بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم Rochmany's Blog: Rentang Waktu Paling Tepat Delapan Penguasa Mesir Kuno Ditemukan
Go Green

Clock Link

Wednesday, September 11, 2013

Rentang Waktu Paling Tepat Delapan Penguasa Mesir Kuno Ditemukan


Kronologi paling tepat dari Mesir Kuno menunjukkan bahwa negara tersebut terbentuk lebih cepat dari perkiraan sebelumnya.

Penemuan terbaru mengungkapkan sebuah rentang waktu paling tepat untuk delapan raja dan ratu pertama Mesir, termasuk, urutan penguasa Aha, Djer, Djet, Ratu Merneith, Den, Anedjib, Semerkhet dan Qa’a. Pengangkatan Raja Aha menuju tahkta sering didefinisikan sebagai awal terbentuknya negara Mesir, dengan penelitian terbaru (tingkat probabilitas 68 persen) menunjukkan bahwa dia menjadi raja antara 3111 SM dan 3045 SM.

Periode waktu yang sudah ada mengenai transisi Mesir dari masyarakat pengembara di sepanjang Sungai Nil menjadi sebuah negara permanen didasarkan pada perubahan dalam artefak tembikar yang ditemukan di berbagai lokasi di seluruh negara tersebut. Namun, periode waktu tersebut cacat karena subjektivitas yang diperlukan untuk membedakan satu tembikar dengan tembikar lainnya, dan mungkin karena gaya yang digunakan berbeda dari situs satu dan situs lainnya tanpa mempertimbangkan perubahan dalam periode waktu.

Untuk menciptakan catatan rentang waktu yang lebih tepat, para arkeolog dari Universitas Oxford mengembangkan analisis kronologis paling komprehensif dari artefak Mesir Kuno berdasarkan sebuah model komputer dari usia radiokarbon yang sudah ada ataupun yang baru diukur. Hasil analisis tersebut menunjukkan kemunculan Mesir menjadi sebuah negara terjadi antara 200 dan 300 tahun lebih cepat dari perkiraan sebelumnya, yang dimulai antara 3800 dan 3700 SM, daripada perkiraan sebelumnya pada 4000 SM. 

Penemuan tersebut juga menunjukkan periode Neolitikum yang berlangsung lebih lama dari perkiraan, yang dirinci pada 4 September di Proceedings of the Royal Society A.

Waktu akurat dihasilkan untuk masing-masing penguasa dalam 32 tahun, dan dengan tingkat probabilitas 68 persen, kata para peneliti. Waktu tersebut mengungkapkan rentang waktu untuk Raja Djer dari 2989-2941 SM; Ratu Merneith dari 2946-2916 SM; Raja Den dari 2928-2911 SM; Raja Anedjib dari 2916-2896 SM; Raja Semerkhet dari 2912-2891 SM dan Raja Qa'a dari 2906-2886 SM.

“Kami mendapatkan catatan waktu yang lebih banyak, menciptakan model dan menggunakan komputer untuk mengetahui apa artinya semua itu pada apa yang sebenarnya terjadi dalam waktu tersebut,” kata Michael Dee, seorang arkeolog di Universitas Oxford dan salah satu penulis penelitian tersebut. “Tidak ada seorang pun yang pernah melakukan ini sebelumnya.”

Tim tersebut menganalisis materi organik dari artefak yang diperoleh dari koleksi museum yang tidak dalam kondisi baik untuk dipamerkan. Sampelnya meliputi bangkai hewan, kerang, tanaman, dan arang.

“Banyak barang yang tidak begitu indah,” kata Dee. “Barang tersebut berakhir di peti di gudang, tapi banyak dari semua itu adalah debu emas untuk penanggalan radiokarbon.”

Untuk menentukan umur materi tersebut, tim mengukur jumlah radioaktif karbon-14 pada masing-masing sampel dan menggunakan metode tingkat pembusukan karbon-14 untuk menghitung umurnya. Perhitungan tersebut tidak tepat dan meghasilkan hasil yang mewakili perkiraan waktu, biasanya berkisar antara 200 hingga 300 tahun atau lebih. 

Dengan menempatkan tanggal dalam sebuah model komputer, tim tersebut mampu mengidentifikasi periode waktu tertentu yang tumpang tindih dalam artefak yang berasal dari periode waktu yang sama, menghasilkan perkiraan usia yang lebih tepat dan dekat.

Hanya sedikit materi yang dibutuhkan untuk analisis tersebut, mulai dari sekitar 10 miligram – sekitar ukuran potongan kuku – untuk materi tanaman, dan sebanyak 0,5 gram untuk tulang.

Mesir, menurut banyak perkiraan, merupakan negara pertama di dunia sekarang. Permukiman lain yang ada saat itu adalah negara kota yang terisolasi, namun Mesir berkembang menjadi permukiman yang lebih kompleks dan luas mirip dengan negara modern saat ini, kata Dee.

Tim tersebut berharap bahwa hasil penelitian mereka akan membantu penelitian berikutnya mengenai budaya Mesir Kuno, namun tidak memiliki rencana untuk menghasilkan lebih banyak rentang waktu dari Mesir.

“Ini bukan akhir dari perjalanan, namun dalam pekerjaan kami, kami telah melakukan sebagian besar apa yang kami bisa lakukan untuk saat ini,” ujar Dee.

Jenis yang sama dari kronologi mendalam ini akan menguntungkan kawasan lain yang memiliki rentang waktu kurang tepat, termasuk Mesopotamia, ujar Dee.

Live Science

No comments:

Post a Comment