بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم Rochmany's Blog: Ini Gambaran Kiamat di Tahun 1939
Go Green

Clock Link

Tuesday, April 9, 2013

Ini Gambaran Kiamat di Tahun 1939

VIVAnews - Akhir kehidupan dunia atau kiamat sudah menjadi keyakinan bagi sebagian besar orang. Bahkan, di tahun 1939, para ilmuwan sudah menganalisa proses terjadinya kiamat dan digambarkan dalam bentuk lukisan. Seperti apa?

Berdasarkan prediksi sejumlah ilmuwan pada masa itu, akhir kehidupan dunia bukan hanya dikarenakan kondisi panas atau dingin yang ekstrem, tapi juga mungkin disebabkan oleh ledakan Matahari, bulan, dan hujaman meteor raksasa.

Arsip majalah Popular Science edisi September 1939 bertajuk 'How Will the World End?' sudah memvisualisasikan proses kiamat dengan ilustrasi kehancuran Bumi. Bersamaan dengan ilustrasi itu, majalah terbitan Amerika Serikat ini juga menyertakan tiga artikel.

Skema pertama menggambarkan ribuan orang di Manhattan berlarian karena serangan meteor ke kota. Tapi, para penduduk itu tak sempat menyelamatkan diri karena asteroid seukuran kota berkecepatan satu nanodetik kadung meluluhlantakkan seisi kota.


"Orang-orang yang terhindar serangan itu masih akan terancam, tidak hanya oleh gempa Bumi yang mengerikan, tetapi juga ledakan udara berkecepatan badai membakar permukaan yang bergerak cepat dari titik ledak," tulis Popular Science itu.

Kemudian, Popsci melansir, 5 April 2013, skema lain yaitu ledakan bintang. Disebutkan sewaktu-waktu bintang bisa menjadi nova (ledakan bintang) atau kecerahan misterius yang berkobar.

Jika Matahari tiba-tiba meniupkan gumpalan cairannya, dalam delapan menit ledakan singkat dari panas radiasi akan sampai ke Bumi dan kehidupan di Bumi lenyap seketika.


Skema lain, adalah ketika Matahari telah menjadi bola kusam dan hanya cahaya kemerahan yang menutupi Bumi. Dalam kondisi ini, manusia masih dapat hidup di daerah khatulistiwa maupun di bawah tanah, tempat yang relatif hangat.

Tapi, saat cahaya matahari berkurang, atmosfer Bumi berubah menjadi udara cair, dan sangat tidak mungkin ada kehidupan tanpa adanya atmosfer.


Jika Bumi berhasil menghindari ledakan Matahari dan meteor raksasa, tantangan berikutnya adalah bulan bumi.

Dikatakan, karena orbit bulan melambat, Bumi akan menarik bulan semakin dekat. Kondisi ini menyebabkan gelombang pasang raksasa juga ledakan inti Bumi yang memuntahkan lava dalam volume sangat besar.


Tak sampai di situ, bulan diperkirakan akan meledak dalam bentuk bebatuan, menghujani Bumi dalam bentuk meteor, dan membinasakan kehidupan dalam waktu singkat. (sj)

No comments:

Post a Comment