بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم Rochmany's Blog: 06/23/15
Go Green

Clock Link

Tuesday, June 23, 2015

Amerika adalah Benua yang Dimurtadkan

Ternyata, Amerika adalah Negeri Muslim yang Dimurtadkan

VIVA.co.id - Benua Amerika Adalah Negeri Muslim yang Dimurtadkan, Apa Buktinya?
1. Adanya sepotong batu yang ditemukan di daerah Corinto di El Salvador, tepatnya di dalam sebuah gua telah diidentifikasi dan dari situlah kedatangan umat Islam di Amerika Selatan dapat teridentifikasi oleh batu yang diketahui sebagai bantalan prasasti Malaka Haji Malaya pada abad ke-13. Umat muslim tersebut diduga berasal dari salah satu daerah di Indonesia.

2. Ditemukan beberapa koin oleh Pendeta Thaddeus Mason Harris yang ditulis oleh seorang penulis jurnal Amerika yang pada tahun 1787 ketika berkunjung ke beberapa area Massachusetts. Koin itu kemudian oleh Harris diserahkan ke perpustakaan Harvard College untuk diperiksa dan diketahui bahwa koin tersebut berasal dari abad ke-8 dan 9 dan dikenal sebagai Samarqand Dirham. Ada prasasti La ilaha illa-Allah Muhammadun Rasulullah dan Bismillah yang kelihatan ada pada koin tersebut.

3. Prasasti batu lagi-lagi ditemukan dengan bentuk bantalan huruf Cufic H-M-I-D yang diduga berasal dari pasca-650 CE dan ini merupakan salah satu bukti benua Amerika adalah benua yang dimurtadkan. Di bebatuan Nevada, tepatnya di Valley of Fire juga diketahui ada tulisan Arab lainnya.

4. Tulisan Cufic itu ada dan penemuannya ada di White Mountains di tahun 1951 yang lokasinya tidak jauh dari kota Benton di perbatasan Nevada. Tulisan dengan gaya Cufic yang dikenali sebagai tulisan di abad ke-7 ini terdapat kalimat tentang Iblis yang merupakan sumber dari segala kebohongan atau Setan maha mayan.

5. Ada banyak orang yang mencoba meneliti sejarah awal masuknya Islam ke Amerika, mungkin termasuk Profesor Barry Fell seorang dosen yang sudah pensiun dari Harvard University. Ia menekankan bahwa di tahun 650-an, Amerika kedatangan kaum muslim dan tentu ada dasar mengapa sang profesor berani menyatakan demikian, ini karena kaligrafi Cufic. Kalau memang benar, itu artinya pada era Khalifah Utsman, umat Islam telah menapakkan kaki di Amerika.

6. Tulisan “In the Name of Allah” juga ditemukan oleh Profesor Fell dan dianggap sebagai bukti selanjutnya akan Amerika negeri muslim yang dimurtadkan. Jika mengecek dan melihat secara hati-hati akan temuan prasasti tersebut, akan didapati kesimpulan bahwa memang benda tersebut tidaklah bergaya modern Arab dan malah mengandung gaya Cufic yang sangat ada hubungannya dengan gaya tulisan di abad ke-7.

7. Diketahui pula bahwa sebuah daerah di mana orang-orang Arablah penghuninya, diserang oleh Navajos dan Apache asli yang merupakan Athapcan Tribe. Sejumlah sekolah yang dibangun oleh orang-orang Arab dapat memesonakan para pribumi yang buta huruf, dan dari situlah tercipta subyek yang mirip serta binatang mitos hasil dari ubahan bentuk geometris yang kemungkinan dikerjakan dengan bantuan tawanan selama berabad-abad.

Masih ada banyak lagi bukti-bukti mengenai Amerika yang dulunya sebenarnya merupakan negeri Islam melalui penjelasan catatan sejarah. Benua Amerika adalah negeri muslim yang dimurtadkan atau mungkin lebih tepatnya disesatkan.

ISIS Eksekusi Warga Indonesia karena Dituduh Sebarkan AIDS


Suara.com - Kelompok radikal ISIS diberitakan mengeksekusi militannya asal Indonesia. Orang Indonesia itu dituduh menyebarkan virus AIDS lewat donor darah. Aksi dituduh dilakukan secara sengaja.


Daily Mail melansir, Selasa (23/6/2015), akibat donor darah itu, seorang militan lainnya terinveksi AIDS. Selain itu darah yang didonorkan orang Indonesia di Shaddadi, Provinsi Hasaka selatan itu menimbulkan kekhawatiran.


Kasus AIDS itu terdeteksi karena seorang militan ISIS asal Mesir terinveksi AIDS setelah berhubungan seks dengan seorang Yazidi berusia 15 tahun. Selain itu dua warga Arab Saudi juga terinveksi karena memperkosa perempuan itu.


Setelah itu, tes medis membuktikan ada yang terinfeksi AIDS setelah mendapatkan donor darah dari seorang militan ISIS asal Indonesia.


Penyelidikan menyebutkan orang Indonesia itu sudah menderita AIDS sebelum gabung dengan ISIS September lalu. Akibatnya dia dijatuhi hukuman mati atas tuduhan sengaja 'merugikan' anggota ISIS dengan sukarela menyumbangkan darahnya untuk pejuang yang terluka.


Penyelidikan lain difokuskan pada semua pejuang ISIS yang lain yang telah memperkosa perempuan Yazidi. Namun penyelidikan dan pemeriksaan medis dihentikan tak lama setelah seorang komandan ISIS yang juga memperkosa gadis itu. (Daily Mail)

3 Peran Margriet

ANGELINE DIBUNUH: Tersangka Agus Jujur, Ini 3 Peran Margriet

TEMPO.CODenpasar -Juru bicara Kepolisian Daerah Bali Komisaris Besar Heri Wianto mengatakan keterangan tersangka pembunuh Angeline, Agustinus Tai, bisa menjadi alat bukti yang menyeret tersangka lain. Keterangan itu berasal dari hasil tes kebohongan pada 20 Juni 2015. "Agustinus merupakan saksi mahkota," kata Heri kepada Tempo, Selasa, 23 Juni 2015.

Dalam kasus kematian Angeline, hanya Agustinus yang ditetapkan sebagai tersangka pembunuh bocah delapan tahun itu. Selama pemeriksaan berlangsung, ia semula mengaku sebagai pelaku yang menyebabkan Angeline tewas. Namun belakangan, Agustinus mengubah kesaksiannya dengan menyatakan Margriet Christina Megawe adalah pembunuh sebenarnya.




Heri menjelaskan, Agustinus alias Agus menjalani tes kebohongan yang diselenggarakan Pusat Laboratorium Forensik Kepolisian Republik Indonesia. Ia berujar, jawaban menunjukkan sebagian besar Agus berkata benar. Meski begitu, Heri enggan merincikan pertanyaan yang diajukan kepada pria yang pernah bekerja di rumah ibu angkat Angeline itu.


Pekan lalu, Agus membeberkan sejumlah pegakuan mengejutkan. Setidaknya ada 3 pengakuan yang menjadikan Margriet semakin terpojok dengan kematian Angeline:





1. Tuding Margriet Pembunuh

Dalam keterangan tambahannya pada Rabu, 17 Juni 2015, Agus mengaku bahwa Margriet yang membunuh anak angkatnya itu. "Waktu kejadian, M (Margriet) memanggil AG (Agus) untuk datang ke kamarnya dan mengaku ia membunuh Angeline," ujar pengacara Agus, Haposan Sihombing, kepada Tempo, Kamis, 18 Juni 2015.



Keterangan Agus kali ini memang berbeda dengan keterangan sebelumnya pada 10 Juni 2015, atau persis ketika Angline ditemukan membusuk di pekarangan rumah Margriet. Meski begitu, sejauh ini polisi masih menetapkan Agus sebagai tersangka pembunuh Angeline dengan sangkaan membunuh dan memperkosa.



Pengacara Margriet, Hotma Sitompoel, dalam sejumlah kesempatan membantah bahwa kliennya terlibat dalam kematian Angeline. Hotma berujar, keterangan Agustinus tak berdasarkan fakta. "Saya tak paham mengapa keterangan Agustinus dipertimbangkan meski tidak ada dukungan bukti," kata Hotma saat dihubungi, Selasa, 23 Juni 2015.  


2. Angeline Tewas di Kamar Margriet
Agustinus mengaku bahwa pembunuhan Angeline terjadi pada 16 Mei 2015. Sekitar pukul 09.30 Wita, Agus mendengar teriakan Angeline dari kamar Margriet. Agus mendengar teriakan Angeline, "‘Mama, lepaskan aku’," kata pengacara Agus, Haposan Sihombing, menirukan cerita kliennya. Teriakan itu hanya berlangsung sekali tapi terdengar sangat keras.
Saat itu, menurut Haposan, Agus berada di kamarnya. Lantas, beberapa saat setelah teriakan Angeline, Margriet memanggilnya. Agus kemudian masuk ke kamar Margriet. Di dalam kamar itu, Agus melihat Angeline sudah dalam keadaan sekarat dengan posisi telentang.  tubuh Angeline banyak yang membiru. Bahkan kepalanya terlihat berdarah.

Hotma menyangkal tudingan Agus. Menurut Hotma, cerita sebenarnya, Agus meminjam pensil ke Angeline untuk membuat surat yang akan dikirimkan kepada keluarga di Sumba. Sekitar 30 menit kemudian, Angeline mendatangi Agus untuk meminta pensil itu.
Agus mengembalikannya. Saat akan keluar kamar Agus, Angeline berkata, "Kata Ibu (Margriet) 'kerja kamu enggak becus' kepada Agus. Akibatnya, Hotma berujar, Agus naik pitam. Agus lalu memukuli Angeline dan membenturkan kepalanya ke tembok sampai tewas. "Tidak ada kejadian di kamar Margreit," kata Hotma.

3. Kubur Kaos Bersama Angeline
Ternyata sejumlah barang bukti yang ditemukan polisi dalam lubang tempat Angeline dikubur tidak hanya sprei dan boneka, namun terdapat juga baju kaus dan celana panjang yang sedang dikenakan Agus. Pengacara Agus, Haposan Sihombing mengungkap saat itu Agus dipanggil oleh Margriet yang berada di dalam rumah.
 Di dalam kamar, tubuh Angeline sudah sekarat. Margriet kemudian memerintahkan pemuda asal Sumba Timur, Nusa Tenggara Tmur, itu untuk melepaskan baju kaus yang sedang dia pakai. Berdasarkan pengakuan Agus, kata Haposan, Margriet memerintahkan Agus menguburkan kaus dan celana yang sedang dipakainya itu bersama tubuh Angeline dalam satu liang lahat.
Pengacara Margriet, Hotma Sitompoel, tentu saja membantah tudingan Agustinus yang menyebut ibu angkat Angeline itu memerintahkannya mengubur kaus dan celana yang sedang dipakainya bersama jenazah Angeline. "Itu keterangan absurd," kata Hotma.
 LINDA HAIRANI | AVIT HIDAYAT | BC
sumber: s