بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم Rochmany's Blog: Pistanthrophobia dan Bagaimana Cara Mengatasinya
Go Green

Clock Link

Friday, February 23, 2018

Pistanthrophobia dan Bagaimana Cara Mengatasinya


Hubungan percintaan tak selamanya meninggalkan kenangan indah ketika ia berakhir, pengalaman buruk bahkan yang menyebabkan trauma untuk bisa mempercayai orang lagi untuk menjalin hubungan yang serius pun tak sedikit dialami oleh beberapa orang. Trauma untuk memulai kembali pasti akan menjauhkan kita dari kebahagiaan. Untuk itu kita harus bisa mulai menyembuhkan rasa sakit hati yang bersemayam, berikut beberapa hal yang harus kita renungkan dan bisa kita laksanakan:



Kenangan indah bukan alasan untuk mengharapkan mereka terulang kembali

Trauma akan hubungan masa lalu bukan disebabkan oleh sakit hati akan betapa buruknya pengalaman tersebut, kekecewaan terjadi akibat banyaknya kenangan indah yang kemudian dirusak oleh sebuah kesalahan fatal. Kadang mereka bisa membuat kita berpikir kalau saja ia tak melakukan kesalahan itu, mungkin kalian akan masih bersama. Tapi percayai bahwa semua yang terjadi itu pasti ada alasannya, dan kesalahan yang telah ia lakukan sebenar-benarnya adalah sebuah tanda bahwa memang akan ada yang jauh lebih baik untuk kalian.



Memang lebih mudah untuk tenggelam dalam perasaan ketimbang untuk memulai komitmen dengan ia yang ada di depan matamu

Sangat lah mudah untuk membandingkan ia yang datang mendekat dengan ia yang telah pergi dengan meninggalkan sejuta kenangan. "Dia tak lebih rupawan".. "Dia tak bisa memberikan perhatian seperti yang terdahulu".. "Dia tidak sesensitif yang kemarin".. adalah kalimat-kalimat hati yang harus dihindari. Berhenti menjadikannya sebagai benchmark atau patokan dalam mencari seseorang yang baru. Dalam hal ini kekurangannya tak perlu diperbandingkan.



The one that got away hanya mitos

Dia yang seharusnya menjadi jodohmu, kalau itu yang masih ada dalam pikiranmu, mungkin kamu perlu di-rukyah. All jokes aside, pemikiran semacam itu adalah faktor utama yang menahan kamu untuk maju dan menatap ke depan. 


Take your time

Kalau kamu masih melihat ia yang menjadi masa lalu mu sebagai acuan kebahagianmu, kalau kamu ingin memulai hubungan baru hanya untuk agar mantan kamu tahu akan hal itu, atau jika kamu menjadikan putus hubungan ini sebagai sebuah kompetisi dimana ia yang move on duluan adalah pemenangnya, artinya kamu belum benar-benar lepas dari bayangnya. Untuk itu ambil waktu yang kamu perlukan seberapa lamapun itu untuk benar-benar merelakan masa lalu itu. Kapan kamu tahu itu waktunya? Ketika kamu melihat sosoknya kembali dan di hari itu kamu tak lagi membenci, merindu, atau menginginkan kenangan yang ada terulang lagi, itu lah saat dimana hari itu datang. 


Stories From The Heart

Selama masa itu belum datang, gunakan waktu yang kamu perlukan untuk membenci sebenci-bencinya, merindu serindu-rindunya, bahkan menangisi jika perlu. Mencurahkan apa yang menjadi kegalauanmu adalah hal yang perlu untuk memulai hatimu untuk merelakan. Tak hanya tangisan yang bisa menjadi media untuk mencurahkan. Bercerita kepada teman, atau bahkan membuat sebuah cerita atau tulisan yang dapat mewakili kegalauanmu itu dapat membantu. Apalagi kalau curahan hati kamu itu bisa memberi manfaat lebih bagi kamu. Contoh saja Adele yang mendapatkan kesuksesan akibat sakit hati dari mantannya yang ia tuangkan dalam lagu-lagunya. Kalau kamu sudah menjadi user Kreator, bisa kamu manfaatkan kenangan-kenangan tersebut sebagai inspirasi untuk membuat tulisan atau bahkan cerita di forum Stories From The Heart. Selain sebagai sarana terapi kamu bisa mendapatkan uang jajan tambahan dari cerita tersebut, bahkan bukan hal yang tak mungkin jikalau cerita kamu itu bisa menjadi hal yang diminati atau bahkan menjadi inspirasi bagi teman-teman kita disini.


Ini bukan tentang mencari yang (hampir) sempurna, melainkan menjadi (hampir) sempurna untuk ia

Ketika masanya telah datang dimana kamu tak lagi merindunya, tak perlu lagi untuk takut menjalin hubungan yang baru. Hubungan yang baik dimulai dari bagaimana kita memposisikan diri untuk berusaha menjadi yang terbaik untuk pasangan kita, bukan justru mencari mereka yang terbaik untuk menjadi pasangan kita nanti. Untuk itu hal yang harus dilakukan adalah dengan menerima ia apa adanya, termasuk kekurangan-kekurangannya.

No comments:

Post a Comment