بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم Rochmany's Blog: Pabrik Petasan Meledak di Kosambi, Tangerang
Go Green

Clock Link

Thursday, October 26, 2017

Pabrik Petasan Meledak di Kosambi, Tangerang

Pabrik Petasan yang Meledak Awalnya Usaha Pengayakan Pasir


Diduga Korsleting Listrik, Pabrik Mercon di Tangerang Meledak

Liputan6.com, Tangerang - Sebuah gudang sekaligus tempat produksi petasan kembang api meledak di kawasan Kosambi, Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis siang.

Seperti ditayangkan Liputan6 Petang SCTV, Kamis (26/10/2017), sejumlah petugas pemadam kebakaran terus berusaha memadamkan api. Kondisi pabrik ludes terbakar. Termasuk sejumlah kendaraan yang hanya tersisa rangkanya saja.

Akibat ledakan tersebut, sebanyak 39 karyawan pabrik terluka dan tengah menjalani perawatan di dua rumah sakit. 34 orang di Rumah Sakit Bun Teluk Naga, sedangkan lima lainnya di Rumah Sakit Mitra Husada.

Korban meninggal mencapai puluhan orang. Korban mayoritas perempuan yang terjebak di dalam gedung yang meledak.


Ledakan diduga akibat korsleting listrik di sebuah gudang yang dijadikan lokasi produksi petasan. Insiden yang terjadi secara tiba-tiba itu membuat banyak karyawan tidak sempat menyelamatkan diri.

--

Tangerang - Pabrik petasan yang meledak dan terbakar di Kosambi, Kabupaten Tangerang, sudah beroperasi selama dua bulan. Kepala Desa Belimbing H Maskota menyebut pabrik tersebut belum memiliki izin beroperasi.


Meski demikian, Maskota mengatakan warga sekitar tak memberikan laporan apa pun terkait kegiatan operasional pabrik tersebut. Banyak warga juga yang tidak tahu tentang kegiatan di dalam pabrik.


Di awal usaha, pabrik tersebut memiliki aktivitas pengayakan pasir. Maskota menduga ada bahan yang dipakai untuk membuat kembang api di dalam pabrik tersebut.

"Kalau laporan warga selama ini tidak ada sama sekali. Bahkan usaha ini banyak yang tidak tahu. Usaha awalnya pasir dan ayak-ayakan gitu. Mungkin ada bahan buat kembang api," kata Maskota di lokasi, area Pergudangan 99, Desa Belimbing, Kabupaten Tangerang, Kamis (25/10/2017).

Maskota mengaku kaget dan menyesalkan peristiwa yang terjadi di wilayahnya ini. Sebab, ada 21 warganya yang tewas akibat peristiwa ini.


"Kejadian ini luar biasa, Pak. Saya dapatkan warga masyarakat bekerja di sini hampir 45 orang warga Belimbing. Kejadian ini saya sangat menyesal kepada pihak yang punya pabrik," tuturnya.

"Korban saya berjumlah 21 orang warga Belimbing," sambung Maskota.


Sebelumnya diberitakan, ada 47 orang tewas dan 46 orang mengalami luka. Polisi telah melakukan olah TKP. Rencananya, identifikasi akan dilanjutkan pada Jumat (26/10) besok.






(jbr/imk)


--

Kades Sebut Pabrik Petasan yang Meledak Belum Berizin

Jakarta - Pabrik petasan meledak di Kosambi, Kabupaten Tangerang, sehingga menyebabkan 47 orang tewas. Pabrik tersebut ternyata belum berizin. 


"Belum ada ya selama ini (izin pabrik), belum ada," ujar Kepala Desa Belimbing, Maskota, di lokasi, Kamis (26/10/2017).



Maskota menjelaskan alasan pabrik PT Panca Buana Cahaya Sukses ini belum berizin. "Ini baru dua bulan, mungkin belum sempat membuat izin," sebut dia.



Meski demikian, Maskota mengaku tak mendapat laporan dari warga sekitar terkait aktivitas pabrik nahas ini. Awalnya disebutkan, PT Panca Buana Cahaya Sukses bergerak di bidang pengayakan pasir.



"Kalau laporan warga selama ini tidak ada sama sekali, bahkan usaha ini banyak yang tidak tahu. Usaha awalnya pasir dan ayak-ayakan gitu. Mungkin ada bahan buat kembang api," jelas Maskota.



Ledakan dan kebakaran pabrik PT Panca Buana Cahaya Sukses terjadi sekitar pukul 09.00 WIB. Selain 47 orang korban tewas, ada puluhan korban luka di pabrik yang mempekerjakan 103 orang tersebut. 
(gbr/imk)

--

Kesaksian Brimob Jebol Tembok Pabrik Petasan karena Gerbang Terkunci

Tangerang - Ada cerita tentang aksi penyelamatan yang dilakukan anggota Brimob saat pabrik petasan di Kosambi, Tangerang meledak. Anggota Brimob saat itu harus menjebol tembok karena gerbang terkunci. 


Danyon B Pelopor Sat Brimob Polda Kalbar, AKBP Raymond M Masengi saat itu berada di gedung serbaguna yang ada dekat pabrik PT Panca Buana Cahaya Sukses di Desa Belimbing, Kosambi, Tangerang. Mereka di sana untuk persiapan Brimob Nusantara. 

"Tadi pagi apel jam 09.10 WIB, terjadi rentetan ledakan lalu disertai ledakan gede di sana. Mulai terbakar lah tahu sendiri kalau terbakar begitu cepat apinya cepat dan pekat. Situasi di depan sini (jalan) tidak bisa dilewati," kata AKBP Raymond di lokasi, Kamis (26/10/2017). 



Dalam suasana panik, anggota mengetahui ada orang-orang yang terjebak di dalam pabrik. AKBP Raymond menyebut gerbang pabrik saat itu terkunci. 



"Terkunci. Karena anggota tahu ada orang di dalam ya bagaimana caranya, dengan alasan kemanusiaan anggota mau masuk tapi dari dalam bilang ada bahan peledak nanti meledak. Jadi dari pinggir saja dijebol itu tembok dengan alat seadanya dengan ganti-gantian," paparnya. 



Saat itu, kondisi di lokasi penuh asap dan api. Anggota Brimob dan warga sekita menggunakan alat seadanya untuk membobol tembok untuk menyelamatkan korban. 



"Pakai palu, masyarakat ada juga pakai tangga. Ada yang naik dari tangga juga saat evakuasi. Tapi karena semakin panas dan semakin berkabut, ledakan makin juga besar, tidak berani mendekat juga kita," ujar AKBP Raymond. 



Ledakan pabrik petasan tersebut menewaskan 47 orang dan melukai puluhan orang lainnya. Polisi menyelidiki penyebab kejadian ini. 
(imk/fdn)

--

Ledakan di Pabrik Petasan, Kades: Korban Teriak dan Gedor Pintu

Jakarta - Kepala Desa Belimbing, Maskota, mendengar suara teriakan dan gedor-gedor pintu saat ada ledakan di pabrik petasan Kosambi, Kabupaten Tangerang. Maskota menyebut para pekerja terkunci di dalam pabrik.


"Kalau lihat, mungkin mereka sudah terbiasa. Kalau pekerja tidak dikunci mungkin banyak yang selamat, Pak. Mereka itu ada kejadian banyak teriak, gedor-gedor pintu," kata Maskota di lokasi, Kamis (26/10/2017).



Maskota menerangkan, akibat pintu terkunci dari dalam, banyak pekerja yang kesulitan keluar. Karena itu, para pekerja tidak bisa menyelamatkan diri dari ledakan di pabrik petasan tersebut.



"Menurut informasi, karena pintu gerbang tertutup dan terkunci, terkunci dari dalam, jadi mereka tidak bisa selamatkan diri," terangnya.



Maskota juga menjelaskan ledakan di pabrik petasan itu terasa hingga ke rumahnya. Rumah kepala desa itu berada sekitar 3 kilometer dari lokasi kejadian.



"Ledakan terasa dari rumah saya, rumah saya 3 kilometer dari sini. Kaca rumah bergetar, istri saya bilang begitu," tuturnya.



Sementara itu, informasi terakhir yang didapatkan, korban jiwa yang meninggal akibat ledakan tersebut berjumlah 47 orang dan 46 luka-luka. Korban tewas telah dibawa ke RS Polri untuk dilakukan identifikasi.



Polisi juga telah melakukan olah tempat kejadian perkara. Sejumlah tim diturunkan untuk menyelidiki insiden tersebut. 
(knv/imk)

--

Jakarta - Sebanyak 47 orang tewas akibat ledakan dan kebakaran pabrik mercon di Kosambi, Kabupaten Tangerang. Banyaknya korban jiwa diduga terjadi karena gerbang pabrik terkunci.
"Menurut informasi, karena pintu gerbang tertutup dan terkunci, terkunci dari dalam. Jadi mereka tidak bisa selamatkan diri," ujar Kepala Desa Belimbing, H Maskota, kepada wartawan di depan pabrik yang terbakar, Kamis (26/10/2017).


Dari 47 orang yang tewas, 21 orang di antaranya merupakan warga Desa Belimbing. Korban tewas sudah dibawa ke RS Polri untuk diidentifikasi.
"(Karyawan) bekerja selalu tertutup dan terkunci, gimana bisa menyelamatkan diri para pekerja yang ada di dalam. Kalau lihat mungkin mereka sudah terbiasa. Kalau pekerja tidak dikunci, mungkin banyak yang selamat," sambungnya.
Sebelumnya, salah seorang keluarga korban bernama Toni menuturkan, anaknya yang jadi korban luka menyebut pagar pabrik digembok.
"Leha cerita ke saya, di sana itu dikepung api. Banyak yang jatuh. Ada yang terinjak-injak. Masing-masing pada menyelamatkan diri. Mau keluar harus ke mana mereka bingung, karena pabrik digembok," ujar Toni di RSIA BUN.
Kapolres Tangerang Kota Kombes Harry Kurniawan mengatakan informasi soal pagar digembok masih didalami. "Nanti kita tanya di proses penyidikan," katanya terpisah. (fdn/imk)

--


Pemilik Pabrik Petasan Maut Ada di Malaysia

Metrotvnews.com, Tangerang: Polisi akan memanggil pemilik pabrik petasan maut di Kosambi, Kabupaten Tangerang. Pemilik atas nama Indra Liyono sedang tak berada di Indonesia.

"Iya kebetulan pemiliknya sedang ada di Malaysia," kata Kapolresta Tangerang Kota Kombes Pol Harry Kurniawan di lokasi, Kamis 26 Oktober 2017.

Polisi akan meminta klarifikasi terkait izin usaha pabrik tersebut. Selain itu polisi akan mengkonfirmasi soal prosedur keamanan produksi kembang api.

"Paling utama yang akan dilihat penyebab terjadinya kebakaran itu, apakah dia punya safety dalam kegiatan selama berlangsungnya pekerjaan karyawan," ujar Harry.

Harry memastikan akan memeriksa Indra sekembalinya ke Indonesia. Ia menjamin yang bersangkutan tak akan melarikan diri. 

"Sudah (ada komunikasi) akan pulang ke Indonesia. Korbannya banyak masa enggak pulang. Dimana rasa empatinya," ucap Harry.

Sudah tiga orang diperiksa terkait ledakan. Satu diantaranya, bernama Ester yang bertindak sebagai penanggung jawab pekerja. 

Gudang petasan di Desa Cengklong, Kosambi, Kabupaten Tangerang meledak pagi tadi. Gudang berada di dekat dengan permukiman warga.

Total 47 korban tewas, 39 di antaranya dilarikan ke RS Polri Kramat Jati. Selain itu, sebanyak tujuh orang dilarikan ke RSU Tangerang.

Ketujuhnya yakni Yakni Nurhayati,20; Lilis,22; Siti Fatimah,15; Atin Puspita,32; Sami,35; M Khadiman,25; Anggi,18. Lima orang hanya akan dirawat di ruang perawatan biasa karena tak menderita luka parah. (CIT)

No comments:

Post a Comment