بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم Rochmany's Blog: AS Sadap Aktivitas Seks Online Tersangka Teroris
Go Green

Clock Link

Saturday, November 30, 2013

AS Sadap Aktivitas Seks Online Tersangka Teroris


TEMPO.CO, Washington - Amerika Serikat tak hanya menyadap percakapan telepon di sejumlah negara. Badan Keamanan Nasional (NSA) disebut-sebut juga menyadap aktivitas Internet orang-orang yang masuk dalam daftar teroris. Dilansir Huffington Post, NSA ternyata menyadap aktivitas para teroris yang kerap mengunjungi situs-situs porno.

Setidaknya NSA tercatat menyadap aktivitas seks online terhadap enam orang yang dianggap terlibat dalam aktivitas terorisme. Namun, dokumen yang dibocorkan oleh Edward Snowden itu tidak menyebutkan secara rinci identitas enam orang yang disadap oleh NSA.

Laporan itu hanya menyebutkan salah satu dari enam orang tersangka teroris itu merupakan warga negara AS yang masih memiliki hak kewarganegaraan. Adapun lima orang lainnya bukan warga negara AS dan tinggal di luar Amerika. Dokumen tersebut cuma menyebutkan bahwa beberapa di antaranya berada di Pakistan.

Pemerintah AS memang secara khusus sengaja menyadap aktivitas seks online enam orang tersebut. Cara itu diyakini cukup efektif untuk menekan radikalisasi yang kerap mengatasnamakan jihad oleh orang-orang tersebut. Dengan membocorkan aktivitas seks online itu, AS yakin pengaruh dan kewibawaan mereka akan hilang.

Dalam dokumen itu, data mengenai informasi aktivitas seks online para ekstrimis tersebut sudah diserahkan kepada direktur NSA. Selain itu, sejumlah pejabat pemerintahan AS juga sudah mendapatkan salinan laporan mengenai penyadapan. "Beberapa kelemahan mereka, bila diungkap, akan membongkar rahasia orang itu mengenai jihad, sehingga kewibawaannya bakal hilang," kata laporan tersebut.

Direktur Urusan Publik NSA Shawn Turner tidak membenarkan atau membantah aksi penyadapan terhadap enam tersangka teroris oleh pemerintah AS tersebut. Menurut dia penyadapan itu bukanlah sesuatu yang mengejutkan. Apalagi hal itu dilakukan dengan tujuan untuk menekan radikalisasi yang kerap melakukan kekerasan.

"Tentu tidak mengejutkan jika pemerintah Amerika Serikat melakukannya untuk menekan langkah teroris yang dapat membahayakan keamanan negara,” katanya.

No comments:

Post a Comment