بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم Rochmany's Blog: Artefak Suku Maya Berusia 9.000 Tahun Terendam di Gua Banjir
Go Green

Clock Link

Friday, February 23, 2018

Artefak Suku Maya Berusia 9.000 Tahun Terendam di Gua Banjir




beritagar - Tim arkeolog yang sedang menjelajahi gua banjir (di bawah permukaan air) terbesar di dunia dikejutkan dengan penemuan fosil manusia purba berusia 9.000 tahun, serta tulang binatang yang menjelajahi Bumi selama Zaman Es terakhir.

Seperti dilansir Daily Mail, Selasa (20/2/2018), para ahli percaya bahwa tingkat permukaan air di gua tersebut berfluktuasi sepanjang sejarah dan menjadi pemuas dahaga hewan serta orang-orang di wilayah ini selama masa kekeringan yang parah. Namun, beberapa makhluk yang berkelana di dalamnya tidak pernah berhasil bertahan hidup.

Saat ini, sisa-sisa kehidupan di area itu jadi harta karun bagi para periset, yang memungkinkan mereka mengumpulkan bagian dari masa lalu gua tersebut yang ada pada masa Pleistosen, antara 2,6 juta dan 11.700 tahun yang lalu.

Para periset juga menemukan tempat suci dari peradaban suku Maya, yaitu tempat suci untuk dewa perang dan perdagangan, dengan struktur tangga yang dapat diakses melalui lubang di tengah hutan. Ini menunjukkan bahwa mereka mengikuti jejak nenek moyang zaman batu mereka.

Menurut Metro (21/2), situs arkeologi bawah laut ini bisa dikatakan sebagai penemuan yang paling penting di muka Bumi yang dapat menjelaskan peradaban suku Maya kuno yang mendiami Meksiko.

Penemuan ini terletak di Semenanjung Yucatan yang memang dipenuhi oleh peninggalan monumental suku Maya. Orang-orang suku kuno itu diketahui memanfaatkan jaringan lubang tanah yang luas yang terhubung dengan perairan bawah tanah yang dikenal dengan nama cenotes.

Periset mengatakan bahwa mereka sudah berhasil menemukan 248 cenotes pada terowongan sepanjang 347 kilometer yang dikenal dengan nama Sac Actun, dekat Pantai Tulum.

Selain fosil manusia purba, mereka juga menemukan tulang kukang raksasa, gajah purba, dan beruang yang telah punah dari periode Pleistosen, kata Kementerian Kebudayaan Meksiko dalam sebuah pernyataan.

Penemuan gua tersebut telah mengguncang dunia arkeologi. "Saya pikir itu luar biasa. Tanpa diragukan lagi ini adalah situs arkeologi bawah laut yang paling penting di dunia," kata Guillermo de Anda, peneliti Institut Antropologi dan Sejarah Nasional Meksiko (INAH).

"Sangat tidak mungkin ada situs lain di dunia dengan karakteristik ini. Ada sejumlah artefak arkeologi yang mengesankan di dalam, dan tingkat pelestariannya juga mengesankan," ungkapnya de Anda.

Ketinggian air di wilayah ini meningkat 330 kaki (100 meter) di akhir Zaman Es, membanjiri sistem gua dan menyebabkan kondisi ideal untuk melestarikan sisa-sisa megafauna yang telah punah dari Pleistosen.

Dari 200 situs arkeologi yang mereka temukan di sana, sekitar 140 adalah peninggalan suku Maya, yang pertama kali mendirikan kota-kota sekitar tahun 750 Masehi dan mendominasi sebagian besar wilayah Amerika selama ratusan tahun.

Pada abad ke-8 dan 9, sebagian besar peradaban mereka secara misterius runtuh. Alasan mengapa kepunahan itu terjadi, terus menjadi bahan perdebatan hangat hingga saat ini.

Sebanyak 198 benda ditemukan di dalam sistem gua, termasuk dinding, altar, dan situs pemakaman Maya dengan fosil-fosil manusia. Dari jumlah tersebut, 138 objek diyakini berasal dari periode Maya pasca-klasik, 900 sampai 1200 M, dan 60 objek yang tersisa tampaknya berasal dari era pra-keramik 10.000 sampai 4.000 SM.

Artefak-artefak yang terdapat dalam gua tersebut kini berada dalam bahaya. Limpasan dari tempat pembuangan limbah yang berada di dekatnya dapat mempertinggi tingkat keasaman di gua tersebut dan merusaknya. Demikian dikabarkan Associated Press (h/t Newsweek).

Ancaman lain datang dari kemungkinan gangguan para wisatawan. Cenote adalah tujuan wisata yang populer bagi mereka yang suka berenang dan snorkeling. Selain itu, jalan tol utama yang melintas di atas jaringan gua juga bisa merusak gua tersebut.

"Sekarang pekerjaan semua orang adalah untuk melestarikannya," tegas direktur eksplorasi Gran Acuifero Maya, Robert Schmittner.

No comments:

Post a Comment