بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم Rochmany's Blog: Kenakalan karena Game Grand Theft Auto (GTA)
Go Green

Clock Link

Thursday, November 14, 2013

Kenakalan karena Game Grand Theft Auto (GTA)


Terinspirasi Game, Remaja Bakar Penumpang Bus

Sebuah kejadian yang agak unik sekaligus menyeramkan terjadi Oakland, California. Seorang remaja berusia 16 tahun dilaporkan telah membakar seorang penumpang bus saat sedang tertidur.

Di saat pihak kepolisian wilayah Oakland masih bingung menentukan modus pembakaran tersebut, seorang saksi kunci bernama Tafari Flenoy mengeluarkan pernyataan yang sedikit mengejutkan.

Ia berasumsi bahwa sang pelaku yang kini telah ditangkap tersebut terinspirasi video game brutalGrand Theft Auto (GTA) besutan Rockstar Games.

"Ini sangat aneh, itu yang saya bisa bilang. Kamu tahu video game dimana orang bisa membakar orang lain? Banyak, ada Manhunt, semua seri Grand Theft Auto, yang merupakan game favorit hampir seluruh remaja Amerika Serikat," ujar Tafari Flenoy dikutip dari laman KTVU, Jumat (8/11/2013).

Juru bicara kepolisian Oakland Johanna Watson menjelaskan, sang korban, Sasha Felischman yang berusia 18 tahun, dibakar sekitar pukul 5 sore beberapa hari lalu di dalam bus umum. Penumpang lain melihat bahwa dia terbakar, dan memberitahukan pengemudi bus untuk menghentikan kendaraan dan memanggil bantuan.

Ketika polisi tiba, mereka menemukan bahwa korban telah mengalami luka bakar cukup parah di bagian bawah tubuhnya dan langsung dikirimkan ke rumah sakit St. Francis Memorial Hospital,San Fransisco.

Ini tentunya bukan kali pertama seri video game GTA dijadikan kambing hitam sebuah tindak kriminal di dunia nyata. Sebelumnya beberapa kejadian melanggar hukum yang ditengarai terinspirasi aksi video game GTA kerap terjadi di Amerika Serikat.

Ironisnya, para pelaku pelanggaran hukum yang diduga teinspirasi video game adalah anak-anak atau remaja di bawah umur.




Diduga Terpengaruh Game 'Grand Theft Auto', Bocah 8 Tahun Tembak Neneknya

Mulai saat ini ada baiknya orang tua memerhatikan permainan apa yang dimainkan oleh anaknya. Video game yang menampilkan adegan kekerasan seringkali mempengaruhi perilaku dan mental anak, khususnya di usia yang masih sangat muda.

Seorang bocah berusia 8 tahun dari Lousiana yang tak disebutkan namanya, menembak kepala neneknya sendiri, Marie Smothers (90), setelah bermain salah satu video game yang memang dikenal sering menampilkan adegan kekerasan, Grand Theft Auto (GTA).

Dilaporkan bahwa anak itu sengaja menembak belakang kepala Marie saat wanita tersebut sedang menonton televisi. Namun si bocah tidak akan menghadapi tuduhan, sebab usianya yang masih di bawah 10 tahun. Menurut hukum Lousiana, ia dibebaskan dari tanggung jawab pidana.

"Meskipun motif penembakan itu belum diketahui, namun pada saat ini pemeriksa telah mengungkap bahwa bocah ini bermain video game Play Station III, Grand Theft Auto IV, beberapa menit sebelum peristiwa ini terjadi. Permainan GTA ini sering menampilkan adegan kekerasan dan memberi poin setiap kali pemain membunuh orang," ungkap petugas departemen setempat, seperti dilansir Medical Daily, Senin (26/8/2013).

Diungkapkan oleh sang pengacara, Sclynski Legier, anak ini sama sekali tidak tahu dampak dan konsekuensi atas tindakan yang ia lakukan. Menurutnya, anak tersebut benar-benar tidak mengerti itu tentang hal bahaya dari meniru adegan permainan tersebut.

Sebab faktanya diketahui bahwa hubungan antara nenek dan cucu ini sebelumnya tidak ada masalah sama sekali. Keduanya bahkan sering tidur di kamar yang sama.

Permainan video game seperti Grand Theft Auto telah lama dikecam sebagai permainan yang tidak manusiawi, terlalu banyak adegan kekerasan dan perilaku antisosial. Laporan mengungkapkan bahwa pelaku penembakan kasus Sandy Hook Elementary School tahun lalu juga merupakan pemain video game serupa.

Pelaku kasus tersebut adalah Adam Lanza, yang telah menembak dan membunuh 26 orang. Ia diketahui suka bermain video game yang juga sering menampilkan adegan kekerasan seperti Call of Duty dan Grand Theft Auto. Contoh lain adalah James Eagan Holmes, yang melepaskan tembakan di bioskop Aurora, Colorado. Peristiwa ini menewaskan 12 korban jiwa.

"Mungkin ada hubungan langsung antara ketika orang-orang yang memiliki ketidakstabilan mental menjadi bagian dari salah satu video game," ungkap Gubernur Colorado, John Hickenlooper, saat dimintai keterangan.

Karena usianya yang masih muda, nama anak yang berasal dari Louisiana tersebut belum dirilis. Menurut pihak berwenang setempat, hingga saat ini penyelidikan sedang berlangsung dan kini ia sudah bersama dengan orang tuanya.



Bocah Menyusup ke Pesawat, Video Game GTA Disalahkan

Aksi gila ala video game brutal Grand Theft Auto (GTA) baru-baru ini kembali dipraktekan di dunia nyata. Parahnya, kali ini pelaku aksinya adalah seorang bocah berumur 9 tahun asal Minneapolis, Amerika Serikat.

Dilansir laman VR-Zone, Jumat (11/10/2013), menurut keterangan pihak berwajib, seorang bocah yang tak disebutkan namanya ini berhasil keluar dari rumahnya di wilayah Minneapolis. Ia lalu pergi ke bandara dan berhasil menyelinap masuk melewati pos keamanan tanpa kartu boarding, pasport, atau kartu identitas apapun.

Bahayanya, bocah ini bahkan berhasil menuju landasan pacu pesawat dan menemui akses masuk ke dalam sebuah pesawat. Tanpa disadari oleh satupun awak pesawat, sang bocah menjadi penumpang gelap dan terbang melintasi hampir setengah bagian Amerika Serikat dari Minneapolis ke Las Vegas, Nevada. Namun ia akhirnya tertangkap oleh pihak keamanan bandara.

Ketika diperiksa dan ditanyai oleh pihak berwajib, bocah tersebut mengaku terinspirasi dari sebuah aksi yang belum lama ini ia mainkan di video game GTA.

Orangtua sang anak mengakui kalau mereka lalai karena tidak menyadari anaknya telah pergi meninggalkan rumah. Sang ayah menyatakan bahwa ia mengira anaknya sedang bermain ke tetangga.

Selain orangtua bocah tersebut, pihak kemanan bandara Minneapolis pun akhirnya diperiksa dan kemungkinan besar akan mendapatkan hukuman dari pihak berwajib karena dianggap telah sangat lalai menjalankan prosedur kemanan bandara yang merupakan lokasi sensitif.

Seperti yang diketahui, kejadian ini bukanlah kali pertama seri video game kontroversial GTA menjadi tersangka sebuah aksi kriminal. Sebelumnya, sempat diwartakan seorang pemuda bernama Zachary Burgess asal Alaska dilaporkan mencuri sebuah truk yang diparkir dalam keadaan menyala di tempat parkir sebuah bar.

Ironisnya, pemuda yang baru berumur 20 tahun itu mengaku hanya ingin tahu bagaimana rasanya beraksi kriminal ala video game GTA.



Nekat! Remaja Pura-pura Jadi Polisi Demi Dapatkan Game

Demi bisa mendapatkan video game terbaru Grand Theft Auto V (GTA V) lebih cepat, tiga remaja nekat menyamar menjadi polisi. Aksi nekat ini sengaja dilakukan agar mereka bisa memotong antrean gamer yang ingin membeli GTA V.

Ketiga remaja yang dimaksud adalah Kirolos Abdel Sayed (19 tahun), Matthew Kirshen (20 tahun), dan Frank Santanastoso mer19 tahun). Mereka melaju ke Staten Island Mall dengan mobil dilengkapi dengan lampu dan sirine palsu ala mobil polisi.

Sesampainya di toko game tersebut, Selasa dini hari waktu setempat, mereka menunjukkan lencana polisi palsu untuk meyakinkan petugas keamanan toko bahwa mereka sedang berpatroli.

Tiga jalur antrean yang panjang pun berhasil diterobos. Mereka langsung masuk ke dalam toko. Pihak keamanan mengijinkan mereka masuk, bahkan memberikan salinan dari game tersebut. Mereka berhasil melewati sekitar 500 orang gamer yang telah mengantre berjam-jam di sana.

Setelah berhasil mendapatkan game tersebut, mereka kembali ke mobil polisi palsu. Mungkin karena ingin buru-buru pergi karena takut ketahuan, mereka memutar balik kendaraan di jalur yang tidak seharusnya dan melanggar beberapa rambu lalu lintas.

Naasnya, polisi yang asli memergoki saat mereka melanggar rambu lalu lintas. Polisi pun menghentikan mobil tersebut untuk dimintai keterangan. "Saya bersama dengan NYPD," ucap Abdel Sayed saat itu sebagaimana dilansir NY Daily News, Jumat (20/9/2013).

Ketiganya pun ditangkap. Kepada polisi, Kirshen mengatakan bahwa ia meminjam lencana palsu itu dari temannya. Ketiganya didakwa dengan tuduhan telah melakukan tindak kejahatan penipuan dengan menjadi perwira polisi. Jika terbukti bersalah, tiga remaja itu bisa dihukum satu tahun penjara.

No comments:

Post a Comment