بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم Rochmany's Blog: Tidak Semua Orang Bisa Menghunus Pedang Peninggalan Datuk Sunan
Go Green

Clock Link

Sunday, January 3, 2016

Tidak Semua Orang Bisa Menghunus Pedang Peninggalan Datuk Sunan

M.Ali, Dukun Desa Kembang Sri, satu-satunya juru kunci yang mampu membuka pedang bertuah dari sarungnya, Sabtu (2/1). Foto: Franciscus/Jambi Independent

jpnn - TIDAK sembarang orang bisa menghunus pedang berusia ratusan tahun itu dari sangkurnya. Hanya orang-orang tertentu yang mampu membukanya. Bagaimana kisah sepasang pedang bertuah di Desa Kembang Sri, Kecamatan Maro Sebo Ulu, Kabupaten Batanghari, Jambi?

Desa Kembang Sri, merupakan salah satu desa di Kecamatan Maro Sebo Ulu. Desa itu diperkirakan terbentuk sekitar 300 tahun silam. Konon wilayah desa itu pertama sekali disinggahi perantau asal pulau Jawa. Namanya Datuk Sunan. Beliau merupakan orang yang sakti mandra guna.
Sebelum sampai ke Desa Kembang Sri, Datuk Sunan terlebih dahulu menelusuri Sungai Dareh, wilayah yang berbatasan antara Jambi – Sumatera Barat. Bermodalkan Jakun (perahu kayu), Datuk Sunan menyinggahi beberapa wilayah di sepanjang Sungai Dareh.
Setiap wilayah yang disinggahi seluruhnya menjadi perkampungan saat ini. Termasuk Desa Kembang Sri. Kembang Sri merupakan wilayah persinggahan terakhir Datuk Sunan. Dia memilih berdiam di wilayah itu hingga beranak pinak.
Ketua Adat Desa Kembang Sri, Rusli Saleh menceritakan Kembang Sri dipilih Datuk Sunan atas petunjuk hewan yang dibawanya dalam Jakun. Saat menelusuri Sungai Batanghari, Datuk Sunan sengaja membawa angsa, itik dan anjing.
Angsa, itik dan anjing kemudian dilepaskan untuk mencari wilayah yang tepat untuk ditempati. Begitu hewan dilepaskan di wilayah Kembang Sri, anjing milik Datuk Sunan menggonggong begitu hebat.
Merasa penasaran Datuk Sunan langsung mendekati anjing miliknya itu. Ternyata, yang digonggong cuman tumbuhan kembang berukuran satu kaki. Oleh Datuk Sunan, Kembang itu dinamakan Kembang Sri. Sejak memberikan nama tersebut, Datuk Sunan memutuskan untuk tinggal di wilayah itu.

Datuk Sunan yang terkenal dengan ilmu kanuragannya meninggalkan sepasang pedang kepada keturunannya. Pedang dengan ukuran nyaris satu meter itu tidak sembarangan orang bisa membukanya. Pedang itu hanya mampu dibuka keturunan Datuk Sunan yang memiliki kemampuan supranatural.
Sepasang pedang pusaka itu kini dipegang Dukun Nagari (dukun desa), M Ali. Konon di kampung itu hanya dia yang mampu membuka pedang tersebut. Itupun tidak sembarangan, hanya waktu-waktu tertentu saja bisa dibuka.
“ Tidak sembarangan orang yang bisa buka pedang itu dari sarungnya. Cuman orang tertentu saja,” Kata Rusli Saleh.
Warga Kembang Sri juga masih mempertahankan tradisi Datuk Sunan. Yakni, setiap menyambut tahun baru islam, seluruh warga wajib ikut membaca yasinan dan tahlilan di masjid. Di tengah-tengah warga akan diletakkan air berisi kembang. Air itu lantas dimandikan warga yang dipercata bisa untuk menghindari musibah.
“ Pada satu Muharam kami juga akan makan ketupat ramai-ramai di mesjid. Itu sudah menjadi tradisi nenek moyang kami,” ungkap Rusli Saleh.
Datuk Sunan sendiri dimakamkan di Desa Kembang Sri. Makamnya berdampingan dengan Datuk Jengot dan Moyang Danau. Dari tiga makam itu, makam Datuk Sunan yang paling panjang. Yakni berukuran sekitar empat meter.
“ Datuk Sunan memang orangnya tinggi dan besar, jadi wajar saja makamnya panjang,” kata Hasan tokoh masyarakat Desa Kembang Sri.***

No comments:

Post a Comment