بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم Rochmany's Blog: Inilah Kiat Bila Diwawancarai Najwa Shihab
Go Green

Clock Link

Tuesday, April 8, 2014

Inilah Kiat Bila Diwawancarai Najwa Shihab


Hari-hari belakangan ini nama Najwa Shihab sedang naik daun.

Melalui acara televisi “Mata Najwa” doi berhasil memikat perhatian banyak orang.

Gaya bicaranya yang cepat dan pertanyaan-pertanyaannya yang menghunjam tajam kepada siapa saja yang diwawancarainya membuat orang berdecak kagum.

Banyak tokoh yang diwawancarai menjadi bulan-bulanan pascaacara itu.

Sebut saja Farhat Abas, Rhoma Irama, dan Angel Lelga.

Wawancara Najwa dengan tokoh-tokoh itu diperhatikan khalayak dengan serius dan mendatangkan kepuasan tersendiri di benak khalayak.

Bagi yang tidak mengenal betul sosok Farhat, Rhoma, dan Angel interaksi Najwa dan tamunya, mereka akan terkesima terhadap pertanyaan-pertanyaan tajam interveiwer dan jawaban-jawaban interviewee.

Pertanyaan oleh Najwa selalu dilontarkan pada topik yang “panas” dan langsung menusuk ke jantung persoalan.

Misalnya, kepada Farhat, Najwa mengajukan pertanyaan,

“Kita masih bicara track record, kalau dihitung-hitung Anda sudah berapa kali ya dilaporkan ke polisi dan menjadi tersangka?”



---

Misalnya lagi, kepada Rhoma Najwa menyambung pertanyaan,

“Jadi, Anda mengakui bahwa Anda belum detail dan belum masuk ke hal-hal seperti tadi ya, hal-hal yang sangat umum sekali… dan tidak merasa penting itu diketahui?”

Di bagian lain Najwa melontarkan simpulan provokatif,

“… jadi kalau ada yang bilang, ini cuma dagelan politik nih Rhoma Irama mau jadi capres. Tidak tersinggung dibilang dagelan politik?”


---

Kepada Angel, Najwa juga melontarkan pertanyaan menohok,

“Jadi anda optimis rekam jejak ee... apa… walaupun anda masih minim pengalaman di politik, Anda optimis orang tidak akan melihat itu?”


---

Posisi Najwa Sebagai Interviewer

Komunikasi yang intensif antara Najwa dan tokoh-tokoh diwawancarainya selalu menarik perhatian khalayak.

Banyak hal yang mendasarinya.

Tim “Mata Najwa” tentu saja sudah mempersiapkan skenario wawancara secara sangat mendalam.

Mulai dari siapa tokoh yang memiliki nilai jual tinggi di TV, rekam jejak sang tokoh, kontroversi yang melibatkan sang tokoh di media sebelumnya, hingga perkiraan jawaban dari interviewee ketika ditanya sebuah pertanyaan sekaligus dipersiapkan pertanyaan lanjutan terhadap alternatif jawaban dari sang tokoh.

Mereka pasti telah melakukan studi ATOZ (from A to Z) tentang tokoh yang hendak diwawancarai itu.

Tokoh yang dianggap layak diwawancarai pun harus masuk dalam kriteria “layak jual” di TV, seperti tokoh yang sedang populer entah karena sikap kontroversialnya atau pun populer karena namanya banyak disebut dalam survei atau sering menjadi headline di media, atau sedang menjadi idola banyak orang.

Untuk menjadi interviewer seperti Najwa, orang harus punya modal kapasitas yang mumpuni terhadap topik dan tokoh yang hendak ditayangkan di layar kaca.


Intelektualitas secara umum sudah pasti menjadi dasarnya.

Selain itu, seorang Najwa memiliki kemampuan berbicara yang runtut tatabahasanya, kemampuan dalam diksi (pemilihan kata) yang tepat dan provokatif, dan gaya berbicara yang cepat tetapi tepat.

Pokoknya pintarlah doi.

Pada dekade 1980-an di Amerika Serikat ada penelitian yang menyatakan bahwa orang yang dipersepsi pintar adalah orang yang bicaranya cepat, lugas, dan lancar.

Najwa juga berhasil menjadi interviewer karena pengetahuannya yang mendalam.

Sehingga, dalam momen wawancara doi berhasil melakukan in-depth interview (wawancara mendalam) dengan sang interviewee.

Hebatnya Najwa, dalam tempo yang terbatas (karena durasi program TV cuma 1 jam) doi dapat menjelajah issue-issue yang terkait dengan bidang tokoh yang diwawancarainya, termasuk keterlibatan sang tokoh dalam issue tersebut.

Gaya wawancara Najwa sebetulnya mirip dengan apa yang pertama diperkenalkan oleh Radio BBC pada era 1970-an.

Pada era tersebut gaya wawancara di media elektronik maupun cetak bersifat konvensional.

Dalam arti, pewawancara kudu bersikap empatik, mendudukkan diri pada posisi pihak yang diwawancarai.

Sehingga, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dikemas dengan bahasa yang halus, euphemistik, dan dihindari topik yang dapat menyinggung perasaan interviewee.

Topik yang ditanyakan pun bersifat opini umum dari si interviewee, bukan opini tentang topik privacy-nya.

Wawancara model BBC itu menyentak kalangan komunitas pemerhati ilmu komunikasi karena gayanya berkebalikan dengan gaya wawancara konvensional.

Gaya baru itu bersifat provokatif, meletakkan si pewawancara pada posisi “musuh” atau pihak yang berseberangan.

Kata-kata yang dipilih juga menohok pada jantung persoalan yang menuntut jawaban segera dari interviewee.

Posisi pewawancara juga bukan bersifat empatik melainkan simpatik bahkan antipatik.

Begitu intinya!


Kiat Di Posisi Pihak Yang Diwawancari Najwa

Melihat karakter pewawancara seperti yang sudah disebutkan itu, interviewee dapat menerapkan kiat agar dapat diwawancarai Najwa dengan “selamat” tanpa dipersepsi sebagai “pecundang.”

Tokoh-tokoh interviewee yang ditampilkan di atas merupakan tokoh-tokoh yang “tidak selamat” dan dipersepsi sebagai pecundang oleh sebagian khalayak.

Akibatnya, di media sosial mereka di-bully habis-habisan, kendatipun ada orang yang menganggap jawaban Rhoma jenius ketika diwawancarai Najwa.

1. Jangan Mau Menari Dengan Irama Gendang Yang Ditabuh Oleh Interviewer

Interviewee haruslah memiliki kepintaran yang cukup di bidangnya. Tapi itu belum cukup, kepintaran itu harus dipertajam dengan topik yang menjadi minat interviewee.

Tim “Mata Najwa” pastilah sudah mempersiapkan dengan bahan-bahan yang lengkap dan luas topik wawancara.

Maka, interviewee harus mengimbanginya dengan cara yang sama.

Pewawancara selalu menang satu langkah di depan dibandingkan dengan pihak yang diwawancarai.

Alur wawancara akan dikendalikan oleh interviewer, sedangkan interviewee sering terjebak dengan sikap mengikuti irama yang dibangun oleh interviewer.

Oleh karena itu, kiatnya adalah jangan mau menari dengan irama gendang yang ditabuh oleh interviewer.

Misalnya, kecepatan dalam berbicara.

Interviewer jangan terjebak dengan menjawab pertanyaan dengan gaya bicara yang cepat juga. Interveiwee perlu mengatur pacing bicaranya.

Sebelum menjawab pertanyaan dapat digunakan taktik memperlambat tempo permainan, mengajukan umpan (feedforward) dengan kalimat-kalimat pancingan kepada Najwa.


2. Pelajari Kembali Posisi Interviewee

Interviewee mencari bahan-bahan yang relatif mudah dicari dengan google search atau mesin pencari lainnya tentang topik yang hendak diwawancarakan.

Pelajari kembali posisi interviewee ketika menanggapi issue kontroverisal di media tempo hari.

Persiapkan alasan-alasan pada posisi itu dengan lebih argumentatif dan logis.


3. Menanyakan Maksud dan Tujuan Serta Skenario Wawancara

Interveiwee harus menanyakan maksud dan tujuan serta skenario wawancara yang akan dipandu oleh Najwa Shihab tersebut secara rinci.

Jika kepadanya disodorkan wawancara garis besarnya saja, mintalah poin-poin yang ingin ditanyakan pada tayang acara itu.

Tentu saja tim “Mata Najwa” tidak akan menunjukkan daftar pertanyaan secara lengkap sampai titik-komanya.

Tetapi, setidaknya poin-poin utamanya perlu ditanyakan.


4. Jangan Menjawab Pertanyaan Secara Reaktif Melainkan Secara Konseptual

Jangan menjawab pertanyaan secara reaktif melainkan secara konseptual.

Misalnya, ketika ditanyakan tentang apa kebijakan yang akan anda ambil bila menjadi anggota legislatif?

Maka, jawablah terlebih dulu dengan menjelaskan hakikat kebijakan itu apa tujuannya, barulah dijawab pertanyaan tersebut beserta argumentasinya.


5. Jangan Terpancing Pertanyaan Provokatif

Jangan terpancing pertanyaan provokatif dengan jawaban yang mengisyaratkan emosi yang meningkat.

Interviewee hendaknya mengedepankan pikiran jernih, alih-alih reaksi emosional.

Bicara dengan tenang dan tuntut serta logis akan banyak membantu.



Demikianlah sekilas kiat diwawancarai Najwa.

Persiapan sesungguhnya tentu tidak sesederhana itu namun yang penting adalah interviewee mempersiapkan dengan matang tentang topik yang hendak dijadikan bahan wawancara.

No comments:

Post a Comment