بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم Rochmany's Blog: Harga Miring di Taman Puring
Go Green

Clock Link

Tuesday, May 20, 2014

Harga Miring di Taman Puring


Pernah suatu ketika, Pasar Taman Puring di Mayestik, Jakarta Selatan, dikenal sebagai lokasi barang murah hasil tadahan kegiatan ilegal. Belakangan, kawasan tersebut justru jadi rujukan untuk mencari barang asli dengan harga miring.

Wajah kelam Taman Puring berubah sejak Pemda DKI Jakarta menjadikannya sebagai lokasi membangun usaha masyarakat yang terkena PHK saat krisis 1998 berlangsung. Bukan hanya menjual perlengkapan mobil, tapi sepanjang mata memandang lorong perlintasan, rak-rak sepatu terpajang. Dari sepatu kulit, sepatu gunung, sepatu futsal, hingga sepatu gaul khas anak muda zaman sekarang. 

Harga yang ditawarkan pedagang di lokasi ini terbilang murah. Maklum, barang yang dijual kebanyakan memiliki kualitas nomor dua. Bagi mereka yang berkantong tipis, Taman Puring bisa jadi alternatif berburu sepatu.

Menurut salah satu pedagang sepatu di Pasar Taman Puring, Rendi, pasar ini memang menyediakan beragam jenis sepatu, baik untuk kegiatan olahraga maupun sepatu formal untuk bekerja. Tidak hanya itu, merek sepatu yang ditawarkan juga beragam: Nike, Puma, All Star, Adidas, termasuk Clarks.

"Modelnya juga beragam, ada model standar, santai, sampai sepatu pesta. Pokoknya lengkap semua jenis ada," ujar Rendi saat diwawancarai Plasadana.com untuk Yahoo Indonesia.

Soal harga, pria asal Jawa Timur itu menambahkan, sangat bervariasi, tergantung jenis dan merek. Kisarannya bisa Rp100-200 ribu. 

Namun, harga tersebut bukanlah harga mati dan calon pembeli masih bisa menawar jika dirasa harga yang ditawarkan terlampau mahal. "Kita di sini jualnya obral, asal cukup buat balik modal dan tambahan untung, masih bisa ditawar," papar dia.

Jamaludin, pedagang lain di Pasar Taman Puring menambahkan, barang yang dijual di lokasi ini didapatkan langsung dari pabrik yang ada di daerah Jakarta, seperti Kebon Jeruk dan Meruya. Namun, ada pula pedagang yang mengambil barang dari luar negeri, yaitu Cina. "Kalau saya ngambilnya yang lokal aja, kalau dari luar belum berani, karena harus banyak pesannya," papar dia.

Selama berjualan di Pasar Taman Puring, dia menambahkan, keuntungan yang didapatkan terbilang cukup untuk memenuhi kehidupan sehari-hari. Kalau sedang ramai, seperti saat musim anak masuk sekolah, dalam sehari uang lebih dari Rp1 juta yang masuk kantong. Kalau sepi, bisa turun hingga Rp500 ribu per hari.

"Di sini ramainya itu kalau mau lebaran sama tahun ajaran baru anak sekolah. Lumayan, untungnya bisa dua kali lipat dari hari biasa,” papar dia.
Sempat dikenal sebagai pusat penjualan barang tadahan, kini Taman Puring dikenal sebagai pusat barang berharga …

Meski begitu, dia mengaku, jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, angka tersebut bisa dikatakan menurun drastis. Pada 2008, penjualannya bisa mencapai Rp3-4 juta sehari. Kemudian turun menjadi Rp1-2 juta per hari pada 2009. Sekarang, dalam satu hari dirinya hanya bisa mendapatkan omzet antara Rp500 ribu-1 juta.

"Semenjak banyak yang jualan sepatu pakai sistem online memang pendapatan sedikit turun, tapi karena kita sudah punya langganan, masih cukuplah buat diputer," tukas dia.

Namun, ada juga pedagang lain yang berbisik bahwa dagangannya adalah sepatu asli. "Ada yang bocoran dari pabrik, ada juga yang bekas gara-gara pemiliknya sudah bosan. Tapi masih 90 persen," tuturnya.

Karena itulah, kejelian konsumen memahami barang asli dan harga sangat bermanfaat saat berkunjung ke pasar yang tutup pada pukul 17.00 ini.


http://plasadana.com/

No comments:

Post a Comment