بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم Rochmany's Blog: Bambang Mulyono akan Skolahkan Lena dan Adiknya hingga SMA
Go Green

Clock Link

Tuesday, April 15, 2014

Bambang Mulyono akan Skolahkan Lena dan Adiknya hingga SMA


MERDEKA.COM. Bambang Mulyono, seorang pengusaha asal Wonosari, Klaten, Jawa Tengah merasa tergerak hatinya setelah membaca kisah Lena Safitri. Pria yang juga ketua Yayasan Al Khoir Solo tersebut berjanji akan menanggung biaya sekolah ABG asal Banyumas dan ketiga adiknya yang ditinggal pergi orang tuanya tersebut.

"Saya merasa sangat prihatin, trenyuh (terharu) setelah membaca kisah mereka di merdeka.com. Di era seperti ini kok masih ada anak yang tidak sekolah. Anak sekecil itu sudah harus mempunyai tanggung jawab yang luar biasa berat," ujar Bambang saat ditemui merdeka.com di Solo, Selasa (15/4).


Bambang yang juga Ketua DPP PKB Bidang Ekonomi dan Sosial tersebut berjanji akan segera mendatangi Lena dan adik-adiknya di Banyumas dalam waktu dekat.

"Besok pagi saya akan berangkat ke Purwokerto untuk melakukan survei dulu. Apa saja yang mereka butuhkan. Kamis mereka akan saya daftarkan sekolah. Saya akan biayai semua kebutuhan sekolah hingga SMA," katanya.

Sebelumnya, Lena Safitri (13), putri kedua pasangan Darsikin dan Wahyati, harus rela menggantikan peran ibunya yang sudah beberapa tahun ini meninggalkan keluarga mereka. Lena yang seharusnya duduk di bangku SMP itu kini harus rela memupuskan impiannya mengenyam pendidikan.

"Saya keluar karena malu, soalnya sudah lama tidak masuk sekolah. Saya terpaksa merawat adik-adik karena ibu pergi meninggalkan kami dan tak ada kabar," ujar Lena saat ditemui di rumahnya yang berada di Desa Karangklesem, Kecamatan Pekuncen Banyumas Jawa Tengah, Senin (14/4).

Lena sehari-harinya mengurus ke tiga adiknya yang masih kecil-kecil, Dian Rumita (10), Damar Aristian (7) dan Danil Romadon (5). Selain mengurus ke tiga adiknya, Lena juga harus melakukan pekerjaan rumah tangga seperti menyapu, mencuci piring, memasak hingga mencuci baju.

Kakak tertuanya, Kristian (15) pun harus membanting tulang bersama ayahnya Darsikin yang bekerja sebagai buruh harian di peternakan ayam yang jaraknya sekitar 1,5 kilometer dari rumah mereka. Mereka tinggal di sebuah rumah berukuran lebar 5 meter dan panjang 8 meter.

Untuk tidur, mereka hanya memiliki dua kamar yang berada di bagian depan dan belakang. Kamar bagian belakang rumah ditempatkan sebuah kandang ayam yang dipelihara anaknya.

Darsikin mengaku tidak bisa memenuhi kebutuhan hidup anak-anaknya. Dengan penghasilan Rp 35 ribu tiap hari, Darsikin mengaku tidak mampu memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

"Apalagi kebutuhan sekolah, kadang-kadang masih kurang buat beli nasi dan sayuran," ujarnya.

No comments:

Post a Comment