بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم Rochmany's Blog: Ribut-ribut Mau Perang karena Pempek
Go Green

Clock Link

Monday, December 30, 2013

Ribut-ribut Mau Perang karena Pempek

Ribut-ribut mau perang gara-gara pempek

MERDEKA.COM. Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin emosi bukan kepalang. Alex marah saat mendengar informasi yang menyebut makanan pempek diklaim berasal dari Provinsi Jambi. Belum jelas siapa yang mengklaim itu. Namun, kata Alex, mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang bercerita kalau ada pejabat di Jambi yang mengklaim pempek.

Tidak mau diklaim provinsi tetangganya tersebut, dia pun akan memperjuangkan hak paten Pempek sebagai makanan khas Sumsel.

"Saya kaget ada orang yang bilang kalau Pempek makanan khas Jambi. Kalau mau ngaku soal yang lain, terserah. Tapi kalau mengaku Pempek sebagai makanan khas daerah lain, kita siap untuk berperang," kata Alex dengan nada tinggi, Sabtu (28/12).

"Kami harus lebih waspada, jangan sampai kuliner khas Sumsel dibajak daerah lain," imbuhnya.

Tantangan Gubernur Sumsel Alex Noerdin yang mengajak 'perang' dengan Provinsi Jambi lantaran provinsi tetangganya mengklaim menguasai pempek, membuat warga perantau asal Jambi di Palembang tersinggung.

Alex dianggap terlalu mudah menanggapi kabar tersebut. Jikapun benar adanya, seharusnya Alex lebih bijak meresponsnya sebagai orang nomor satu di Sumsel itu. 

"Tidak pantaslah orang seperti Pak Alex bilang perang begitu, apalagi hanya soal pempek," ujar Saladin, pengusaha asal Jambi yang sudah lama menetap di Palembang kepada merdeka.com, Minggu (29/12) kemarin.

Menurut dia, masalah pengklaiman terhadap pempek ini seharusnya diselesaikan secara terbuka. Jika tidak menghasilkan solusi, barulah dilimpahkan secara hukum.

"Sebenarnya tidak tahu mana yang benar, karena memang di Jambi, pempek itu juga jadi makanan yang wajib bagi masyarakat kami, bukan cuma orang Palembang saja," ungkap warga yang beralamat di Jalan Slamet Riyadi Palembang ini.

Ridho, warga Palembang tidak mau kalah. Mahasiswa IAIN Raden Fatah Palembang tersebut berpendapat, pejabat Jambi harus sadar diri sebelum mengklaim apalagi mempublikasikannya. Diakui, orang Indonesia selama ini sudah tahu bahwa pempek adalah makanan khas asal Palembang.

"Tak perlu paten lagi sebenarnya, tapi okelah kalau untuk pengakuan. Tapi selama ini semua orang sudah tahu kalau pempek itu punya wong kito galo," ungkapnya.

Perebutan identitas dua daerah bertetangga ini sebenarnya bukan kali ini saja. Sebelumnya, bahkan ditemukan bahwa kerajaan Sriwijaya ternyata tidak berada di wilayah Palembang, melainkan di Jambi.

Guru Besar Arkeologi Universitas Indonesia (UI) Profesor Agus Aris Munandar beberapa waktu lalu mengatakan Kerajaan Sriwijaya diduga berada di kawasan Muaro Jambi, Provinsi Jambi. Sebab baru-baru ini timnya menemukan jejak-jejak peninggalan kerajaan bahari tua, sebelum Majapahit berdiri di Mojokerto, Jawa Timur.

"Kami menemukan sisa-sisa peninggalan Kerajaan Sriwijaya serta petirtaan berupa sumur di Situs Kedaton, Kawasan Cagar Budaya Muaro Jambi, oleh 43 mahasiswa dan 5 dosen pembimbing yang tergabung dalam kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) Arkeologi Universitas Indonesia (UI) pada 16-28 Juni 2013," kata Agus Aris di Depok, Jumat (12/7).

Seperti diberitakan Antara, kegiatan utama KKL Arkeolog UI adalah ekskavasi, sebuah metode arkeologi yang bertujuan menemukan kembali sisa-sisa kegiatan manusia masa lalu dengan cara melakukan penggalian.

Proses ekskavasi dilakukan di 14 kotak gali di Situs Kedaton, Kawasan Cagar Budaya Muara Jambi. Kawasan tersebut berada sekitar 20 kilometer dari Kota Jambi, atau 30 kilometer dari Ibu Kota Kabupaten Muaro Jambi.

Agus menjelaskan, sebenarnya masih banyak bagian kawasan cagar budaya tersebut yang belum dijamah, termasuk di seberang Sungai Batanghari. Sedangkan arca-arca lepas yang ditemukan di Palembang bertuliskan ancaman-ancaman, maka dapat diartikan bahwa Palembang merupakan kota yang telah ditaklukan oleh Sriwijaya.

Departemen Arkeologi UI bersama pemerintah setempat saat ini tengah bekerja sama menjadikan Kawasan Cagar Budaya Muaro Jambi sebagai laboratorium penelitian, sehingga dapat dimanfaatkan untuk penelitian arkeologi baik oleh dosen maupun mahasiswa Arkeologi.

Sementara itu dosen pembimbing KKL UI Cecep Eka Permana mengatakan bahwa salah satu regu berhasil menemukan sumur yang terletak di arah timur laut, yang merupakan arah yang paling baik bagi agama Budha.

Menurut Cecep, sumur tersebut pada masanya digunakan sebagai sumber mata air. Sumur yang ditemukan tersebut baru digali sedalam 1,5 meter. Di sekitar sumur, tim juga menemukan sisa pecahan tembikar, keramik, dan stoneware (barang pecah belah lainnya).

Selain sumur, ditemukan pula struktur persegi di pinggir sumur yang diidentifikasi sebagai lantai di sekitar sumur. Selain itu, ada juga struktur lain yang berbentuk bangunan yang terlihat dari pola letak, halaman tengah, dan halaman luarnya. Pada struktur luar, ditemukan fragmen-fragmen yang berbentuk besar dan kasar.

"Semakin ke dalam fragmen yang ditemukan semakin halus teksturnya. Dalam konteks keagamaan, biasanya makin ke (ruangan bagian) dalam akan makin suci," katanya.

Sriwijaya merupakan salah satu kemaharajaan bahari yang pernah berdiri di pulau Sumatera dan banyak memberi pengaruh di Nusantara dengan daerah kekuasaan membentang dari Kamboja, Thailand Selatan, Semenanjung Malaya, Sumatera, Jawa, dan pesisir Kalimantan.

Bukti awal mengenai keberadaan kerajaan ini berasal dari abad ke-7, ketika seorang pendeta Tiongkok, I Tsing, menulis bahwa ia mengunjungi Sriwijaya tahun 671 dan tinggal selama 6 bulan. Selanjutnya prasasti yang paling tua mengenai Sriwijaya juga berada pada abad ke-7, yaitu prasasti Kedukan Bukit di Palembang, bertarikh 682 masehi.

No comments:

Post a Comment