempelajari kasus ini. Menurut Prakosa, sebelum memanggil putra Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu, BK akan memastikan siapa inisiator "absen antar" itu. "Seandainya ada indikasi pelanggaran, BK tidak ragu lagi memanggil. Bahkan kami akan berikan sanksi bila ada pelanggaran etika itu."

Dalam rapat paripurna pagi tadi, Ibas diketahui meneken absensi secara diam-diam di belakang ruang rapat paripurna, bukan di meja depan pintu ruangan. Absensi diduga diantarkan oelh seorang anggota staf kepada Ibas.

Remaja Kota Doyan Ngeseks Sebelum Nikah

MERDEKA.COM


Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional menyatakan, angka kehamilan pada usia remaja semakin meninggi. Hal itu itu disebabkan oleh kurangnya pendidikan seks yang sehat di kalangan remaja.

"Perilaku seksual yang tidak sehat di kalangan remaja di Indonesia khususnya yang belum menikah cenderung meningkat," ujar Kepala BKKBN Sugiri Syarif di Gedung Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Jl Kramat Raya, Jakarta, Selasa (12/2).

Sugiri mengatakan, menurut data Survei Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia (SKRRI), sebanyak 1 persen remaja perempuan dan 6 persen remaja laki-laki menyatakan pernah melakukan hubungan seksual pranikah. 

"Bahkan menurut data Kementerian Kesehatan, 35,9% remaja mempunyai teman yang sudah pernah melakukan hubungan seks pranikah dan 6,9% responden telah melakukan hubungan seks pranikah," kata dia.

Selanjutnya, kata Sugiri, terdapat pola kenaikan angka perilaku seks pranikah yang cukup tinggi pada remaja di wilayah perkotaan. Sedangkan untuk daerah pedesaan, angka tersebut cenderung menurun.

"Tapi, angka perilaku seks pranikah di pedesaan masih dua kali lipat dibandingkan dengan di perkotaan," terang Sugiri.

Untuk menekan agar angka tersebut tidak semakin meninggi, kata Sugiri, BKKBN tengah menjalin kerjasama dengan beberapa pihak, salah satunya PBNU. "Kami melihat PBNU memiliki potensi akar rumput yang cukup kuat," terang dia.

Lebih lanjut, Sugiri berharap, kerjasama ini dapat menekan semakin meningkatnya aktivitas seks pranikah di kalangan remaja. "Salah satunya melalui pendidikan seks," pungkas dia.

Lima Film Animasi Wajib Tonton Tahun 2013

Meski tidak semeriah tahun lalu, tahun 2013 masih menyimpan banyak film animasi yang asyik disimak. Dari berbagai film animasi tersebut, ada beberapa judul yang sepertinya lebih menarik perhatian daripada yang lain. Kisah asli, prekuel, maupun sekuel? Semua ada di sini tahun ini. Berikut adalah lima film animasi wajib tonton dari lima studio animasi terkemuka Hollywood:

1. The Croods


"The Croods"Keluarga Crood — sang ayah, Grug (Nicolas Cage), sang ibu, Ugga (Katherine Keener), sang nenek, Gran (Cloris Leachman), anak laki-lakinya, Thunk (Clark Duke), anak perempuannya, Eep (Emma Stone), serta adik perempuannya yang masih bayi — terpaksa pindah ke tempat baru karena gua tempat tinggal mereka hancur.

Saat mengalami perjalanan di tengah rimba liar yang fantastis demi mencari rumah baru, keluarga manusia purba ini bertemu dengan seorang laki-laki penyendiri bernama Guy (Ryan Reynolds) yang berasal dari spesies yang sudah lebih berkembang dari mereka.

Film “The Croods” dikembangkan selama 9 tahun sebelum akhirnya selesai dan diputar tahun ini. Bila sosok manusia gua dalam film animasi umumnya berbadan gempal dan membawa tongkat besar, dalam film ini Kirk De Micco dan Chris Sanders menghadirkan bentuk fisik yang lebih beragam dan lebih berat ke sisi fungsionalnya.

Contohnya, Eep yang atletis dan jago berayun di pohon serta memanjat tebing punya tubuh yang lebih berotot dan mirip pesenam. Sementara itu, Guy yang lebih mengandalkan otak serta alat-alat purba yang dipakainya memiliki tubuh lebih langsing.

Sutradara: Kirk De Micco, Chris Sanders

Penulis Naskah: Chris Sanders, Kirk De Micco

Pengisi Suara: Nicolas Cage (Grug), Ryan Reynolds (Guy), Emma Stone (Eep), Catherine Keener (Ugga), Clark Duke (Thunk), Cloris Leachman (Gran)

Produksi: DreamWorks Animation


2. Epic


"Epic" (Dok. Blue Sky Studios/20th Century Fox Film)

“Epic” adalah film animasi yang diadaptasi dari buku berjudul “The Leaf Men and the Brave Good Bugs” karya William Joyce. Film ini bercerita tentang seorang gadis remaja bernama Mary Katherine (Amanda Seyfried) yang tersesat di hutan setelah tubuhnya menyusut menjadi sangat kecil.

Mary Katherine kemudian bertemu dengan sekumpulan prajurit kecil yang disebut Leaf Men. Para Leaf Men ini merupakan makhluk yang dipanggil untuk melindungi hutan tersebut dari ancaman makhluk jahat. Mau tak mau, Mary Katherine pun terlibat dalam pertempuran antara kedua pihak sambil berusaha mencari tahu bagaimana caranya bisa kembali ke ukuran aslinya dan pulang ke rumah.

Ini adalah film kedua Blue Sky Studios yang diangkat dari buku karya William Joyce setelah “Robots” (2005). Unsur-unsur kisah dalam “Epic” sebenarnya banyak yang sudah diangkat dalam film anak-anak sebelumnya. Dari segi kualitas, film-film animasi Blue Sky Studios juga tak selalu menonjol — meski pendapatan film-film yang dihasilkan studio ini selalu bagus. “Epic” mungkin akan jadi salah satu film laris di bulan Mei nanti.

Sutradara: Chris Wedge

Penulis Naskah: Tom J. Astle, Matt Ember, James V. Hart, William Joyce, dan Daniel Shere

Pengisi Suara: Jason Sudeikis (Bomba), Steven Tyler (Nim Galuu), Pitbull (Bufo), Beyoncé Knowles (Queen Tara), Judah Friedlander (Larry), Aziz Ansari (Mub), Blake Anderson (Dagda), Amanda Seyfried (Mary Katherine)

Produksi: Blue Sky Studios, Twentieth Century Fox Animation


3. Monsters University


"Monsters University" (Dok. Disney)

Meski bersahabat di film “Monsters, Inc.” (2001), sewaktu kuliah ternyata Mike Wazowski (Billy Crystal) dan James P. “Sulley” Sullivan (John Goodman) tidak saling menyukai. Bagaimana ceritanya sampai dua monster ini akhirnya bisa saling memahami dan jadi teman baik? Jawabannya dapat Anda temukan di film prekuelnya, “Monsters University”.

Tentunya, tak semua monster langsung tahu bagaimana caranya menakut-nakuti anak-anak dengan efektif. Jadi, di film ini kita dapat melihat bagaimana mereka mempelajari tugasnya sebelum lulus kuliah dan bekerja di Monsters, Inc.

Selain itu, bila sebelumnya Pixar bereksperimen dengan genre fiksi ilmiah dalam “WALL-E” (2008), pahlawan dengan “The Incredibles” (2004), dan dongeng dengan “Brave” (2012), kali ini kita dapat melihat mereka mengolah genre komedi remaja dalam film ini. “Monsters University” menghadirkan pesta, segala jenis keisengan mahasiswa, dan karakter stereotipikal. Tapi, apakah Pixar akan kembali mendulang sukses atau lagi-lagi tampil mengecewakan?

Sutradara: Dan Scanlon

Pengisi Suara: Billy Crystal (Mike Wazowski), John Goodman (Sulley), Steve Buscemi (Randall Boggs), Joel Murray (Don Carlson), Jeff Pidgeon (Bile), Julia Sweeney, Dave Foley, Peter Sohn

Produksi: Pixar Animation Studios, Walt Disney Pictures


4. Despicable Me 2


"Despicable Me 2" (Dok. Universal Pictures)

Siapa yang menyangka bahwa “Despicable Me” (2010) yang diisi suaranya oleh komedian-komedian terkenal justru berhasil melontarkan karakter favorit yang tak diduga? Bukan Gru, bukan pula Vector, juga bukan pula Dr. Nefario. Makhluk-makhluk imut berwarna kuning asisten Gru yang dinamakan minion justru menjadi daya tarik utama “Despicable Me”.

Tak heran, dalam sekuelnya, “Despicable Me 2”, para minion ini akan mendapatkan porsi yang lebih besar dalam ceritanya. Sampai saat ini Illumination Entertainment memang belum merilis sinopsis resmi filmnya. Tetapi, dari cuplikan yang pernah dirilis tahun lalu, kehadiran para minion akan lebih dikedepankan. Selain itu, akan ada karakter baru yang diisi suaranya oleh Al Pacino. Apakah ia akan jadi karakter jahat atau baik? Kita tunggu saja bulan Juli.

Sutradara: Pierre Coffin, Chris Renaud

Penulis Naskah: Ken Daurio, Cinco Paul

Pengisi Suara: Steve Carell (Gru), Kristen Wiig (Miss Hattie), Miranda Cosgrove (Margo), Elsie Kate Fisher (Agnes), Dana Gaier (Edith), Russell Brand (Dr. Nefario), Moises Arias (Antonio)

Produksi: Illumination Entertainment


5. Cloudy 2: Revenge of the Leftovers


"Cloudy 2: Revenge of the Leftovers"

“Cloudy with A Chance of Meatballs” (2009) punya kisah yang menarik dan humor yang unik. Meski tak menghasilkan keuntungan luar biasa besar, film ini tetap merupakan salah satu animasi paling menghibur di tahun 2009.

Dalam sekuelnya, Flint Lockwood (Bill Hader) mengetahui bahwa mesin yang dahulu diciptakannya ternyata masih bekerja. Tetapi, bukannya menghasilkan makanan, mutasi yang terjadi membuat mesin ini menghasilkan makhluk hibrida antara makanan dan hewan.

Meski film yang diadaptasi dari buku anak-anak karya Judy Barrett ini tak mengikuti cerita dalam kisah aslinya, dalam film pertama, “Cloudy with A Chance of Meatballs” memang sama-sama bercerita tentang badai makanan yang menyerang sebuah kota. Jadi, bila sekuelnya masih mengikuti tema yang ada dalam buku, kita akan melihat bagaimana Flint dan kawan-kawan mencoba mengubah kota Swallow Falls yang kini adalah rimba berisi makhluk mutan menjadi sebuah tempat tinggal kembali.

Sutradara: Cody Cameron, Kris Pearn

Penulis Naskah: John Francis Daley, Jonathan M. Goldstein

Pengisi Suara: Bill Hader (Flint Lockwood), Anna Faris (Sam Sparks), Neil Patrick Harris (Steve), Andy Samberg (Brent), Terry Crews (Earl), James Caan (Tim Lockwood), Kristen Schaal (Barb), Will Forte (Chester V), Benjamin Bratt (Manny)

Produksi: Columbia Pictures, Sony Pictures Animation, Sony Pictures Imageworks


http://id.omg.yahoo.com/blogs/blog-editor/lima-film-animasi-wajib-tonton-tahun-2013-080103274.html

14 Februari 2013: Real Madrid 1 vs 1 Man United



TRIBUNNEWS.COM 

Cristiano Ronaldo berhasil menyamakan skor menjadi 1-1, di pertandingan leg pertama babak 16 besar Liga Champions Eropa, antara Real Madrid melawan Manchester United, yang digelar di Stadion Santiago bernabeu, Kamis (14/2/2013). 

Gol Ronaldo di menit ke-30 tercipta setelah ia berhasil menyambut umpan silang dari sisi kanan pertahanan United. Sundulan keras Ronaldo, tak mampu ditahan oleh penjaga gawang United, David De Gea. Skor pun berubah imbang 1-1. 

Sebelumnya Danny Welbeck sempat membuat Manchester United unggul 0-1, lewat golnya di menit ke-20. Berawal dari tendangan sudut yang diambil oleh Wayne Rooney, Welbeck menyambut bola dengan sundulan yang merobek gawang Madrid, sekaligus mengubah skor menjadi 0-1 untuk keunggulan United. 

Susunan pemain: 

Real Madrid: Diego López, Raphael Varane, Sergio Ramos, Fábio Coentrão, Álvaro Arbeloa, Sami Khedira, Cristiano Ronaldo, Mesut Özil, Xabi Alonso, Ángel Di María, Karim Benzema 

Cadangan: Gonzalo Higuaín, Ricardo Carvalho, Luka Modric, Pepe, Antonio Adán, Michael Essien, Kaká 

Man United: David De Gea, Rafael, Patrice Evra, Rio Ferdinand, Jonny Evans, Phil Jones, Wayne Rooney, Michael Carrick, Danny Welbeck, Shinji Kagawa, Robin van Persie 

Cadangan: Antonio Valencia, Anders Lindegaard, Tom Cleverley, Anderson, Chris Smalling, Javier Hernández, Ryan Giggs

Lima Salah Kaprah Hak Asasi


Di tingkat konstitusional, Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia sudah mengalami perbaikan selama 12 tahun. Tetapi pada kenyataan, kondisi HAM masih tidak memuaskan. Kekerasan baru cenderung dibiarkan terjadi, sementara kekerasan lama tak pernah terselesaikan (seperti kasus Munir). Tak heran ketika pejabat tinggi kantor HAM PBB Navi Pillay datang ke Indonesia, dia memberi catatan keras kepada pemerintah.

Salah satu penyebab kemandekan penegakan HAM adalah salah kaprah yang terjadi di kalangan pejabat, petugas hukum, serta masyarakat Indonesia. Apa saja salah kaprah itu?

1. ‘HAM bertentangan dengan nasionalisme dan budaya lokal.’

Hak asasi dianggap sebagai budaya Barat yang memuja individualisme dan mengganggu kesatuan Indonesia. Padahal, rasa kritis setiap orang datang dari ketiadaan pelayan negara. Atau hilangnya faktor penopang keberadaan setiap manusia. 

Daya kritis ini bisa muncul dari setiap orang yang berada di tengah komunitas dan bisa meluas hingga menjadi daya kritis bersama. HAM harus dipahami sebagai sebuah nalar kritis dari tiap insan, dapat muncul secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama, dan ditujukan kepada penguasa. Baik penguasa di rumah, lingkungan, pemerintah (termasuk lokal) atau di mana saja selama terdapat pembagian tugas. 

Nasionalisme tidak boleh jadi pembenaran setiap orang boleh disiksa, dihilangkan, ditangkap semena-mena atau bahkan dibunuh. Nasionalisme dan budaya seharusnya menjadi instrumen penjamin HAM, bukan mengurangi apalagi mengancam. Aktivis hak asasi dan aktivis politik di Aceh dan Papua adalah contoh korban dari salah kaprah seperti ini.


2. ‘Reformasi di Indonesia sudah kebablasan.’

Kebebasan di Indonesia dianggap sudah tanpa batas, sehingga orang bisa dan boleh melakukan apa saja — termasuk menghina atau mengecam satu kelompok. Tetapi kebebasan yang diperjuangkan bersama HAM sebenarnya tidak tanpa batas. Kebebasan tersebut tidak boleh digunakan untuk melanggar atau mengganggu kebebasan mendasar orang atau kelompok lainnya. 

HAM juga mengisyaratkan bahwa pertentangan hak harus diatur lewat kebijakan tegas dan diuji di jalur hukum. Masalahnya di Indonesia, tidak ada pengadilan yang pernah menguji pertentangan kebebasan yang mendasar ini. Yang terjadi adalah “pasar bebas” — pertentangan definisi kebebasan dan klaim dari masing-masing pihak.

Kasus kekerasan terhadap minoritas merupakan bukti otentik dari salah kaprah ini. Para pelaku kekerasan menikmati kebebasan berekspresi yang disalahgunakan sedangkan polisi, dalam berbagai kesempatan, selalu berdalih “khawatir dianggap melakukan pelanggaran hak asasi”. Pihak minoritas selalu dianggap menghina identitas kelompok mayoritas, atau keberadaannya tidak diinginkan komunitas setempat. 


3. ‘Kejahatan kemanusiaan boleh dilakukan bila perlu.’

Anggapan yang salah ini muncul karena banyak kalangan tidak mengetahui ukuran hak-hak fundamental. Dalam HAM dikenal konsep “hak-hak yang tidak dikurangi dalam keadaan apapun,” contohnya penyiksaan dan kejahatan terhadap kemanusiaan. Konsep ini terkait dengan konsep hostis humanis generis, yaitu kejahatan terhadap hak-hak di atas merupakan musuh bagi seluruh umat manusia.

Salah kaprah ini berakibat serius pada sejumlah hal, misalnya menteri koordinator keamanan Djoko Suyanto pernah mengatakan, kekerasan yang terjadi pada 1965 dan seterusnya, terhadap sejumlah orang yang dituduh PKI merupakan hal wajar demi menyelamatkan negara. 

Pernyataan senada juga datang dari Wakil Ketua DPR RI Priyo Budi Santoso, yang mengatakan peristiwa 1965 tidak perlu diungkap kembali. Nah, model pernyataan-pernyataan seperti ini menunjukkan ketidakberpihakan para pejabat negara pada ukuran kewajiban negara di bidang HAM.


4. ‘HAM adalah hasil konsensus dan komitmen politik.’

Cara berpikir seperti ini perlu dibedah lebih jauh. Bahwa pelaksanaannya juga merupakan sebuah konsensus dan membutuhkan komitmen. Tetapi sampai sejauh ini, instrumen pemerintah dan instrumen hukum masih menunjukkan kinerja buruk dan rentan dipolitisasi. 

Lihat saja, bagaimana polisi berjanji dengan pin yang ditempel di baju dinas kepolisian tentang “Anti Kekerasan dan Anti Korupsi”. Namun kenyataannya banyak aparat polisi masih melakukan kekerasan.

Keanehan lain, bisa dilihat dari tingkat regional di mana ASEAN baru saja mengesahkan Deklarasi HAM. Sejumlah kalangan seperti Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa dan Perwakilan Indonesia di Komisi HAM ASEAN Rafendi Djamin menyatakan bahwa deklarasi ini sebagai sebuah kemajuan dan kristalisasi hasil dari sebuah konsensus politik di ASEAN.

Tapi bagaimana deklarasi ini akan berjalan bila setiap negara ASEAN memiliki komitmen dan implementasi yang rendah pada HAM? Terlebih deklarasi HAM ASEAN juga masih memberikan ruang penyelewengan dengan ukuran lokalitas masing-masing negara dan konteks keamanan nasionalnya.

Atau lihat juga dengan janji Kementerian Pertahanan Purnomo Yusgiantoro yang menyatakan bahwa masyarakat tidak perlu panik dengan adanya Rancangan Undang-Undang Keamanan Nasional karena tidak akan digunakan sebagai alat represi di masa depan. Tapi di sisi lain, TNI AU justru melakukan kekerasan terhadap jurnalis. 


5. ‘HAM hanyalah wacana bukan substansi penegakan hukum apalagi perumusan kebijakan.’

Hasil ketidakpahaman dan ketiadaan komitmen dalam penanganan persoalan HAM, akhirnya hanya berujung pada saling lempar wacana dan tanggung jawab. Perdebatan HAM hanya melahirkan nama-nama populis dan antogonis tanpa sebuah kemajuan pada kasus, isu dan masa depan yang ingin dibangun. Suciwati tetap hampa menunggu keadilan atas kasus suaminya, Munir. Demikian juga Sumarsih, Widodo, dan banyak nama keluarga korban lainnya. Bahkan mereka menjadi renta satu per satu dimakan semangat dan penantian keadilan dan kebenaran.


Jika suatu saat Navi Pillay datang kembali ke Indonesia, mudah-mudahan situasi bisa lebih baik. 

http://id.berita.yahoo.com/blogs/newsroom-blog/lima-salah-kaprah-hak-asasi-080601695.html

Dialog antara Annisa Azwar dan Jamal

TEMPO.CO

Ini Dialog Terakhir Annisa Azwar dan Sopir Angkot

Jakarta -Sejak tewasnya mahasiswi Universitas Indonesia Annisa Azwar akibat loncat dari angkot U10 jurusan Tanah Pasir-Sunter muncul, banyak spekulasi berkembang. Salah satunya adalah dugaan bahwa sang sopir, Jamal bin Jamsuri, tak menjelaskan ia akan membawa Annisa kembali ke tempat dia naik pertama kali di Beos, Kota.

Ketika ditemui Tempo di ruang tahanan Satuan Kepolisian Lalu Lintas Jakarta Barat, Senin, 11 Februari 2013, Jamal membantah dugaan itu. Jamal mengaku sudah menjelaskan kepada mahasiswi Fakultas Ilmu Keperawatan itu bahwa dia salah jurusan akan diantarkan tempat semula di Beos.

Berikut adalah runtutan percakapan yang diingat Jamal.

Jamal: (Saat 12 penumpang turun di Tanah Pasir) Loh, Mbak enggak turun? Mbak mau ke mana?

Annisa: Saya mau ke Pademangan, Bang.

Jamal: Wah, Mbak salah naik angkot. Saya antar ke Beos lagi ya, dari sana nanti ganti angkot yang arah Pademangan.

Annisa: Iya bang.


Usai percakapan singkat itu, kata Jamal, dia tak bercakap-cakap lagi dengan Annisa. Namun, dia mendengar Annisa beberapa kali menelepon tantenya. "Tapi saya tak tahu detil apa yang dibicarakan."

Ditanyai apakah dirinya mendengar Annisa meminta turun, Jamal menjawab tidak. Ia mengaku sama sekali tidak mendengar Annisa ingin diturunkan.

"Tahu-tahu saja dia sudah loncat. Saya baru sadar saat dia sudah loncat. Angkot langsung saya tinggal. Saya bawa dia ke rumah sakit naik bajaj," ujar Jamal sambil menambahkan Annisa jatuh dalam keadaan tengkurap.

Jamal merupakan tersangka penyebab resahnya Annisa hingga akhirnya loncat dari angkot yang dikendarainya. Annisa, sebelum meninggal, menyakini dirinya hendak diculik Jamal.

Pahit Manis Kehidupan Mantan Atlet Berpestasi


Ada senang, juga ada susah. Hidup memang ditakdirkan untuk berpasangan, seperti halnya ada wanita ada pula pria. Begitu pun kisah hidup para mantan atlet nasional yang pernah mengharumkan nama bangsa Indonesia di kancah Internasional.

Beberapa mantan atlet menjalani kehidupan yang membahagiakan pasca mereka memutuskan untuk pensiun. Ada yang mendapatkan perhatian dari pemerintah, ada pula yang sudah punya perencanaan matang setelah pensiun.

Ivana Lie merupakan salah satunya. Juara SEA Games 1979 dan 1983 itu kini menjadi pegawai di Kementerian Pemuda dan Olahraga. Masih banyak atlet yang punya prestasi diberi apresiasi berupa pekerjaan sebagai pegawai negeri sipil atau pegawai BUMN. Sebut saja, Ilham Jaya Kusuma dari cabang sepak bola.

Sementara Rudi Hartono (bulutangkis), Ade Rai (binaraga), Susi Susanti (bulutangkis), Anjas Asmara (sepak bola), Haryanto Arbi (bulu tangkis), Puspita Mustika Adya (balap sepeda), Richard Sam Bera (renang) kini bisa hidup mapan karena mengelola bisnis. Mereka tampaknya sudah punya rencana matang saat masih menjadi atlet.

Tapi ada juga yang mendapat hadiah lain. Marina Segedi, eks atlet pencak silat, mendapat tunjangan rumah dari Kementerian Pemuda dan Olahraga. Namun tunjangan itu didapat setelah Marina menjalani kehidupan yang kurang layak.

Peraih medali emas SEA Games di Filipina pada 1981 tersebut harus banting tulang menghidupi keluarganya sebagai pengemudi taksi. Setelah dia berpisah dengan suaminya, Rainer Nurdin pada 1990, wanita yang juga menjadi juara tingkat Asia di Singapura itu, terpaksa harus menghidupi sendiri kedua anak perempuannya yang masih kecil: Ayu Yulinasari dan Rima Afriani Caroline.

Sejak saat itu ia pun mulai kerja apa saja untuk mencari nafkah. Awalnya Marina bekerja sebagai sopir taksi, pada 1991. Namun 3 tahun kemudian ia berhenti. “Setelah berhenti, saya bekerja apa saja. Pernah dagang kue, nasi, sampai jadi peran pembantu di film. Dan Januari 2011 saya masuk lagi ke Blue Bird,” ujar Marina.

Setali tiga uang dengan Marina, mantan atlet atletik Indonesia, Samuel Elia Huwae juga hidup serba kekurangan. Peraih medali perak dan perunggu di Sea Games 1991 ini hidupnya menjadi seorang juru parkir di Senayan.

“Kalau saya punya uang banyak saya tak akan bekerja seperti ini,” cetus Samuel.

Hidup pas-pasan juga dialami Hapsani, peraih medali perak dan perunggu di SEA Games 1981 dan 1983. Bahkan mantan atlet lari estafet 4 x 100 meter ini terpaksa menjual medali yang diperolehnya ke pasar loak di Jatinegara Jakarta Timur, pada 1999.

“Suami saya terpaksa menjual medali-medali itu untuk beli makanan. Sebab saat itu suami saya menganggur,” jelas Hapsani yang kini telah berusia 50 tahun.

Kisah Marina, Elia Huwae dan Hapsani merupakan kenyataan betapa tragisnya nasib sejumlah mantan atlet yang dulu pernah berjasa mengharumkan nama Indonesia. Mereka hidup pas-pasan, membanting tulang untuk menyambung hidup usai pensiun sebagai atlet nasional.

Perhatian dari pemerintah memang sangat kurang. Untuk itu diharapkan agar para atlet agar lebih bijak dalam menentukan masa depan. Misal mengelola uang bonus saat juara menjadi investasi emas, properti atau pendidikan. 

“Kita harus memberikan dukungan moril juga materiil. Selain itu juga ada pemberdayaan agar kualitas hidup mereka menjadi layak,” harap Rudi Hartono.


Pemain-pemain Berbakat Tapi Bandel: