بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم Rochmany's Blog: Kenali Istilah Loli: Miskonsepsi dan Kaitannya dengan Pedofilia
Go Green

Clock Link

Sunday, May 20, 2018

Kenali Istilah Loli: Miskonsepsi dan Kaitannya dengan Pedofilia


Kasus pedofil nampaknya marak terjadi di Negara Indonesia ini. Berbagai rentetan kasus mulai dari pemerkosaan anak di bawah umur, kasus penangkapan anggota komunitas Loli Candy. Ya, istilah loli kini mulai dikenal dan selalu diasosiasikan dengan pedofilia. Namun apakah memang benar ada keterkaitan antara istilah loli dengan penyakit kelainan seksual yang meresahkan itu?


Apa Sih Arti Kata Loli?

Loli merupakan bahasa slang Jepang yang artinya merujuk kepada perempuan yang memiliki perawakan seperti anak berusia 14 tahun kebawah, atau pra-pubertas. Jadi anak-anak perempuan pra-pubertas dapat dikategorikan sebagai loli. Selain itu perempuan dewasa dengan fisik seperti anak kecil juga dapat disebut sebagai loli.


Loli pada umumnya dinilai berdasarkan penampilan fisik yang dimiliki oleh si perempuan, seperti tinggi dan postur badan, wajah, suara dan nada bicara, dan lain-lain. Kata Loli paling dominan muncul dalam bentuk karakter Anime dan komik. Biasanya karakter tersebut digambarkan memiliki mata besar seperti bayi, tubuh yang mungil, serta tingkah laku seperti anak kecil, meskipun mereka orang dewasa sekalipun. Sampai di sini, definisi dari kata "Loli" biasa saja kan?


Enter Lolicon, Dan Stereotype Dari Anime

Lolicon, singkatan Lolita Complex, adalah istilah yang digunakan kepada orang-orang yang menyukai loli. Kata Lolita diambil dari novel yang ditulis oleh novelis asal Rusia, Vladimir Nabokov. Hakikatnya, kesukaan ini tidak mengandung unsur seksual sama sekali. Para Lolicon menyukai sosok loli yang mereka lihat dalam anime dan menyukai karakter tersebut dalam bentuk adoration atau kekaguman.



Loli dan Lolicon sebenarnya hanya ada di Jepang, namun setelah Anime dan Manga (komik Jepang) menjadi tren dan menyebar ke berbagai negara di luar Jepang, begitu pula dengan culture Jepang, dan salah satunya adalah slang Loli dan Lolicon. Ketika anime mulai menjadi populer di luar Jepang, banyak sekali bentuk dan ragam karakter yang ditampilkan bersama filmnya. Salah satunya adalah karakter perempuan lucu, imut, dan menggemaskan dengan tingkah seperti anak-anak yang mengundang rasa gemas dari penonton. Karakter yang incredibly cute inilah yang kemudian dikenal sebagai "Loli" pada masa sekarang. Seiring perkembangan industri anime, Loli berubah dari kategori karakter menjadi sebuah genre. Kalau kalian perhatikan sekarang ada banyak anime dan manga tentang karakter Loli. Genre Loli ini pun menjelma menjadi salah satu genre dengan banyak peminatnya, dengan kata lain memiliki banyak Lolicon sebagai penggemarnya.


Miskonsepsi Dan Asosiasi Dengan Pedofilia

Perkembangan industri anime memberi makna baru terhadap istilah Loli dan Lolicon. Mulai dari sekitar tahun 2010an karakter loli digambarkan sebagai perempuan muda, masih dengan fitur kanak-kanak, namun memiliki sex appeal yang tinggi dan menggoda. Bukan hanya dari penampilan fisik namun juga sifat manja yang cenderung ke arah sensual. Perubahan ini merupakan bagian dari marketing untuk menarik banyak penggemar dengan menghadirkan karakter yang lucu dan seksi. Strategi ini terbukti sukses dan berhasil mendatangkan banyak keuntungan bagi industri anime baik di Jepang maupun negara lain.

Semenjak itu kata "Loli" mengalami miskonsepsi menjadi perempuan belia yang seksi. Imbasnya para Lolicon yang hanya menyukai karakter Loli dalam anime dan komik dinilai menjijikkan karena mereka juga dianggap menyukai anak kecil layaknya seorang Pedofil. Lolicon kini dicap sebagai pencinta gadis belia dan memiliki ketertarikan secara seksual. Karena label tadi sekarang orang-orang menganggap mereka yang menyukai Loli sama dengan Pedofil. Kata Loli pun digunakan kepada anak-anak perempuan di dunia nyata. Internet juga tidak membantu. Jika kalian mencari kata "Loli" pada mesin pencari, maka kalian akan melihat banyak ilustrasi perempuan muda, umumnya dalam bentuk anak kecil, dengan tampilan fisik yang seksi, seperti pakaian yang minim dan bahkan buah dada yang besar. Selain itu banyaknya media yang mengeksploitasi hal tersebut membuat istilah "Loli" semakin diasosiasikan dengan obsesi seksual yang dimiliki oleh para pedofil.


Jika kalian masih bingung, Lolicon hanya menyukai Loli yang ada pada media seperti anime, film animasi, dan komik, sedangkan Pedofilia menyukai secara seksual anak perempuan yang ada di dunia nyata. Serupa tapi tak sama, adanya miskonsepsi dan misinterpretasi, serta kurangnya informasi membuat masyarakat yang latah dengan gampang mencap Lolicon sebagai pelaku pelecehan seksual. Bila kesalahpahaman ini tidak dibenahi dengan segera, nantinya akan berakibat sangat fatal pada masyarakat kita. Bisa jadi suatu saat nanti kamu akan ditangkap polisi hanya karena menonton karakter Loli di sebuah anime.

para pengemar anime = pedofil?


s

No comments:

Post a Comment