بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم Rochmany's Blog: 10/17/17
Go Green

Clock Link

Tuesday, October 17, 2017

Ali, Pemuda Kalimantan Tangan Kanan Alfred Wallace


Hasil gambar untuk garis wallace

VIVA – Hasil ekspedisi ilmiah naturalis Inggris, Alfred Russel Wallace, di kawasan Asia Tenggara pada abad ke-19 tidak bisa dilepaskan dari bantuan penduduk lokal.

Salah seorang asisten kepercayaan Wallace adalah pemuda Melayu berusia sekitar 15 tahun bernama Ali.

Seorang sejarawan sains yang mempelajari Charles Darwin dan Alfred Wallace di National University of Singapore, John van Wyhe, mengisahkan, Ali berasal dari Sarawak, Borneo (sekarang Kalimantan), yang kini masuk wilayah Malaysia.

Ia menambahkan, Wallace menggambarkan Ali sebagai remaja Melayu yang penuh perhatian, bersih, dan pandai memasak.

"Ali, yang populer dengan sebutan Ali Wallace, awalnya direkrut sebagai juru masak, juru perahu, dan dalam perjalanan berbulan-bulan, naik kelas menjadi asisten pribadi Wallace," kata John kepada VIVA.co.id, Selasa, 17 Oktober 2017.

Wallace menyebut Ali sebagai asisten yang cerdas, menyenangkan, dapat dipercaya, dan laki-laki muda yang kompeten. Ali setia menemani Wallace melewati hampir semua perjalanan.

"Dalam otobiografinya, Wallace menilai Ali sebagai sosok yang sangat berguna dalam mengajari tugas-tugas asisten yang lain. Dia cepat tanggap dalam mengetahui keinginan dan kebiasaan Wallace," tutur John, yang berasal dari Inggris.

Selama ekspedisi, Wallace dan Ali saling berbagi tugas. Wallace mengumpulkan serangga, sedangkan Ali mengumpulkan burung. Ali mampu membuat penemuan baru yang signifikan bagi Wallace.


Ratusan asisten

Wallace pun mendeskripsikan tentang Ali dalam sebuah halaman di otobiografinya:

“Ketika saya tiba di Sarawak tahun 1855, saya mengajak seorang remaja Melayu bernama Ali sebagai pelayan pribadi. Dia juga membantuku mempelajari bahasa Melayu dengan berkomunikasi terus menerus. Dia banyak belajar soal menembak dan menguliti burung dengan baik. Lalu, dia pengayuh perahu yang lihai, seperti kebanyakan orang Melayu. Dia siap untuk melakukan apa pun saat tenaganya dibutuhkan".

Alfred Russel Wallace.

Selama berkelana di hutan, sungai, pegunungan, berjalan kaki dan naik perahu, Wallace dibantu oleh lebih dari 100 asisten yang terdiri dari pemandu, koki, kru perahu, pemanggul barang, penembak dan tukang menguliti burung, pemotong kayu, dan peran lainnya.


Ekspedisi Wallace selama delapan tahun di kepulauan Melayu adalah salah satu cerita klasik dari sejarah sains. Dalam kurun waktu 1854-1862, Wallace dan tim asistennya mendapatkan 125.660 spesimen sejarah alam yang terdiri dari serangga, burung, reptil, mamalia, dan kerang.

Koleksi ini diambil dari Singapura, Sarawak di Borneo, Bali, Lombok, Makassar di Sulawesi, Kepulauan Maluku, Papua, Jawa, dan Sumatera.

Temuan ini mengukuhkan Wallace sebagai ilmuwan dunia yang menciptakan teori seleksi alam dan garis imajiner bernama Garis Wallace (The Wallace Line). (one)

Film Horor Eli Dijadwalkan Rilis Januari 2019

Gambar terkait

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan produsen dan distributor film Paramount siap membuka tahun 2019 dengan meluncurkan film horor, Eli. Dalam pengumuman Senin (16/10), film arahan sutradara Ciaran Foy ini rencananya dirilis pada 4 Januari 2019.

Foy, yang menggarap film horor Sinister 2 (2015), membeberkan, Eliberkisah tentang sebuah klinik terpencil tempat dirawatnya seorang anak laki-laki yang mengidap penyakit langka. Klinik tersebut kemudian berubah menjadi penjara berhantu tanpa ada jalan keluar.
Naskah Eli ditulis oleh David Chirchirillo yang juga merupakan penulis naskah Black List pada 2015 lalu. Selain Eli, Foy juga sedang mengerjakan proyek film The Shee yang diproduksi Blumhouse.

Eli dikabarkan menjadi satu-satunya film yang mengawali tahun 2019 lebih dahulu. Sekuel Glass yang dibintangi Bruce Willis dan Samuel L. Jakcson tayang kemudian pada 18 Januari 2019. Beberapa film lainnya yang juga dijadwalkan tayang pada awal 2019 yaitu PalymobilAdAstra, serta Spies in Disguise.

Pidato Lengkap Gubernur DKI Anies Baswedan

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Wagub DKI Jakarta Sandiaga Uno menuju Istana Merdeka, Jakarta, Senin (16/10).


REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anies Basweda dan Sandiaga Uno resmi menjabat sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta setelah keduanya dilantik oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Senin (16/10) lalu. Pascadilantik, Anies-Sandi ke Balai Kota DKI untuk melakukan serah terima jabatan (sertijab).

Usai itu semua, Anies menyampaikan pidato politik pertamanya sebagai Gubernur DKI di hadapan warga Ibu Kota yang sudah hadir sejak pagi di halaman Blok G Balai Kota. Berikut pidato lengkap Gubernur DKI periode 2017-2022 itu:

Bismillahirrahmaanirrahiim. Alhamdulillahi rabbil alamin. Washolatu wassalamu 'ala asrofil ambiya iwal mursalin wa'ala alihi wasohbihi aj ma'in. Amma ba'du. 

Saudara-saudara semua warga Jakarta. 

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. 
Salam sejahtera. Om swastiastu. Namo buddhaya. 

Saudara-saudara semua, hari ini satu lembar baru kembali terbuka dalam perjalanan panjang Jakarta. Ketika niat yang lurus, ikhtiar gotong-royong dalam makna yang sesungguhnya, didukung dengan doa-doa yang kita terus bersama panjatkan, maka pertolongan dan ketetapan Allah SWT itu telah datang. Tidak ada yang bisa menghalangi apa yang telah ditetapkan oleh-Nya, dan tidak ada pula yang bisa mewujudkan apa yang ditolak oleh-Nya. Warga Jakarta telah bersuara dan terpaut dengan satu rasa yang sama, "Keadilan bagi semua". Mari kita terus panjatkan syukur dan doa keselamatan kepada Allah SWT, Yang Maha Menolong dan Maha Melindungi. 

Hari ini sebuah amanat besar telah diletakkan di pundak kami berdua. Sebuah amanat yang harus dipertanggungjawabkan dunia akhirat. Hari ini adalah penanda awal perjuangan dalam menghadirkan kebaikan dan keadilan yang diharapkan seluruh Rakyat Jakarta, yaitu kemajuan ibukota tercinta dan kebahagiaan seluruh warganya. 

Hari ini, saya dan Bang Sandi dilantik menjadi gubernur dan wakil gubernur bukan bagi para pemilih kami saja, tapi bagi seluruh warga Jakarta. Kini saatnya bergandengan sebagai sesama saudara dalam satu rumah untuk memajukan kota Jakarta. 

Holong manjalak holong, holong manjalak domu, demikian sebuah pepatah Batak mengungkapkan. Kasih sayang akan mencari kasih sayang, kasih sayang akan menciptakan persatuan. Ikatan yang sempat tercerai, mari kita ikat kembali. Energi yang sempat terbelah, mari kita satukan kembali. 

Jakarta adalah tempat yang dipenuhi oleh sejarah. Setiap titik Jakarta menyimpan lapisan kisah sejarah yang dilalui selama ribuan tahun. Jakarta tidak dibangun baru-baru saja dari lahan hampa. Sejak era Sunda Kalapa, Jayakarta, Batavia hingga kini, Jakarta adalah kisah pergerakan peradaban manusia. Jakarta sebagai melting pot telah menjadi tradisi sejak lama. Di sini tempat berkumpulnya manusia dari penjuru Nusantara, dan penjuru dunia. Jakarta tumbuh dan hidup dari interaksi antar manusia. 

Dalam sejarah panjang Jakarta, banyak kemajuan diraih dan pemimpin pun datang silih berganti. Masing-masing meletakkan legasinya, membuat kebaikan dan perubahan demi kota dan warganya. Untuk itu kami sampaikan apresiasi dan rasa terima kasih kepada para gubernur dan wakil gubernur sebelumnya, yang turut membentuk dan mewarnai wujud kota hingga saat ini. 

Jakarta juga memiliki makna penting dalam kehidupan berbangsa. Di kota ini, tekad satu Tanah Air, satu bangsa dan satu bahasa persatuan ditegakkan oleh para pemuda. Di kota ini pula bendera pusaka dikibartinggikan, tekad menjadi bangsa yang merdeka dan berdaulat diproklamirkan ke seluruh dunia. Jakarta adalah satu dari sedikit tempat di Indonesia yang merasakan hadirnya penjajah dalam kehidupan sehari-hari selama berabad-abad lamanya. Rakyat pribumi ditindas dan dikalahkan oleh kolonialisme. Kini telah merdeka, saatnya kita jadi tuan rumah di negeri sendiri. Jangan sampai terjadi di Jakarta ini apa yang dituliskan dalam pepatah Madura, Itik se atellor, ajam se ngeremme. Itik yang bertelur, ayam yang mengerami. Seseorang yang bekerja keras, hasilnya dinikmati orang lain. 


Kini kami datang untuk melanjutkan segala dasar kebaikan yang telah diletakkan para pemimpin sebelumnya, sembari memperjuangkan keberpihakan yang tegas kepada mereka yang selama ini terlewat dalam merasakan keadilan sosial, membantu mengangkat mereka yang terhambat dalam perjuangan mengangkat diri sendiri, serta membela mereka yang terugikan dan tak mampu membela diri. 

Jakarta adalah Ibu Kota Negara Kesatuan Republik Indonesia, maka selayaknya ia menjadi cermin dan etalasi dari semangat NKRI, semangat Pancasila dan semangat tegaknya konstitusi. Di kota ini lah Pancasila harus mengejawantah, setiap silanya harus mewujud menjadi kenyataan. 

Dimulai dari hadirnya suasana ketuhanan dalam setiap sendi kehidupan kota. Indonesia bukanlah negara yang berdasar satu agama, namun Indonesia juga bukan negara sekuler. Ketuhanan, selayaknya menjadi landasan kehidupan warga.

Prinsip ketuhanan ini kemudian harus diwujudkan pula dengan hadirnya rasa kemanusiaan dan keadilan bagi seluruh rakyat, tanpa ada yang terpinggirkan, terugikan, apalagi tidak dimanusiakan dalam kehidupannya. 

Perjuangan selanjutnya adalah memperjuangkan persatuan dalam kehidupan kota, tak hanya merayakan keragaman. Ada sebuah pepatah Aceh yang bermakna, Cilaka rumah tanpa atap, cilaka kampung tanpa guyub. Persatuan dan keguyuban ini yang harus terus kita perjuangkan, dimulai dari meruntuhkan sekat-sekat interaksi antar segmen masyarakatnya, terutama pemisahan ruang interaksi berdasar kemampuan ekonomi. 

Dalam mewujudkan semua prinsip itu, dialog dan musyawarah harus diutamakan melalui mekanisme majelis-majelis perwakilan warga yang dilibatkan dalam setiap pengambilan kebijakan. Musyawarah diutamakan untuk menghasilkan kesepakatan dan kesepahaman. Tuah sakato, kata orang Minang. Dalam kesepakatan berdasar musyawarah itu terkandung tuah kebermanfaatan. 

Dan di ujungnya, namun menjadi yang terpenting, kita perjuangkan hadirnya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Jakarta. Karena hadirnya keadilan sosial ini akan menjadi parameter utama terwujudnya semangat Pancasila di kota ini. Seluruh aspek dan alat pembangunan kota haruslah ditujukan untuk menghadirkan keadilan sosial bagi warga. Termasuk APBD, jelas harus mencerminkan keberpihakan kepada mereka yang belum merasakan keadilan sosial. 

Bung Karno dahulu berucap, Kita hendak membangun satu negara untuk semua. Bukan buat satu orang, bukan buat satu golongan, baik golongan bangsawan maupun golongan yang kaya, tapi semua untuk semua. Maka segala pengambilan kebijakan di kota ini haruslah didasarkan pada kepentingan publik luas. Pengelolaan tanah, air, teluk dan pulau, tidaklah boleh diletakkan atas dasar kepentingan suatu individu, kepentingan suatu golongan, kepentingan suatu perhimpunan, ataupun kepentingan suatu korporasi. Semua untuk semua, Jakarta untuk semua, inilah semangat pembangunan yang akan kita letakkan untuk Jakarta. 

Jakarta adalah saksi bagaimana sebuah bangsa menempuh jalan terjal mendaki untuk wujudkan mimpi merdekanya. Tanggung jawab kita kini adalah menjadikan ibu kota menjadi kota milik semua. Setiap keluarga dan pribadi kita harus bisa mengatakan dengan penuh rasa syukur, beruntung kita tinggal di ibu kota. Ibu kota harus menjadi kota yang manusiawi, kota yang memberikan ruang pada seni, kebudayaan dan tradisi untuk berkembang, sekaligus kota yang kehidupannya membahagiakan. Di ibu kota semua harus berkesempatan untuk maju bersama. Jakarta harus Maju Bersama. 

Gubernur dan wakil gubernur tentu menjadi pemimpin bagi semua dan harus menghadirkan keadilan bagi semua. Namun jelas pula bahwa kami hadir dengan tekad mengutamakan pembelaan yang nyata kepada mereka yang selama ini tak mampu membela diri sendiri, membantu mengangkat mereka yang selama ini terhambat dalam perjuangan mengangkat diri sendiri. 

Bang Sandi tadi sudah menegaskan komitmen dan paradigma ke depan tentang pembangunan kota. Bang Sandi sudah jabarkan bagaimana kita akan bersama-sama membangun dan mengelola kampung, jalan, sekolah, puskesmas, pasar, angkot, dan berbagai aspek kota lainnya. Seperti kata Bang Sandi, ini adalah satu langkah bersama ke depan, memastikan Jakarta yang lebih ramah mimpi.


Untuk itu, kami hadir mengajak seluruh warga, menjadikan usaha memajukan kota sebagai sebuah gotong royong, sebuah gerakan bersama. Dalam pembangunan kota ke depan, Gubernur bukan sekadar administrator bagi penduduk kota, bukan pula sekadar penyedia jasa bagi warga sebagai konsumennya. Namun kami bertekad akan menjadi pemimpin bagi kolaborasi warga kota yang berdaya dan turut menjadi perancang dan pelaku pembangunan. 

Dalam pepatah Banjar dikatakan, Salapik sakaguringan, sabantal sakalang gulu. Satu tikar tempat tidur, satu bantal penyangga leher. Kiasan ini bermakna hubungan antar elemen masyarakat yang erat, saling setia dan mendukung satu sama lain. Inilah semangat yang hendak kita bangun. 

Selain itu, kami mengajak pula seluruh elemen kepemimpinan di kota Jakarta ini, mulai dari jajaran pemerintah daerah, para wakil rakyat, pemimpin lembaga pertahanan, keamanan dan penegakan hukum, untuk memiliki tekad yang sama menghibahkan hidupnya kepada rakyat Jakarta, bukan sebaliknya, menyedot kekayaan dari kota dan warganya, untuk dibawa pulang ke rumahnya. 

Sebuah kearifan lokal dari Minahasa mengingatkan, Si tou timou tumou tou. Manusia hidup untuk menghidupi orang lain, menjadi pembawa berkah bagi sesama.

Sebuah pengingat bagi semua manusia, namun terutamanya bagi para pemimpin. Mohammad Husni Thamrin, seorang putra terbaik Jakarta pernah mengatakan, Setiap pemerintah harus mendekati kemauan rakyat. Inilah sepatutnya dan harus menjadi dasar untuk memerintah. Pemerintah yang tidak mempedulikan atau menghargakan kemauan rakyat sudah tentu tidak bisa mengambil aturan yang sesuai dengan perasaan rakyat. Ucapan Husni Thamrin ini terpatri dalam patungnya yang berdiri di Lapangan Monas di hadapan kita ini. 

Saudara-saudara semua, perjuangan kita ke depan adalah perjuangan untuk mewujudkan gagasan, kata dan karya yang selama ini telah kita tekadkan. Dengan tak henti memohon pertolongan kepada Yang Maha Memberi Pertolongan, mari kita bersama berikhtiar mewujudkan Jakarta yang maju setiap jengkalnya, dan bahagia setiap insan di dalamnya. 

Tanah Air Indonesia adalah karunia Allah SWT. Ciptaan Tuhan yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Bangsa ini diberikan keindahan dan kekayaan Alam yang tiada tandingnya. Ya, alam Indonesia adalah ciptaan Tuhan, tapi desa, kota dan negara di tanah ini adalah ciptaan manusia. Tuhan menciptakan alam, manusia membentuk kota. Bagaimana kota kita sepenuhnya kembali pada diri kita semua. 

Semoga Allah SWT membantu ikhtiar kita, melindungi ibu kota, menjadikannya wilayah yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur,serta menurunkan keberkahan bagi setiap warganya. Laa hawla wa laa quwwata illa billah. Tiada usaha, kekuatan, dan daya upaya selain dengan kehendak Allah. 

Wallahu muwafiq ila aqwamith thoriq, billahi taufiq wal hidayah. 
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Organisasi Sayap PDIP Laporkan Anies karena Pidato 'Pribumi'

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memberikan sambutan acara pesta rakyat pelantikan gubernur dan wakil gubenrur DKI Jakarta Anies-Sandi di halaman Balai Kota, Jakarta, Senin (16/10) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Departemen Pidana Hukum dan HAM DPD Banteng Muda Indonesia DKI Jakarta Pahala Sirait melaporkan Anies Baswedan ke Bareskrim Polri, Selasa (17/10) petang. Anies dilaporkan terkait isi dari sebagian pidato politik mengenai kata pribumi dan nonpribumi.

Pahala mengungkapkan, dalam laporannya, dia menuntut Anies dengan pasal terkait keberadaan mereka sebagai gubernur di Inpres Nomor 26 tahun 1998 dan Undang-Undang Nomor 40 tahun 2008. "Sejak ada Inpres itu tidak ada lagi istilah pribumi dan nonpribumi," ujar Pahala, Selasa (17/10).

Dalam laporannya ini, Pahala menyertakan barang bukti berkas lampiran pidato dan video Anies saat berpidato di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (16/10). Pahala mengaku mewakili Banteng Muda yang merupakan sayap PDI Perjuangan (PDIP).

"Kita mau dengan pidato tersebut tidak memecah belah ke depannya jadi kami ini memiliki fungsi kritisi karena kami organisasi sayap partai sebagai salah satu fungsi kami adalah salah satu kontrol yakni kami melaporkan di Bareskrim," jelas dia.

Pahala berharap, ini menjadi pelajaran bagi kepala daerah yang akan berorasi ke depannya untuk tidak lagi mengucapkan adanya golongan pribumi dan nonpribumi. Karena, menurutnya, hal itu menurut dia bisa menimbulkan konflik antarsuku, ras, budaya, dan agama. "Ini sebagai contoh kenapa kita angkat kasus ini supaya kepala daerah kepala daerah nantinya bisa melihat kasus ini," kata Pahala.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjelaskan penggunaan diksi pribumi dalam pidato yang digelorakan di Balai Kota DKI, Senin (16/10). Penggunaan kata itu, menurut dia, konteksnya adalah era kolonialisme sebelum kemerdekaan. "Istilah itu digunakan untuk konteks pada saat era penjajahan," kata dia di Balai Kota DKI, Selasa (17/10).
Anies mengatakan, Jakarta adalah kota yang paling merasakan penjajahan. Warga Ibu Kota menyaksikan langsung orang Belanda yang menjajah Indonesia. Hal ini tentu berbeda dengan mereka yang berada di daerah. Meski tahu adanya penjajahan di Indonesia, kata dia, tapi yang langsung menyaksikan adalah warga Jakarta.

"Yang lihat Belanda dari jarak dekat siapa? Orang Jakarta. Coba kita di pelosok-pelosok Indonesia, tahu ada Belanda. Tapi lihat depan mata? Nggak. Yang lihat depan mata itu kita yang di Kota Jakarta," ujar dia.

Lojek, Aplikasi untuk Ojek Pangkalan


REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemkot Bandung menyiapkan teknologi berbasis aplikasi bagi ojek pangkalan agar bisa bersaing dengan ojek online. Dengan demikian, ojek pangkalan tetap bisa menyesuaikan layanan tranposrtasi dengan bantuan teknologi.

Aplikasi yang digagas Dinas Tenaga Kerja adalah Lojek yang merupakan kepanjangan dari Lokal Ojek. Aplikasi yang tengah dalam pengembangan ini didesain khusus untuk ojek pangkalan mendapatkan penumpang lewat media pesanan online.

Pengembang aplikasi Lojek, Ridwan Effendy menjelaskan lebih lanjut bahwa aplikasi ini memiliki dua sistem. Sistem pertama Lojek untuk pelanggan yang bisa diunduh di ponsel warga yang akan menjadi calon penumpang. Sementara sistem lainnya merupakan aplikasi 'Pangkalan' yang hanya bisa diakses oleh operator atau perwakilan ojek di setiap pangkalan.

Aplikasi di pangkalan ojek, kata Ridwan, nantinya akan mengatur pesanan dan pengemudi yang akan melayani. Ojek pangkalan yang akan melayani penumpang didasarkan pada antrian dengan menggunakan smartcard yang dimiliki pengemudi.

"Jadi datang ke pangkalan, ojek akan mendaftarkan antrian lewat 'tap' dari smartcard yang dipunya. Mereka akan terima orderan berdasarkan antrian siapa ojek yang datang dan dapat pesanan duluan. Mereka akan menuju lokasi calon penumpang sesuai alamat yang diberikan penumpang," tutur Ridwan.

Ridwan menambahkan, ketika sudah ada ojek yang akan mengantar, masyarakat mendapat informasi soal pengemudi dan nomor telepon yang bisa dihubungi. Ojek pangkalan yang akan melayani merupakan yang terdekat dari lokasi penjemputan penumpang.

"Ojek-ojek yang ada di pangkalan tinggal mendaftarkan diri ke operator pangkalannya masing-masing untuk registrasi data pengemudi," ujarnya.

Secara keseluruhan, Ridwan mengatakan aplikasi sudah siap digunakan. Tinggal menetapkan tarif yang akan berlaku serta radius penjemputan penumpang yang juga akan dibatasi.

Sementara itu salah satu ojek pangkalan di Terminal Leuwipanjang, Mumuh menyambut baik adanya aplikasi yang digagas Pemkot Bandung ini. Mumuh berharap aplikasi ini betul-betul membantu mereka bersaing dengan ojek online yang saat ini semakin marak.

"Mudah-mudahan ini jadi solusi kita bisa berjalan lancar dan akan lebih baik ke depannya. Tentunya dengan harga yang masih menguntungkan dan bisa bersaing," kata Mumuh.

Sumber : Center

Semua Manusia Akan Jadi 'Cover' Surat Yasin


Dream - Banyak orang bercita-cita ingin menjadi model, artis atau public figure yang saban waktu wajahnya terpampang di televisi atau sampul majalah.

Namun sadarkah kamu? Bahwa tanpa diminta pun kelak foto kita akan menjadi sampul dari sebuah buku. Ya, wajah kita akan jadi `cover` dari buku Yasin.

Sebab, setiap manusia pada akhirnya akan menemui ajal. Jika kematian datang, maka mau tak mau tiap manusia harus meninggalkan segala kenikmatan hidup di dunia.

Sebagaimana firman Allah SWT,
" Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati." (QS. Ali Imran: 185)

Seorang penyair terkenal pun pernah berkata,
Setiap manusia, betapa pun panjang umurnya
Kelak di suatu hari, dirinya akan terusung di atas keranda
Pada hari tersebut seluruh makhluk kembali menghadap kepada Allah
agar seluruh amalan mereka dihisab.

Ketika ajal menjemput, setiap manusia akan berpindah dari " kampung" yang penuh tipu daya (dunia) menuju kampung abadi sesuai dengan amalannya. Pada waktu itu, manusia akan melayangkan pandangannya yang terakhir kali kepada anak dan kerabatnya.

Dirinya akan memandang dunia ini untuk kali yang terakhir. Di saat itulah, tanda-tanda sekarat akan nampak di wajahnya. Muncul rasa sakit dan tarikan napas yang teramat dalam dari lubuk hatinya.

Nelayan Sulit Temui Ikan Sejak Pulau Reklamasi Digarap


VIVA - Polemik proyek Pulau Reklamasi di Teluk Jakarta mengemuka lagi. Janji Gubernur-Wakil Gubernur DKI yang baru dilantik, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno, menolak proyek itu ditagih para nelayan terdampak. Di satu sisi, pemerintah menegaskan bahwa proyek itu kewenangan pusat. 

Polemik Pulau Reklamasi itu dipilih sebagai tema pada program Indonesia Lawyers Club atau ILC di tvOne pada Selasa malam, 17 Oktober 2017. Tiga nelayan terdampak diberikan kesempatan pertama menyampaikan unek-uneknya, apa yang mereka rasakan setelah adanya megaproyek tersebut.

Didin, nelayan Muara Angke, mengaku dilahirkan dari keluarga nelayan. Pada tahun 1960-an, orang tuanya terusir dari Ancol gara-gara proyek reklamasi di sana. Keluarga Didin lalu pindah ke Muara Angke. Dia merasa jadi korban reklamasi sejak bocah. "Saya melaut di Muara Angke sudah lama," katanya.

Ihwal Pulau Reklamasi di Teluk Jakarta, Didin tahu baru-baru ini, setelah aktivitas pengurukan dan pengangkutan pasir ke area proyek berjalan. "Saat pengurukan, kami belum tahu. Awalnya, ada relokasi bagan-bagan kecil, kata dinas itu menganggu alur laut. Jadi, bagan-bagan, zero-zero dan ternak kerang dibongkar semua," ujar Didin.

Setelah dibongkar, aktivitas pengurukan terjadi. Didin mencari tahu ternyata mau dibuat pulau-pulau. "Di situ saya mulai cemas. Dan kalau melaut di sana sudah ada sekuritinya. Kami katanya tidak boleh merapat ke lokasi pengurukan pasir-pasir tersebut. Di situlah kami sudah merasa terganggu," ujarnya.

Nelayan meradang karena di area pulau-pulau yang dibangun sejak lama merupakan zona tangkap nelayan tradisional, baik nelayan Muara Angke maupun Kalibaru. "Tempat mencari ikan adanya di situ, mulai dari bibir Pantai Dadap sampai Marunda. Akhirnya kami cari solusi, tapi lama-lama semakin rumit," ujar Didin.

Dampak proyek tersebut buruk bagi nelayan. Nelayan tidak bisa melepas jaring karena ada pasir yang ditimbun jadi pulau. Karena itu, untuk mendapatkan ikan harus ke tengah dan itu membutuhkan perahu besar dan enambah ongkos operasional. "Karena ketika pasir dipasang, yang naik terlebih dahulu sampah," katanya.

Dampak lain adalah menghilangnya ikan-ikan yang sebelumnya mudah didapat. "Contohnya sekarang yang sudah tidak, kerang hijau di Teluk Jakarta sudah tidak ada, rebon sudah tidak ada, ikan teri sudah harus ke tengah, kepiting sudah tidak. Kepiting ada itu semua dari luar daerah," jelas Didin.

Tahir, nelayan Kalibaru, mengungkapkan dampak sama seperti diutarakan Didin. Area tangkap nelayan di daerahnya sama, yakni di seluas pulau-pulau megaproyek tersebut. "Ketika pasir dibuang ke laut, pusaran air sebagai tempat habitat biota laut terbendung. Akhirnya ikan-ikan di sana menjauh," ucapnya.

Ketua Nelayan Muara Anke, Iwan Chamidi, menjelaskan, ketika moratorium terkait Proyek Reklamasi dicabut oleh pemerintah, nelayan sangat marah. "Bagaimana mungkin kami bisa melawan reklamasi ini. Karena itu sesuai janji Anies-Sandi yang katanya menolak reklamasi, kami tunggu janji dia," ujarnya.

Lusa, Seribu Orang Tagih Janji Anies-Sandi Tutup Alexis

Gambar terkait

Metrotvnews.com, Jakarta: Sejumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang tergabung dalam Forum Masyarakat Jakarta Utara (Formaju) akan menggelar unjuk rasa di depan Hotel Alexis, Jakarta Utara, pada Kamis 19 Oktober 2017. Aksi tersebut rencananya akan diikuti sekitar 1.000 orang dari pelbagai LSM.

"Jadi kami ini terdiri dari hampir 60 LSM dan Ormas, di antaranya ada Pemuda Masjid, Pemuda Pancasila, FBR, FPI, ada Laskar Merah Putih," kata Ketua Presidium Formaju M Yusuf saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon Selasa 17 Oktober 2017. 

Ulus Pirmawan, Petani Asal Bandung Barat Raih Penghargaan Dunia dari FAO

Hasil gambar untuk Ulus Pirmawan

REPUBLIKA.CO.ID, LEMBANG -- Berkat dedikasinya dalam mengembangkan sektor pertanian, sosok Ulus Pirmawan, petani asal Kabupaten Bandung Barat berhasil meraih penghargaan dari organisasi pangan dunia, Food and Agriculture Organization (FAO). Ia mendapat penghargaan bersama empat orang petani lainnya yang berasal dari seluruh Asia Pasifik.


Kemparnya, Shafiqa Wahidi asal Afghanistan, Eri Otsu dari Jepang, Boonpheng Nasomyon asal Thailand, dan Indra Kumari Lawati dari Nepal. Penghargaan diserahkan pada peringatan hari Pangan Sedunia, Senin (16/10) di Kantor Wilayah FAO untuk Asia dan Pasifik di Bangkok, Thailand.



Dalam perbincangan, Ulus mengungkapkan bahwa ia dianggap berhasil oleh FAO melakukan kemandirian dari hulu sampai hilir di sektor pertanian. Salah satu yang membuat dirinya diganjar penghargaan adalah dalam memajukan para petani di Kampung Gandok, Desa Suntenjaya Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat.



"Orang tua saya mendidik dan mengajarkan saya bertani, sampai bisa menjadi petani mandiri dan meraih penghargaan dari organisasi pangan dunia," ujarnya, Selasa (17/10) melalui pesan singkat.



Lelaki lulusan SD ini mengaku ketekunan dan keuletan dalam mengelola lahan pertanian membuat dirinya berkembang seperti sekarang ini. Bahkan ia dipercaya menjadi Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Wargi Pangupay di kampungnya.



Ia menuturkan, saat ini petani Gapoktan Wargi Pangupay mempunyai produk unggulan yaitu buncis Kenya (baby buncis) yang sudah diekspor ke Singapura sejak 2015 lalu. Tidak hanya itu, beberapa komoditas dikirimkan ke supermarket di Bandung dan Jakarta dan beberapa perusahaan suplier sejak 1995 lalu. "Sayuran lain yang dihasilkan para petani di Kampung Gandok diantaranya ialah tomat, buncis, kol, brokoli, sawo, terong, dan cabai," ungkapnya.



Menurutnya, salah satu strategi yang dilakukan untuk meningkatkan penghasilan petani dengan cara memutus peran tengkulak dalam rantai distribusi komoditas pertanian. Hal itu membuat petani mendapatkan keuntungan yang lebih banyak yaitu dari 1 kg baby buncis memperoleh untung hingga Rp 5000 per kg.



Tidak hanya itu, dirinya menerapkan pembatasan dalam penggunaan pestisida. Dimana, barang tersebut digunakan hanya untuk saat memberantas hama saja. Selain itu, petani di Kampung Gandok memprioritaskan penggunaan pupuk kompos untuk pertanian.



Berbekal pengetahuan yang dimilikinya serta puluhan tahun berkecimpung di sektor pertanian, ia lantas berbagi ilmu dengan petani lainnya seputar mengelola lahan pertanian di wilayahnya. Saat ini, anggota Gapoktan Wargi Pangupay telah menghimpun sekitar 100 petani yang mengelola lahan pertanian seluas sekitar 100 hektare di Kampung Gandok.



Communication Specialist FAO Indonesia, Siska Widyawati mengatakan sosok Ulus dipilih mendapatkan penghargaan karena dirinya dinilai dapat mewujudkan lima strategi objektif ketahanan pangan. Dimana, yang bersangkutan membawa triple-winkeuntungan bagi para petani dan keluarganya, serta kelompok tani.



"Pak Ulus bisa memenuhi tiga kriteria triple-win yaitu peningkatan produksi, penambahan penghasilan petani, dan peningkatan nutrisi," katanya. Selain itu, rekomendasi dari Kementerian Pertanian juga turut mempengaruhi pemilihan Ulus sebagai petani teladan.

Korea Utara Mau Berunding dengan Syarat

Korea Utara mau berunding dengan syarat


antara - Perserikatan Bangsa-Bangsa/PBB (ANTARA News) - Korea Utara pada Senin (16/10) mengatakan kepada PBB bahwa mereka tidak akan pernah merundingkan perlucutan senjata kecuali Amerika Serikat (AS) membalikkan kebijakan "bermusuhan mereka".

Wakil Duta Besar Korea Utara untuk PBB Kim In Ryong mengatakan kepada komite Majelis Umum mengenai perlucutan senjata bahwa situasi di semenanjung Korea "telah mencapai titik ketidakpastian dan perang nuklir dapat terjadi kapan saja."

"Kecuali kebijakan bermusuhan dan ancaman nuklir AS benar-benar ditiadakan sepenuhnya, kami tidak akan pernah menegosiasikan senjata nuklir dan roket balistik kami dalam situasi apa pun," katanya.

Menyusul serangkaian peluncuran rudal dan uji nuklir keenam, Kim mengatakan negaranya "telah melewati gerbang terakhir" menuju kekuatan nuklir penuh dengan perlengkapan-perlengkapan untuk serangan nuklir.

"Seluruh daratan AS dalam jangkauan tembak dan kalau AS berani menyerbu wilayah suci kami, bahkan satu inchi saja, mereka tidak akan lepas dari hukuman berat kami di bagian dunia mana pun," kata diplomat Korea Utara itu.

Presiden Donald Trump telah terlibat perang kata dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, menghujat dan mengancam untuk "menghancurkan total" Korea Utara bila mengancam AS.

Namun Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson mengatakan pada Minggu bahwa Trump ingin menghindari perang, meski presiden itu di Twitter mengatakan  Tillerson "membuang-buang waktunya" dengan upaya diplomasi.

"Dia (Trump) tidak ingin berperang," kata Tillerson kepada CNN, menambahkan upaya diplomasi tersebut akan "berlanjut sampai bom pertama dijatuhkan."

AS dan Korea Selatan pada Senin memulai latihan Angkatan Laut Gabungan 10 hari dalam aksi unjuk kekuatan terkini pada Korea Utara.

Kim mengatakan Korea Utara tidak akan menyasar negara yang tidak bergabung dengan kampanye militer AS.

"Selama satu negara tidak ambil bagian dalam aksi militer AS terhadap DPRK, kami tidak punya niat untuk menggunakan atau mengancam menggunakan senjata nuklir pada negara yang lain," katanya sebagaimana dikutip kantor berita AFP.

AS telah memimpin upaya di Dewan Keamanan PBB untuk menerapkan dua set sanksi keras baru terhadap Korea Utara terkait uji rudal balistik antar-benuanya. (hs)