بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم Rochmany's Blog: Mafia Nigeria dengan Kemampuan Mata Istimewa di Klub-klub Malam Tokyo
Go Green

Clock Link

Sunday, February 2, 2014

Mafia Nigeria dengan Kemampuan Mata Istimewa di Klub-klub Malam Tokyo

Mafia Nigeria dengan Kemampuan Mata Istimewa di Klub-klub Malam Tokyo

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Seorang berkulit hitam dengan berani menghampiri Tribunnews.com saat berjalan di kabukichi Tokyo kemarin malam (1/2/2014). Melihat logat dan penampilan tampak seperti umumnya orang Nigeria di Tokyo.

Dia menawarkan wanita dan narkoba. Tentu saja langsung Tribunnews menolaknya dan segera meninggalkannya pelan-pelan menuju stasiun Shinjuku.

Keberadaan orang-orang Afrika di Kabukicho Tokyo, daerah hiburan gemerlap 24 jam setiap hari itu, umumnya dari Nigeria. Dengan berani, kepada orang tak dikenal sekali pun menawarkan dunia hiburan, wanita dan narkoba. Bahkan ada orang Nigeria memiliki klub malam, bar dan tempat hiburan malam di Kabukicho tersebut.

Sumber Tribunnews di kepolisian Jepang mengungkapkan baru-baru ini memang tampaknya jumlah orang Nigeria, menjadi mafia tersendiri di Kabukicho, semakin banyak akhir-akhir ini.

"Kami memang sudah memonitor sejak lama, tetapi harus hati-hati dalam menanggapi atau mengantisipasi gerak mereka itu. Kita tak mau dikatakan melakukan diskriminasi. Oleh karena itu harus benar-benar mendapatkan bukti kejahatan barulah kami tangkap dan diproses lebih lanjut," paparnya lagi.

Satu bukti terjadi bulan April 2013 lalu, seorang konsumen atau tamu klub malam di Kabukicho setelah dibuat mabuk, dari dompetnya diambil kartu ATM Bank. Kemudian wanita klub mengambil uang 1,3 yen (alias merampok) uang tamu klub tersebut. 
Dalam tujuh tahun terakhir ini diperkirakan mereka telah "merampok" dengan cara yang sama tamu-tamu mereka sehingga terkumpul uang sekitar 300 juta yen.

John Emanuel Shon orang Nigeria pemilik club malam itu pertama kali ditangkap polisi 23 Agustus tahun lalu bersama 3 hostes orang Filipina yang menjahili tamunya tersebut.

Kejadian di club bernama Little Cat yang berlokasi di gedung di tikungan jalan jawasan Kabukicho. Tamu lelaki usia 45 tahun melaporkan "perampokan" itu ke polisi sehingga terungkaplah kasus tersebut dan segera menangkap 4 orang (John dan 3 wanita Filipina). Polisi juga menggerebeg serta menyita semua dokumen club tersebut untuk pengusutan lebih lanjut.

Menurut polisi, Klub Little Cat telah beroperasi 7 tahun. Sebanyak 70% penghasilan masuk ke pemilik klub tersebut yang adalah orang Nigeria. Dia sendiri ternyata sedang membangun rumah mewah di Nigeria dengan biaya 150 juta yen saat ini.

Seorang wartawan Kabukichi, Tomoyuki Ueno juga mengungkapkan bahwa anggota mafia Nigeria lainnya bahkan telah berhasil mengumpulkan satu miliar yen atau sekitar Rp120 miliar penghasilan dalam kurun waktu enam tahun belakangan ini.

“Keengganan kalangan polisi sebenarnya karena takut dituduh melakukan rasialisme di Jepang oleh kedutaan Nigeria, itulah sebabnya polisi agak kesulitan untuk bergerap lebih lanjut," papar wartawan tersbeut.

Cara mencari duit mereka juga dengan menikahi wanita Jepang sehingga mereka mudah bergerak di Jepang. Setidaknya membuat mereka menjadi legal dalam memperoleh visa ikut istri Jepang.

Upaya jahat mafia Nigeria tersebut bukan hanya pemerasan di klub malam di Kabukicho tetapi juga diketahui banyak pengamat di bidang narkoba, pencucian uang pencurian mobil dan sebagainya.

"Mereka melakukan banyak sekali kejahatan di Jepang," papar Taizo Ebina, wartawan dunia malam lainnya.

Para anggota mafia Nigeria ini terlibat dalam penyebaran heroin, kadang kerjasama dengan Yakuza, memaksa orang Filipina masuk bekerja di dunia prostitusi, pencucian uang, mencuri mobil, memalsukan pernikahan dan banyak hal kejahatan lainnya, ungkap Ebina.

Orang Nigeria ini memiliki penglihatan yang sangat baik. Mereka bisa lihat kedatangan polisi 100 meter jauhnya sudah ketahuan mereka, sehingga sulit bagi polisi untuk menangkap orang Nigeria tersebut, paparnya lebih lanjut.

Pada hakekatnya mata orang Afrika memang sangat tajam bisa melihat sangat jauh terutama suku bangsa Maasai di Kenya dan utara Tanzania. Termasuk di kegelapan pun mereka bisa melihat dengan jelas.

Kehebatan mata inilah yang juga sering dimanfaatkan kelompok Yakuza untuk ikut mengawasi daerah sekitar agar segera memberi "warning" kalau melihat kehadiran polisi di daerah hiburan malam tempat gerakan kriminal yang mereka lakukan di Kabukicho.

Informasi lengkap Yakuza bisa dibaca di www.yakuza.in

No comments:

Post a Comment