بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم Rochmany's Blog: Unsur Budaya Indonesia Dalam Cerita Webtoon
Go Green

Clock Link

Tuesday, January 30, 2018

Unsur Budaya Indonesia Dalam Cerita Webtoon


Webtoon sendiri merupakan bahasa korea yang artinya komik dalam jaringan atau sebutan gaulnya "komik online". Ada banyak platfrom atau media yang memyediakan webtoon gansis. Namun Nav*r dan L*ne yang sangat familiar bagi netizen negara ini. Kedua media webtoon tersebut memuat ratusan jenis komik yang berbeda-beda. Salah satu dari kedua media tersebut, yaitu L*ne telah merilis media webtoon untuk negara Indonesia. Komik yang dimuat terdiri dari komik terjemahan atau kreator negeri asing yang merilis komiknya di negara ini. Karena banyak sekali peminat webtoon di Indonesia maka pihak L*ne membuat komikus challenge, yaitu suatu kesempatan yang diberikan olehnya untuk mengadaptasi komik karya komikus Indonesia menjadi official. Sampai saat ini udah begitu banyak komikus Indonesia yang berhasil, seperti Mantradeva dan Nusantara Droid War. Kedua komik tersebut berhasil diangkat menjadi official karena ceritanya yang seru, dan memikat hati para pembacanya. Nilai lebih dari kedua komik tersebut yaitu unsur ceritanya yang mengandung budaya lokal.


Pelestarian budaya merupakan hal yang perlu diperhatikan dan dijaga gansis. Sebab pengaruh globalisasi sangat kuat pada masa era melenium ini. Walaupun perkembangan zaman terus berjalan, namun jangan sampai nilai dan tradisi budaya lokal Indonesia itu hilang atau dicuri negara lain. Salah satu bentuk pelestarian budaya dapat dilakukan berupa penyebaran budaya melalui karya, secara tersurat atupun tersirat. Dengan begitu penikmat karya pengarang akan mengetahui budaya lokal dan memahami bahwa di Indonesia terdapat budaya yang disampaikan dalam cerita. Semakin banyak karya tersebut tersebar, semakin banyak juga yang mendapatkan pengetahuan budaya gansis. Hal ini dapat membuat pengakuan oleh banyak orang, seperti Jepang yang melestarikan dan menyebarkan budayanya melalui karya komik, animasi, atau yang lainnya. Maka hal tersebut membuat penikmat mengakui bahwa budaya Jepang seperti yang ditunjukkan dalam karya kreatifitasnya.


Mengetahui lebih jauh webtoon Mantradeva dan Nusantara Droid War. Lihat penjelasan berikut ini.

mantradeva: 


Mantradeva merupakan webtoon karya Gusti Kudit dan Agung Bollo. Mereka berdua menciptakan karya seekor siluman kucing lucu dan manis yaitu Sona. Dalam ceritanya Sona merupakan penari yang akan membereskan kekacauan karena ramalan kuno yang telah dilanggar. Rangda menjadi musuh utama, yang merupakan pemimpin dan ratu para iblis atau bhuta. Unsur cerita dari komik ini berdasarkan budaya Bali, cerita rakyat Bali, dan makhluk mitologi Bali yang dimodifikasi dengan kreatifitas fiksi pengarang. Saat ini komik tersebut telah merilis 64 episode dan terbit setiap rabu. Dapat dikatakan bahwa komik Mantradeva ini khusus mengandung budaya lokal wilayah Bali gansis. Komik tersebut juga membagi pengetahuan budaya lokal pada bagian akhir komik. Jadi sumber adaptasi sebuah karakter atau istilah yang terdapat dalam ceritanya itu diletakkan pada akhir komik. Pada bagian ini pembaca mendapat pengetahuan budaya dan mengenal budaya dari Bali.



NDW: 


Berbeda dengan Mantradeva, webtoon Nusantara Droid War lebih memuat kebudayaan Indonesia secara luas gansis. Dengan cerita berjenis battle game, karakter berdasarkan pada budaya Indonesia seperti tokoh legenda Indonesia, makhluk mitologi Indonesia, Dan tokoh pewayangan. Namun pengembangan modifikasi dari aslinya tidak begitu jauh sehingga masih dapat dikenali sejatinya. Cerita karya Vega Mandalika ini dimulai pada suatu hari sebuah permainan yang modern telah diciptakan. Sebuah permainan pertarungan antara droid yang dimiliki oleh pemain. Seorang perempuan bernama Sagriya memiliki droid yang berbeda dari yang lain. Pada dasarnya droid hanya dapat dimunculkan untuk bertarung saat di dalam arena, namun droid Sagriya yang bernama Kabasaran dapat dimunculkan di mana pun. Keanehan dirasakan oleh pihak polisi, sebenarnya permainan tersebut hanya wadah untuk menjalankan proyek rahwana. Komik ini juga melampirkan pengetahuan cerita latar belakang sebuah budaya yang terdapat dalam cerita komik. Lampirannya terdapat pada bagian akhir komik setiap episode. Sampai saat ini sudah berjalan 114 episode.


Karya tersebut dapat menjadi contoh bagi komikus yang lain. Sebab, tidak hanya sekedar berkarya tetapi juga menyebarkan dan melestarikan budaya Indonesia. Kalo bisa dilakukan sekaligus akan baik untuk masa depan negara kita.


sumber: s

No comments:

Post a Comment