بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم Rochmany's Blog: Bocah Ini Terpaksa Hidup Bersama Babi dan Tak Bisa Berbicara
Go Green

Clock Link

Friday, July 10, 2015

Bocah Ini Terpaksa Hidup Bersama Babi dan Tak Bisa Berbicara

Foto: Sina Weibo

UNGGUH kasihan bocah usia 7 tahun yang tinggal di wilayah Qingfeng, Provinsi Henan, Tiongkok ini. Pasalnya, bocah dengan nama samaran bernama Liu Hongbo itu tahun hidup bersama babi dan tak bisa berkomunikasi dengan orang-orang di sekitarnya.

Hongbo jelas punya masa anak-anak yang menyedihkan. Ayahnya terlalu miskin sehingga tak bisa menyekolahkannya. Sedangkan sang ibu yang disebut-sebut mengalami gangguan jiwa, sering menyiksa Hongbo.

Hongbo tak punya teman, makanan yang layak, maupun orang yang secara pantas merawatnya. Temannya hanyalah babi-babi milik ayahnya di belakang rumahnya yang reot.


Hongbo menjadi pembicaraan ketika ada seseorang yang memfotonya dan kemudian mengunggahnya ke media sosial. Dalam foto yang beredar di internet, bocah malang terlihat bersama babi menunggang sepeda motor roda tiga milik ayahnya yang petani.
Foto itu lantas ditelisik oleh media setempat hingga akhirnya ditemukanlah lokasi tempat tinggal Hongbo. Menurut tetangga, bocah malang itu sering terdengar menangis setelah dipukuli oleh ibunya.

Pekerja sosial menemukan Hongbo dalam kondisi mengenaskan. Ia tengah tertidur di kandang babi, berlumur kotoran, serta terdapat memar dan luka di sekujur tubuhnya. Baunya juga seperti babi.

Bocah itu diduga menjadi korban kekerasan oleh ibunya. “Ketika seseorang kadang-kadang memintanya (ibu Hongbo, red) berhenti, dia hanya tersenyum seolah tidak terjadi apa-apa. Dia selalu memukulinya dan melemparkannya di sekitar tumah.”


Yang lebih menyedihkan, Hongbo tak bisa berbicara. Andai  berada di lingkungan normal, bocah malang itu mungkin masih bisa belajar berbicara dan punya kehidupan wajar.

Menurut laporan media di Tiongkok, Hongbo kini tinggal bersama bibinya. Selanjutnya dia akan menjalani pemeriksaan fisik di rumah sakit setempat. (icrosschina/ara/jpnn)

No comments:

Post a Comment