بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم Rochmany's Blog: Menjelajah Kemolekan Pahawang
Go Green

Clock Link

Monday, May 20, 2013

Menjelajah Kemolekan Pahawang


TEMPO.CO, Jakarta - Saya sangat suka suasana laut dan pantai. Setelah menjelajahi berbagai obyek wisata laut di pelosok negeri, saya merasa kecolongan. Ada destinasi laut dekat Jakarta yang belum kudatangi : Pulau Pahawang, di ujung bawah Pulau Sumatera. Konon lautnya cantik. 

Pulau Pahawang di Kecamatan Punduhpedada, Pesawaran, Lampung. Awal tahun lalu saya dan beberapa teman berangkat malam dari Jakarta menuju Pelabuhan Merak, Banten, lanjut menyeberang dengan kapal ferry ke Pelabuhan Bakauheni, Lampung. Selanjutnya kami menyewa mobil menuju ke Dermaga Ketapang karena tak ada bus ke sana. 

Matahari mengintip sampai Ketapang. Kami menyeberang bersama sinar kemerahan yang hangat. Dengan perahu kecil berkapasitas 15 orang, lama perjalanan sekitar 45 menit. Penjelajahan Pulau Pahawang dimulai. 

Pulau Pahawang memiliki enam dusun yaitu Suakbuah, Penggetahan, Jeralangan, Kalangan, Pahawang serta Cukuhnyai dengan penghuni 1.533 jiwa. Di sekitar Pulau Pahawang terdapat beberapa pulau seperti Pulau Pahawang Kecil, Pulau Gosong, dan Pulau Kelagian. 

Perjalanan kami dimulai dengan mengelilingi Pulau Pahawang Besar seluas 1.084 hektare menggunakan perahu. Kami menyisiri seluruh garis pantai pulau. Di salah satu bagian pulau hanya terdapat jajaran pohon nyiur yang banyak dan rapat-rapat. 

Di bagian lain terdapat hutan dengan pohon besar di bibir pantainya. Di bagian ini hanya sedikit pasir di pantainya dan langsung disambut rimbun pepohonan. Air laut berwarna biru jernih, terlihat kontras dengan warna hijau dari pepohonan. 

Di Pulau Pahawang besar terdapat sebuah villa berarsitektur Jawa milik seorang berkewarganegaraan Perancis. Penduduk sekitar memanggilnya Mr. Jo. Sebuah kapal kecil bertuliskan »Ville D’echternach II” tertambat di dermaga. Tak jauh dari dermaga, bersauhlah kapal lebih besar bernama »Ville D’echternach”. 

Puas berkeliling Pulau Pahawang Besar, saatnya menjelajah perairan sekitar. Terdapat beberapa spot snorkeling di sekitar pulau. Salah satunya terdapat kapal nelayan yang karam. Kapal tersebut menjadi tempat persembunyian ikan dan hewan laut lain. Keragaman bawah laut di pulau ini bertambah dengan macam-macam karang, ikan, tumbuhan laut. 

Hari kedua. Kami memutuskan untuk berlayar ke Tanjung Putus dan Pulau Kelagian yang tak jauh dari Pahawang. Di Tanjung Putus terdapat Pulau Gosong, pulau yang hanya terdiri dari pasir putih. Di sekelilingnya air laut jernih berwarna toska, tak terlalu dalam, seperti kolam renang pribadi tak berbatas yang dibingkai jejeran bukit dan pulau dikejauhan. 

Tak ada karang di Pulau Gosong. Namun ada beberapa rumput laut dan tumbuhan lainnya tempat ikan-ikan bersembunyi. Dengan mudah kami menemukan ikan badut dan ikan cantik lainnya. Matahari mulai meninggi, kami naik ke perahu dan melanjutkan perjalanan. Rasa lapar dan haus membawa kami ke tujuan berikutnya : Pulau Kelagian. 

Pulau Kelagian tak berpenghuni. Namun beberapa warga sekitar membangun saung-saung di tepi pantai. Biaya masuk ke pulau ini Rp 3000 per orang. Selain saung, masyarakat sekitar juga membangun warung-warung makanan. Pulau ini biasa digunakan para pecinta alam berkemah. 

Pulau Kelagian memiliki pantai yang indah. Pantainya berpasir putih sehalus bedak dan air sebening kaca. Lokasi ideal untuk bersantai dan berenang. Kami berpapasan dengan perahu nelayan yang juga sedang merapat. Sekitar pulau Kelagian adalah lokasi nelayan memancing ikan. 

Setelah makan kami lanjut menikmati indahnya pulau. Ada yang berenang, berfoto, bahkan berjemur ala bule. Saya menikmati tidur-tiduran di sebuah ayunan yang menggantung pada sebuah pohon. Saat itu, saya ingin petang terlambat datang. Ketika petang merembang, kami bergegas ke dermaga Ketapang. Pulang.

No comments:

Post a Comment