بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم Rochmany's Blog: Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan
Go Green

Clock Link

Tuesday, April 1, 2014

Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan

Awalnya nama bandar udara di kota Balikpapan adalah Sepinggan, kenudian pemerintah provinsi Kalimantan Timur resmi merubah nama Bandara Sepinggan menjadi Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan


Kemenhub Setuju Pengubahan Nama Bandara Sepinggan

JAKARTA - Menteri Perhubungan (Menhub) EE Mangindaan menuturkan bahwa pergantian nama Bandara Sepinggan didasari atas usul bupati Balikpapan, Kalimantan Timur dan Pemda setempat.

"Jadi bukan Angkasa Pura yang ngajukan (nama baru Bandara Sepinggan-red) tapi Pemda, gubernur, DPRD, walikota dan bupati setempat yang ingin menjadi Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan," ujar Mangindaan saat ditemui di Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (20/3).

Sejauh ini, kata Mangindaan, pihaknya setuju dengan usulan tersebut. Karenanya, Kemenhub ingin benar-benar memastikan agar pergantian nama baru itu tidak menuai masalah sebelum akhirnya diresmikan.

"Kalau saya sudah baca, secara prinsip setuju. Tapi harus dikomunikasikan lagi masih ada masalah atau tidak, kalau tidak ada masalah kita putuskan. Tapi prinsipnya kita (Kemenhub-red) setuju," pungkasnya.

Sebelumnya, Sekretaris Perusahaan Angkasa Pura (AP) I, Farid Indra Nugraha berujar telah mengantongi nama baru untuk Bandara Sepinggan, Balikpapan, Kalimantan Timur.

Bandara Sepinggan nantinya akan ditambahkan dengan nama bangsawan dari Kutai, yakni Sultan Aji Muhammad Sulaiman. "Jadi nanti nama bandaranya ditambah saja. Jadi Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan," papar dia.

Nama baru ini rencananya akan diresmikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada akhir April 2014.



---

Perubahan nama baru Bandar Sepinggan tidak begitu saja bisa diterima masyarakat Balikpapan, banyak pro dan kontra atas perubahan nama bandara tersebut.


Di Balik Pro-Kontra Perubahan Nama Bandara Sepinggan

SAMARINDA- Wacana perubahan nama Bandara Sepinggan di Kalimantan Timur kian hari semakin menjadi polemik. Namun tanpa disadari di balik pro- kontra perubahan nama ini justru ada hal yang lebih prioritas, yaitu pengamanan dan pelayanan di bandara itu sendiri.

Anggota DPRD Kaltim Nicolas Pangeran menyatakan, jika ingin bicara objektif, pengaman serta pelayanan di Bandara Sepinggan jauh dari kata memuaskan.

“Masih banyak yang harus dievaluasi, baik itu tentang pelayan maupun tentang keamanan, dan yang lebih terpenting adalah masalah kebersihan. Saat ini Bandara Sepinggan adalah bandara satu-satunya di Kaltim yang bertaraf internasional. Tapi jika bicara pelayanan, sangat jauh bila dibandingkan dengan bandara internasional di provinsi lain, “ucapnya.

Anggota DPRD dari Fraksi Demokrat ini memberikan contoh. “Pengelola bandara sangat kurang mengawasi pengamanan bagasi penumpang. Sehingga acap terjadi kebocoran ataupun pembobolan bagasi oleh oknum-okmun yang ada di bandara. Tentu ini akan berakibat buruk untuk citra Bandara Sepinggan yang menjadi pintu gerbang Kalimantan timur,” tegasnya.

Harapan besar disampaikan anggota Komisi III DPRD ini yang tentunya mewakili aspirasi masyarakat dan para penumpang lainnya.

“Saya berharap pengelola bandara sesegera mungkin mengevaluasi kinerja dari seluruh divisi di lingkungan bandara tersebut. Ini agar penumpang tidak merasa khawatir akan keselamatan barang bawaannya. Yang penting juga adalah masalah kebersihan. Ini harus mendapat perhatian ekstra dari pengelola, agar rasa nyaman menjadi kenyataan. Intinya Bandara Sepinggan harus benar-benar dikelola sesuai statusnya sebagai bandara internasional,” katanya.



---

Dewan Tolak Perubahan Nama Bandara Sepinggan

TEMPO.CO, Balikpapan - Dewan Perawakilan Rakyat Daerah Balikpapan, Kalimantan Timur, menolak perubahan nama Bandara Sepinggan menjadi Sultan Aji Muhammad Sulaiman. Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur meminta pergantian nama ini menjelang peresmian renovasi bandara yang menelan dana hingga Rp 2 triliun tersebut.

“Kami kirimkan surat penolakan pada Pemprov Kaltim,” kata Ketua DPRD Balikpapan Andi Burhanuddin Solong, Selasa, 7 Januari 2014.

Burhan mendukung penyelamatan nama Sepinggan sesuai sejarah Kota Balikpapan. Dia meminta sikapnya ini menjadi pernyataan resmi DPRD Balikpapan sehubungan polemik nama bandara Balikpapan.

DPRD Balikpapan siap turun aksi ke jalan bila nama Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman tetap dipaksakan menggantikan nama Bandara Sepinggan. Dewan berdiri bersama mayoritas masyarakat Balikpapan yang menolak rencana pergantian nama ini.

Anggota Dewan Suharti menambahkan, pihaknya juga menyampaikan penolakannya ini pada Kementerian Perhubungan. Instansi ini nantinya punya wewenang menetapkan nama bandara udara utama di Kalimantan tersebut.

Selain itu, anggota Dewan Tohari Aziz menilai tidak adanya urgensi perubahan nama ini menjadi Aji Muhammad Sulaiman. Menurut dia, nama Sepinggan sudah terpatri di benak masyarakat domestik dan internasional pengguna bandara Balikpapan.

Tohari meminta nama Sultan Aji Sulaiman ditetapkan untuk Bandara Temindung, Samarinda, yang juga masih dalam pengerjaan. Bandara ini letaknya di ibu kota Provinsi Kalimantan Timur, Samarinda.

Komunitas warga Balikpapan mengatasnamakan Save Sepinggan meminta dukungan politik dalam penolakan perubahan nama bandara setempat. Mereka menilai sosok Sultan Kutai, Aji Muhammad Sulaiman, tidak berkontribusi aktif dalam pengembangan warga asli Balikpapan, Dayak Paser.

“Kami selaku warga asli yang memahami histori Sepinggan menilai selama ini Sultan Aji Muhammad Sulaiman tidak pernah memberikan kontribusinya bagi masyarakat,” ujar Mei Kristi, perwakilan dari komunitas Save Sepinggan.

Mei berpendapat, nama Sepinggan menyimpan sejarah soal asal usul warga asli Balikpapan. Menurut dia, nama Sepinggan merupakan simbol perdamaian antara sejumlah suku yang mendiami Balikpapan.

“Untuk melerai pertikaian saudara itu di masa dulu, semua dikumpulkan dalam upacara dengan mengundang semua orang tanpa memandang status sosial. Dalam upacara itu, disediakan satu piring atau pinggan,” tuturnya.

Save Sepinggan menggalang dukungan penolakan bagi perubahan nama Sepingggan, baik berupa akun Facebook, Twitter, dan maupun petisi. Sebanyak 1.500 akun media sosial mendukung penolakan perubahan nama Bandara Sepinggan.



---









 

No comments:

Post a Comment