بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم Rochmany's Blog: Pimpinan Taliban Pakistan Tinggal di Rumah Mewah
Go Green

Clock Link

Monday, November 4, 2013

Pimpinan Taliban Pakistan Tinggal di Rumah Mewah

Pimpinan Taliban Pakistan Tinggal di Rumah Mewah  

TEMPO.CO, Islamabad - Dengan lantai marmer, rumput hijau yang subur, dan menara yang menjulang, orang tak menyangka rumah ini milik pemimpin Taliban Pakistan, Hakimullah Mehsud. Ia tewas dalam serangan pesawat tak berawak AS pekan lalu.

Mehsud lebih banyak menghabiskan hari-harinya di antara suku-suku di Pakistan untuk menghindari perhatian dari pesawat tak berawak AS. Sehari-hari, rumah mewah yang terletak di Desa Dandey Darpakhel, lima kilometer dari Miranshah utara, ini ditempati keluarganya, termasuk dua istri. Mereka berbagi bangunan di tengah ladang pertanian dengan delapan kamar itu.

Sumber militan mengatakan, properti di daerah suku Waziristan utara ini dibeli oleh Mehsud hampir setahun yang lalu dengan harga US$ 120 ribu, jumlah yang besar untuk standar Pakistan. Yang membeli adalah Mehsud Latif, teman dekatnya yang ditangkap oleh AS di Afghanistan bulan lalu.

Setelah terbunuhnya Mehsud, penduduk setempat menjuluki rumah ini sebagai tempat "aman" di daerah berbahaya. Pasalnya, rumah ini hanya beberapa jengkal dari pangkalan militer Pakistan, mengingatkan pada tempat persembunyian Osama bin Laden di Kota Abbottabad, di ambang pintu akademi elit militer Pakistan.

"Saya beberapa kali melihat konvoi kendaraan dua atau tiga kali di jalan ini, tapi saya tidak pernah berpikir bahwa Hakimullah Mehsud yang tinggal di sini," kata Akhter Khan, seorang pemilik toko.

Hal yang sama diungkapkan Samiullah Wazir. Ia mengaku secara teratur melihat konvoi empat atau lima SUV dengan kaca hitam pekat meninggalkan kompleks pada pagi hari dan kembali setelah matahari terbenam. "Kami berpikir bahwa seseorang yang sangat penting yang tinggal di rumah itu," katanya.

Pada Jumat, sebuah pesawat tak berawak AS menembakkan sedikitnya dua rudal pada kendaraan Mehsud yang tengah berhenti di depan gerbang kompleks menunggu pintu terbuka. Dia tewas bersama empat pengikutnya.

No comments:

Post a Comment