VIVAnews - Dalam dua tahun, pusat layanan pengaduan Crisis Center Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) menerima 12.270 pengaduan, baik disampaikan oleh tenaga kerja Indonesia (TKI), keluarga mereka, ataupun masyarakat luas. Dari aduan ini, ada 10 negara dengan tingkat pengaduan TKI paling tinggi.
Dalam keterangan pers, Jumat 28 Juni 2013, Kepala BNP2TKI Jumhur Hidayat menyebutkan, 10 negara itu adalah Arab Saudi, Malaysia, Yordania, Uni Emirat Arab (UEA), Suriah, Taiwan, Kuwait, Singapura, Qatar, dan Oman.
"Aduan TKI terjadi di 76 negara dan sebagian di Tanah Air, sebelum TKI diberangkatkan. Tapi, pengaduan tertinggi di 10 negara itu," kata Jumhur.
Dia menambahkan, dari 12.270 aduan permasalahan TKI itu, sejumlah 7.324 (59,69 persen) sudah selsai dan 4.946 (40,31 persen) masih dalam proses penyelesaian.
Mengenai jenis masalahnya, imbuh Jumhur, bermacam-macam. Seperti: TKI gagal berangkat, gaji di bawah standar, gaji tidak dibayar, putus komunikasi dengan keluarga, TKI sakit atau rawat inap, kabur dari rumah majikan, dan meninggal di luar negeri.
"Lalu, diikuti TKI ingin dipulangkan ke tanah air, pemalsuan dokumen keberangkatan, pemutusan hubungan kerja (PHK) sepihak, penganiayaan, pelecehan seksual, kecelakaan di tempat kerja, TKI dalam penahanan penjara/kasus hukum, TKI hamil, TKI unfit (tidak sehat) saat tiba di negara tujuan, depresi, kasus penahanan paspor TKI oleh PPTKIS, masalah asuransi TKI, dan sebagainya," jelasnya.
No comments:
Post a Comment