بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم Rochmany's Blog: Performa Gerindra 2014: Galaknya Prabowo beri pengaruh positif
Go Green

Clock Link

Saturday, April 12, 2014

Performa Gerindra 2014: Galaknya Prabowo beri pengaruh positif

Performa Gerindra 2014: Galaknya Prabowo beri pengaruh positif

MERDEKA.COM. Partai Gerakan Indonesia Baru, atau disingkat Gerindra, menjadi fenomena baru saat berlangsungnya Pemilihan Umum (Pemilu) 2009. Sebagai partai baru, Gerindra mampu lolos ke parlemen dengan perolehan suara yang cukup signifikan, sekaligus menjungkalkan PBB dan PKPI yang sudah dua kali ikut pemilu.

Partai ini berdiri pada tanggal 6 Februari 2008. Nama Gerindra sendiri diambil dari nama Parindra, yang merupakan pemberian langsung dari Presiden Soekarno. Namun, nama itu tidak dapat didaftarkan Prabowo Subianto karena harus melalui persetujuan pengurus lama, yang kebanyakan sudah meninggal dunia.

Sejak terbentuk, Gerindra langsung dinyatakan lolos dalam verifikasi parpol melalui Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan berhak bertarung bersama 43 partai lainnya. Pada Pemilu 2009, suara partai baru ini menunjukkan hasil yang cukup memuaskan dengan menembus Parliamentary Threshold (PT) 3,5 persen dengan perolehan 4.642.795 suara (4,46 persen) dan mendapat 26 jatah kursi di DPR RI.

Dalam Pilpres 2009, Partai Gerindra sepakat berkoalisi dengan PDIP dan mengusung Mega-Prabowo. Namun kalah oleh pasangan SBY-Boediono yang mendapat 60,80 persen, Mega-Prabowo hanya 26,79 persen dan JK-Wiranto 12,41 persen. Kekalahan itu membuat Gerindra ini memutuskan menjadi partai oposisi selama pemerintahan SBY-Boediono.

Hasil yang sangat mengejutkan justru terjadi pada pemilu kali ini, Gerindra mampu melesat naik dan menduduki urutan ketiga di bawah PDIP dan Partai Golkar. Dari hasil hitung cepat (quick count) yang dirilis Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Gerindra meraup jumlah suara hingga 11,80 persen, sedangkan Litbang Kompas sebesar 11,77 persen.

Menurut pengamat politik dari Universitas Airlangga (Unair), Muhammad Asfar keberhasilan Gerindra tak lepas dari sosok Prabowo Subianto yang mereka usung sebagai calon presiden (capres). Meskipun, Prabowo sudah menjadi jualan partai ini ketika bertarung di Pemilu 2009 lalu.

"Meskipun pada 2009 sudah dijual, tapi waktu itu figurnya masih kalah dengan SBY. Tapi saat ini, di antara capres-capres yang ada, figur Prabowo paling kuat dan tidak ada lawan di kalangan militer. Dalam pemilihan di Indonesia, masyarakat sebenarnya bisa menerima capres dari kalangan militer," ungkap Asfar saat berbincang dengan merdeka.com, Jumat (11/4) kemarin. 

Selain itu, faktor yang paling utama dan mampu mengangkat Gerindra adalah performa partai yang selama lima tahun terakhir dianggap cukup baik oleh masyarakat. Selama duduk di kursi parlemen, hampir tidak ada satupun kader yang terlibat dalam kasus korupsi, kolusi maupun nepotisme (KKN).

"Itu memberi kepercayaan masyarakat kepada Gerindra sebagai partai oposisi," ucapnya.

Sementara, kegalakan Prabowo saat melakukan kampanye sekaligus menyindir PDIP dan Jokowi ternyata tidak memberikan pengaruh negatif terhadap sosoknya. Hal itu terbukti dari beberapa lembaga survei yang memperlihatkan adanya peningkatan pemilih dari menengah ke atas, sementara pengaruh negatif hanya mengena pada pemilih dari kalangan bawah dan tidak banyak memberikan pengaruh.

Asfar menilai, sejak berdiri, mesin politik Gerindra tidak lebih baik dari partai-partai lainnya dan cenderung bersifat pasif. Keberadaan caleg yang diusung Gerindra lah yang memberikan hasil besar bagi partai berlambang kepala elang tersebut.

"Di beberapa dapil, caleg-caleg Gerindra gerakannya cukup masif, itu yang membawa suara cukup signifikan. Jadi variabel caleg sangat membantu naikkan suara di tingkat lokal," pungkasnya.

No comments:

Post a Comment