بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم Rochmany's Blog: Nenek 102 Tahun Habisi Nyawa Teman Sekamarnya
Go Green

Clock Link

Wednesday, June 25, 2014

Nenek 102 Tahun Habisi Nyawa Teman Sekamarnya


Penderita demensia (kondisi ketika otak mengalami penurunan kemampuan) berusia 102 tahun asal Massachusetts yang menghabisi nyawa rekan sekamarnya yang berusia 100 tahun saat ini menghadapi tuntutan pembunuhan tingkat kedua (pembunuhan yang disengaja tapi tidak direncanakan), lima tahun setelah tindak kejahatan keji itu dilakukan.
Laura Lundquist, 102, Faces Murder Charge for Killing 100-Year-Old Room-Mate
Laura Lundquist, 102, Faces Murder Charge for Killing 100-Year-Old Room-Mate


Laura Lundquist berusia 98 tahun ketika dia mencekik Elizabeth Barrow sampai mati di panti jompo Brandon Woods di Dartmouth – beberapa pekan setelah berbagai upaya dilakukan untuk memisahkan keduanya.

Dia didakwa dengan tuduhan pembunuhan tingkat kedua pada 2009 setelah Barrow ditemukan tewas dengan kepalanya berselubungkan plastik. Dia tidak memiliki kemampuan kognitif untuk merencanakan kasus pembunuhan itu, sehingga tidak bisa diklasifikasikan sebagai pembunuhan tingkat pertama (pembunuhan disengaja dan direncakan).

Namun Lundquist – tersangka pembunuhan tertua dalam sejarah Inggris – tidak pernah diadili karena kondisi kesehatannya, jadi dakwaan pembunuhan tersebut masih belum bisa dijatuhkan kepadanya.
Putra Barrow, Scott, tahu kondisi kesehatan Lundquist tidak memungkinkan bagi dia untuk menjalani persidangan.

“Rasanya seperti mengadili anak berusia dua tahun,” ujarnya. “Yang terjadi itu hanyalah peristiwa mengerikan. Bagaimana mungkin dia bertanggung jawab atas kasus tersebut sedangkan pikirannya tidak waras?”

Namun, Scott berharap gugatan yang dia layangkan terhadap pemilik panti jompo bisa disidang oleh juri suatu hari nanti, meskipun seorang arbiter tidak menemukan bukti kelalaian dari panti tersebut pada 2012.

Jaksa Bristol County District, Sam Sutter, mengatakan Lundquist menderita paranoia dan mengira Barrow “mengambil alih kamar” yang mereka tempati bersama di panti tersebut. Lundquist mengancam bahwa dia akan segera merebut tempat tidur Barrow yang berada di dekat jendela karena dia akan hidup lebih lama dari Barrow.

Scott berusaha memisahkan ibunya dari Lundquist, namun staf panti jompo meyakinkan dia kalau keduanya sudah mulai akrab. 

Ibunya tidak mau meninggalkan kamar tersebut karena dia dan suaminya tinggal di sana sampai suaminya meninggal pada 2007.

Setelah Lundquist didakwa, Scott Picone, kepala operasional panti jompo, mengungkapkan kedua wanita itu pernah dua kali ditawarkan untuk menukar kamar selama beberapa bulan menjelang kematian Barrow pada September 2009, namun keduanya menolak. Picone mengatakan kedua wanita itu berteman akrab dan sering saling mengucapkan “selamat malam” dan “aku menyayangimu.(mr/t)

s

No comments:

Post a Comment