بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم Rochmany's Blog: Keceplosan di Facebook, Sebuah Keluarga Kehilangan Rp925 Juta
Go Green

Clock Link

Wednesday, March 5, 2014

Keceplosan di Facebook, Sebuah Keluarga Kehilangan Rp925 Juta


Sebut saja ini adalah kesalahan di Facebook paling fatal yang pernah terjadi. Status update seorang anak perempuan yang sarkastis menyebabkan ayahnya kehilangan uang $80.000 (sekitar Rp925,2 juta) yang dia dapat karena memenangi sebuah kasus.

Menurut lansiran Miami Herald, Patrick Snay (69), merupakan seorang kepala sekolah di Gulliver Preparatory School di Miami selama beberapa tahun, namun pada 2010, sekolah tersebut tidak memperpanjang kontraknya. Snay menggugat sekolah tersebut karena melakukan diskriminasi usia dan mendapatkan ganti rugi sebagai penyelesaian kasus itu sebesar $80.000 (sekitar Rp925,2 juta) pada November 2011. Perjanjian itu berisikan klausul yang melarang Snay atau sekolah tersebut membahas soal kasus gugatan itu.

Namun, putri Snay, Dana, yang sekarang kuliah di Boston College dan bekerja paruh waktu sebagai barista di Starbucks, keceplosan membeberkan kasus tersebut di Facebook. “Mama dan Papa Snay memenangkan gugatan hukum terhadap Gulliver,” tulisnya. “Gulliver sekarang resmi membayari biaya liburan saya ke Eropa pada musim panas ini. RASAIN!”

Dana memiliki 1.200 teman di Facebook, sebagian dari mereka adalah murid dan mantan murid Gulliver, dan kabar mengenai tulisan Dana sampai ke telinga tim pengacara sekolah itu, yang langsung mengajukan banding atas putusan sebelumnya. Pengadilan banding menarik kembali uang ganti rugi sebesar $80.000 (sekitar Rp925,2 juta) itu pada pekan ini. 

“Snay melanggar perjanjian itu dengan melakukan apa yang seharusnya tidak dia lakukan,” tulis Hakim Linda Ann Wells. “Putrinya kemudian membocorkan informasi rahasia yang tidak boleh dibocorkan dalam perjanjian itu.”


Menurut pernyataan yang berhasil diperoleh Miami Herald, Snay berpendapat bahwa dia merasa perlu menceritakan kabar tersebut kepada putrinya karena gadis itu mengalami “luka psikologis” ketika berada di sekolah dan selain itu, dia tahu orangtuanya tengah melakukan mediasi. “Kami tahu mengenai larangan itu, tapi kami harus memberi tahunya,” ungkap Snay. Snay saat ini menjabat sebagai kepala sekolah di Riviera Preparatory Academy di Coral Gables. Dia diizinkan mengajukan mosi untuk persidangan ulang dan juga mengajukan banding kepada Mahkamah Agung Florida.

Sayangnya, menurut pengacara Bradley Shear, peluang Snay untuk mendapatkan uangnya kembali sangat tipis. “Semuanya tergantung dari ketentuan tentang kerahasiaan perjanjian tersebut; masing-masing berbeda, tapi nasi sudah menjadi bubur,” ucap Shear kepada Yahoo Shine. 

Beberapa ketentuan kerahasiaan menentukan bahwa klien tidak boleh membocorkan kasus tersebut kepada orang-orang yang tidak terlibat di dalamnya: perjanjian lainnya melarang siapa pun mengetahui kasus itu. Facebook adalah forum umum - bahkan meskipun profilnya hanya bisa dilihat oleh temannya – maka itu merupakan masalah besar.”

Seandainya putri Snay tutup mulut, pengadilan pasti tidak akan tahu bahwa keluarga tersebut sudah melanggar perjanjian Snay itu. “Intinya, ketika terlibat dalam proses hukum, jangan pernah membeberkan apa pun di situs jejaring sosial,” kata Shear. “Akibatnya bisa fatal.”

Dan bagaimana dengan liburan Dana ke Eropa? Ya, untuk sekarang mungkin itu hanya tinggal mimpi.

No comments:

Post a Comment