بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم Rochmany's Blog: Peneliti Temukan Pelumas Lempeng Tektonik
Go Green

Clock Link

Thursday, March 21, 2013

Peneliti Temukan Pelumas Lempeng Tektonik


TEMPO.CO, San Diego - Peneliti geologi kelautan dari University of California menemukan pelumas yang melicinkan pergerakan lempeng bumi. Fenomena ledakan gunung api dan gempa bumi dibantu material ini.

Pelumas tersebut adalah batuan leleh yang terletak di lapisan mantel. Material cair ini menjadi landasan lempeng tektonik sehingga mempermudah pergeseran mendatar.

"Letaknya di pertemuan lempeng membuat material ini penting dalam memahami aktivitas geologi," ujar Kerry Key, peneliti dari Scripps Institution of Oceanography, University of California.

Bencana gunung api atau gempa bumi seperti yang sering melanda Indonesia dipicu oleh pergerakan lempeng.

Penemuan terjadi ketika tim ahli mengikuti ekspedisi kelautan melintasi Palung Amerika Tengah di lepas pantai Nikaragua pada 2010. Mereka memetakan dasar laut dan lapisan-lapisan di bawahnya menggunakan teknik baru yang ditemukan peneliti Scripps.

Alat terdiri dari penangkap gelombang elektromagnetik yang digelar di dasar laut. Sensor pada alat ini sangat peka mendeteksi getaran alami yang dihasilkan gerakan kerak dan mantel bumi. Data yang mereka kumpulkan dikirim kembali ke kapal riset Melville.

Sekali menangkap gelombang, peneliti melihat "tembus pandang" hingga kedalaman 25 kilometer di bawah dasar laut. Pada kedalaman ini, peneliti menyaksikan lapisan batuan leleh yang tebal yang menopang lempeng Cocos, tempat berdirinya daratan Amerika Tengah. "Lokasinya batuan leleh ini sangat mengejutkan," ujar dia.

Sebelum penemuan ini, peneliti berdebat panjang soal penyebab pergerakan lempeng di atas mantel bumi. Salah satu teori yang diajukan menyebutkan rembesan air ke dalam mineral bisa mengubah mantel menjadi liat. Lapisan inilah yang melicinkan pergerakan lempeng. Bertahun-tahun, peneliti tak kunjung menemukan bukti yang meneguhkan atau meruntuhkan teori ini.

Menurut Key, peneliti tidak menemukan keberadaan air yang melunakkan mantel. Pelumas lempeng, kata dia, dihasilkan pelelehan mantel sehingga bersifat liat sehingga cukup licin sebagai penyebab pergeseran mendatar.

No comments:

Post a Comment