بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم Rochmany's Blog: Pkn, Pelajaran yang Sering Dilupakan
Go Green

Clock Link

Sunday, October 27, 2013

Pkn, Pelajaran yang Sering Dilupakan


Kayaknya semua yang sekolah di Indonesia pasti pernah dapet pelajaran yang satu ini. Namanya ganti-ganti sih, pernah PMP, terus jadi PPKn, terus sempet berubah lagi jadi PKn, terus gak tau sekarang namanya apa. Masih ada gak sih? Nah, jadi ceritanya PPKn ini adalah pelajaran yang mau mengajarkan kita bagaimana menjadi warga negara yang baik. Bagus kan maksudnya. Sayangnya, kayaknya sekarang inti dari pelajaran ini sendiri udah dilupakan. Berikut adalah 4 hal dari pelajaran PPKn yang sudah dilupakan orang:


TENGGANG RASA

Tenggang rasa berarti dapat ikut menghargai perasaan orang lain. Artinya kamu mikirin perasaan orang lain dan gak berbuat seenaknya.
Contoh di Pelajaran PPKn: Contoh yang paling gampang adalah tidak menyetel musik keras-keras di malam hari karena akan mengganggu tetangga.
Kenyataannya Sekarang: Makin banyak yang ngadain acara di jalan sampe nutup-nutup jalan dan tentunya tidak peduli dengan kenyamanan orang-orang di sekitarnya. Tidak jarang acaranya baru besok tapi nutup jalannya udah dari malam sebelumnya.


TOLERANSI

Toleransi adalah sebuah sikap toleran atau dengan kata lain saling menghormati satu sama lain.
Contoh di Pelajaran PPKn: Membiarkan teman yang beragama lain untuk beribadah.
Kenyataanya Sekarang: Membiarkan teman beragama lain beribadah? Hahahaha.


MUSYAWARAH

Musyawarah untuk mufakat berarti sebuah keputusan diambil dengan cara bermusyawarah dengan tujuan agar mendapatkan hasil yang terbaik bagi semua orang.
Contoh di Pelajaran PPKn: Membicarakan pembangunan balai desa bersama-sama, dengan tujuan agar balai desa ini bisa disetujui dan digunakan oleh seluruh masyarakat.
Kenyataannya Sekarang: Seperti yang Marzuki Alie bilang, rakyat mah gak usah diajak ngomong soal bangun-bangun gedung.


MENDAHULUKAN KEPENTINGAN UMUM

Sudah cukup jelas yah dari namanya. Ini berarti kamu harus mendahulukan kepentingan umum dibandingkan kepentingan pribadi.
Contoh di Pelajaran PPKn: Kalo mau ada pelebaran jalan, kamu harus merelakan lahan rumah kamu untuk digusur, demi kepentingan umum! Ya ampun warga negara yang baik banget!!
Kenyataannya Sekarang: Sekarang mah lebih penting renovasi WC 2 milyar, parkir 3 milyar, dan ruang rapat 20 milyar sih dibanding bangun alat transportasi yang memadai, betulin jalan, atau apalah yang bisa bikin masyarakat seneng.
Kalo begini sih namanya rugi udah sekolah lama-lama. Balik lagi ke sekolah gih.


PENDAPAT

Sebenarnya ada beberapa faktor penyebab kenapa PPKn ini dilupakan :
1. Faktor Krisis
Bukankah kita udah bangkit dr krisis ekkonomi thn 1998 lalu? Ya secara kasat mata dan ekonomi makro mungkin benar tp lihatlah kenyataan di lapangan masih banyak yang miskin dan pengangguran meningkat. Krisis itu juga tidak hanya ekonomi tapi juga moral, sosial, budaya, politik dan kepercayaan terhadap pemerintah.

2. Faktor Pertambahan Penduduk
Sekarang ga ada KB banyak orang yg kembali ke masa lalu punya anak banyak2. Karena punya banyak anak ortu terfokus 90% untuk kerja menafkahi anak2 mereka sehingga perhatian terhadap anak2nya dikit banget dan perhatian ini juga termasuk memberikan pendidikan yang terkandung dalam PPKn. Lebih jauh lagi anak2 mereka juga banyak yg menjadi pengamen,pengemis, tukang palak dll sekedar untuk cari makan karena ortunya sendiri susah. Ingat keluarga adalah pendidikan pertama dari anak.

3. Faktor Sistem Pendidikan yang salah
Dengan alasan tuntutan jaman dan bersaing dengan luar negeri dan dsbnya pendidikan kita dikorbankan. Pendidikan kita difokuskan kepada matematika, fisika, kimia dengan alasan2 itu. Sebenarnya tidak salah tp lihatlah kenyataannya sekarang. Orang-orang yang pintar dan berpendidikan tapi tidak bermoral mengacaukan negara ini. Kita selalu dididik jadi orang pintar (ga pake minum tolak angin ya..hehehe) tanpa memperhatikan bagaimana perilaku dan moral. Padahal sebagaimana kita ketahui org pinter belum tentu sukses malah orang bejo yang sukses. Semua itu harusnya berimbang antara moral, perilaku dan kecerdasan. Masih banyak juga rakyat yang tidak mendapat akses pendidikan terutama karena kemiskinan. Ini ada kaitannya dengan pertambahan penduduk itu tadi. Pendidikan itu seharusnya membebaskan jiwa dan bukan menjadikan anak2 kita seperti pekerja. 

4. Faktor Keterbukaan Informasi
Ini ada baiknya tp juga ada buruknya karena dengan keterbukaan informasi kita jadi tau kelakuan2 bejat dan tindakan2 koruptif pejabat2 kita 
Bahkan tindakan2 bejat tak bermoral itu juga merembet ke para penegak hukum. Udah tau era keterbukaan informasi ya harusnya pejabat2 kita dan aparat2 keparat itu harusnya menjaga kelakuan dan perilaku. Karena inilah kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dan negara turun drastis.

5. Faktor Ketidaktegasan
Nah ini nih...males saya jelasin panjang lebar. Kamu dah tau sendiri lah coba waktu jaman Orde Baru dah ilang ente dikarungin kalo jadi preman. Lihatlah sekarang ini kriminalitas merajalela. Perampokan, pemerkosaan, tawuran pelajar, tawuran preman dll.

6. Faktor Korupsi yang merajalela
Saya bukan berarti membela Orde Baru atau barisan sakit hati Orde Baru. Tapi yang saya tekankan disini itu ga semua produk atau program Orde Baru itu jelek. Ada juga yang bagus2nya yang harus tetap dipertahankan. Yang jelek2 itu yang harus dihapuskan.

No comments:

Post a Comment