بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم Rochmany's Blog: AS Pertimbangkan Penggunaan Tablet dan E-reader Dalam Penerbangan
Go Green

Clock Link

Wednesday, October 2, 2013

AS Pertimbangkan Penggunaan Tablet dan E-reader Dalam Penerbangan


New York (Reuters) – Regulator penerbangan Amerika Serikat pada Senin mulai mempertimbangkan untuk mengizinkan para penumpang pesawat terbang bisa lebih banyak memanfaatkan laptop, tablet dan e-reader dalam pesawat, sambil menjamin alat itu tidak akan menganggu keamanan penerbangan.

Masukan tersebut, tertulis dalam sebuah laporan yang sudah lama ditunggu, adalah sebuah masalah yang diperdebatkan bagi para penumpang, banyak di antaranya yang merasa jengkel dengan aturan ketat yang mengharuskan alat elektronik dimatikan saat lepas landas dan pendaratan.

Beberapa penumpang khawatir alat elektronik mereka akan membahayakan penerbangan dengan mengganggu navigasi atau sinyal radionya. Yang lainnya menganggap risikonya kecil dan tetap menyalakan alat-alat itu saat fase paling penting dalam penerbangan ketika pesawat dalam keadaan paling rentan terhadap kecelakaan.

Laporan dari sebuah komite industri-pemerintah memberikan rekomendasi untuk mengizinkan tablet dan e-reader tetap menyala pada ketinggian di bawah 3.048 meter bagi pesawat yang lebih baru yang dirancang untuk tahan terhadap gangguan elektronik, namun mengatakan alat-alat yang lebih besar seperti laptop atau DVD player masih harus dimatikan saat lepas landas dan pendaratan agar tidak menyebabkan bahaya fisik, menurut orang-orang yang paham dengan masalah tersebut.

Tidak ada rekomendasi untuk mengubah alat-alat itu, namun, pesawat yang lebih tua mungkin memerlukan pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan pesawatnya tidak akan terpengaruh oleh gangguan, kata orang-orang tersebut. Panggilan telepon pribadi tidak dipertimbangkan oleh komite itu, dan akan tetap dilarang selama penerbangan.

Rekomendasi itu muncul di tengah-tengah ketertarikan yang intens dari masyarakat dan beberapa anggota Kongres, memancing Administrasi Penerbangan Federal (FAA) AS tahun lalu untuk membentuk sebuah komite untuk merekomendasikan bagaimana suatu aturan harus diubah.

Komite itu mulai bekerja pada Januari untuk membuat keputusan dalam enam bulan. Pada Juli mereka mendapatkan tambahan waktu selama dua bulan untuk menghasilkan panduan mengenai bagaimana maskapai penerbangan bisa menilai risiko keamanan yang diperagakan sistem penerbangan yang penting dan mengembangkan sebuah kebijakan terhadap aturan yang mengharuskan alat-alat itu dimatikan yang juga mempertimbangkan penggunaan alat-alat tersebut untuk waktu yang lebih lama.

Administrator FAA Michael Huerta “akan meninjau laporan tersebut dan menentukan langkah selanjutnya,” ujar juru bicara FAA Laura Brown pada Senin.


Pesawat lama, alat baru

Larangan terhadap alat elektronik portabel dalam penerbangan menjadi perdebatan selama puluhan tahun. FAA pertama kali membuat aturan pada 1966 untuk mengatur penggunaan radio FM, teknologi baru pada masa itu, setelah beberapa studi menunjukan hal itu mengganggu navigasi.

Banyak pesawat yang lebih tua masih digunakan dan masih sama rentannya dengan saat 45 tahun yang lalu,” kata FAA.

Pengalihan ke mekanisme kemudi pesawat elektrik dari sistem katrol lama, kabel dan hidrolik menyebabkan lebih banyak risiko bagi pesawat itu, sejak kontrol penerbangan yang penting itu, yang dikenal dengan sistem “fly-by-wire”, ditambahkan ke komponen tersebut yang bisa terpengaruh oleh gangguan elektrik.

Model pesawat komersial saat ini, yang dibuat oleh Boeing, Airbus, Embraer dan Bombardier, dirancang untuk tahan terhadap gangguan dari alat elektronik portabel.

Namun beberapa peswat fly-by-wire lama tidak memiliki perlindungan semacam itu, kata FAA. Dan bahkan pesawat yang lebih baru dibuat memiliki navigasi yang rentan dan peralatan radio yang bisa terpengaruh oleh “emisi frekuensi radio palsu” dari alat-alat portabel.

Sementara itu, alat elektronik portabel sudah diperbarui. Banyak yang mengeluarkan sinyal seluler, bluetooth dan internet dan bahkan alat-alat yang tidak mengeluarkannya bisa menghasilkan sinyal berkekuatan rendah yang bergerak dalam frekuensi radio, kata FAA. E-reader, contohnya, bisa mengeluarkan sebuah sinyal ketika penggunanya membuka suatu halaman, menurut FAA. Sebuah alat yang rusak bahkan bisa menghasilkan sinyal yang lebih kuat.

Sejauh ini, FAA melarang penggunaan alat portabel dalam penerbangan kecuali maskapai penerbangannya sudah memastikan alat-alat itu tidak menimbulkan bahaya. Oleh karena itu, komite tersebut menyarankan maskapai penerbangan standar bisa turut memastikan apakah pesawat yang lebh lama bisa mengatasi gangguan, seperti yang dilakukan maskapai penerbangan yang memiliki WiFi dan sistem hiburan dalam pesawat, kata salah seorang narasumber.

Pesawat pribadi mengikuti panduan dan larangan FAA yang sama seperti yang digunakan pesawat komersil ketika menggunakan alat elektronik portabel, menurut Netjet, sebuah perusahaan leasing pesawat.

Beberapa pembuat alat elektronik membuat langkah sendiri untuk membuktikan produk mereka aman. Pada 2011, Amazon.com menguji beberapa alat dengan membawa alat itu ke dalam sebuah pesawat dan melihat apakah alat-alat itu mengganggu sistem pesawat tersebut. Ternyata tidak, dan Amazon menyerahkan laporan itu ke FAA, kata perusahaan itu.

Amazon, yang menjual tablet Kindle Fire dan berbagai e-reader Kindle, adalah satu-satunya pembuat alat elektronik yang memiliki kursi langsung dalam komite yang beranggotakan 28 orang itu, walaupun Asosiasi Konsumen Elektronik juga adalah salah satu anggotanya.

Drew Herdener, seorang juru bicara perusahaan yang berbasis di Seattle tersebut, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa dukungan untuk penggunaan alat elektronik yang lebih luas dalam penerbangan adalah “sebuah keuntungan besar bagi konsumen.”

“Sejujurnya,” tambahnya, “sudah saatnya.”

No comments:

Post a Comment