بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم Rochmany's Blog: Jangan Pernah Jongkok di Atas WC Duduk!
Go Green

Clock Link

Wednesday, November 6, 2013

Jangan Pernah Jongkok di Atas WC Duduk!


Banyak orang, ketika harus menggunakan toilet umum, terpaksa naik dan jongkok di atas toilet duduk , untuk menghindari kontak langsung dengan bagian yang kotor. Namun, tindakan ini akan membuat orang tersebut berada pada posisi yang sangat berbahaya gan. Berjongkok pada saat menggunakan WC duduk SANGAT DILARANG karena bahannya terbuat dari keramik / porselen, tidak dapat mendukung berat seluruh badan pada satu titik. Jika WC duduk tidak mampu menahan berat badan kamu dalam posisi jongkok, WC duduk tersebut dapat saja terbelah dan menghasilkan pecahan yang tajam yang dapat melukai bagian tubuh jika jatuh di atasnya. Jika takut kotor, Bersihkan pinggiran WC, kemudian tutupi dengan kertas atau tissue/roll paper.


Contoh kondisi toilet duduk yang keramiknya sudah retak


Selain bahaya yang mengerikan seperti halnya WC duduk yang terbelah dan dapat menyebabkan luka parah karena terkena pecahan toilet yang tajam, ada potensi bahaya-bahaya lainnya yang 'menghantui' kamu :
- Kepleset tipe 1. Bisa bikin organ vital (alat kelamin) terbentur permukaaan WC duduk.
- Kepleset tipe 2. Bisa bikin salah satu kaki nyebur ke dalam lubang WC duduk.
- Kepleset tipe 3. Bisa bikin kamu jatuh ke sebelah kanan atau ke kiri WC duduk.
- Kepleset tipe 4. Bisa bikin kamu  jatuh tersungkur ke arah depan dan nabrak pintu.



Berikut adalah peristiwa yang benar-benar terjadi, dimana WC duduk terbelah, ketika seorang gadis duduk dengan posisi jongkok saat menggunakannya, mungkin dengan maksud untuk menghindari kuman.


Korban WC Duduk Terbelah


Foto-foto ini diambil ketika dia diberi bantuan oleh tim medis





Penampakan toilet duduk yang pecah dan terbelah


Safety Procedure WC Duduk

PENCEGAHAN KECELAKAAN
a. Jangan pernah kamu  nekat jongkok di toilet duduk.
b. Sediakan tissue/roll paper di lavatory untuk WC duduk di area publik.
c. Pasang petunjuk bagaimana menggunakan WC duduk yang benar.
d. Pasang poster peringatan akan bahaya yang dapat terjadi.
e. Jika bepergian, bawalah tissue kemasan travel pack untuk alas duduk.
f. Atau jika ada yang jual, silahkan beli alas WC duduk yang flushable.




PILIH WC DUDUK ATAU WC JONGKOK?

Penting untuk dibaca dengan seksama


Kloset adalah area paling intim yang Anda diami ketika berada di kamar mandi. Tanpa dapat dipungkiri, ia menjadi bagian paling krusial yang ingin dipastikan higienitas juga kenyamanannya. Tatkala harus menggunakan kloset, ada banyak pertimbangan yang dipikirkan sebelum berlanjut menggunakannya. Mulai dari bagaimana kondisi sekitar, permukaan, ketersediaan air membilas hingga menempel dan tidak menempel dengan bokong.

Ya, untung saja masih ada pilihan model kloset yang mengakomodir berbagai kepentingan. Jongkok atau duduk? Apapun itu, sebaiknya sesuaikan saja dengan kebutuhan. Kelebihan dan kekurangan masing-masing model kloset ini, dijabarkan dr. Toto Imam Soeparmono, SpOG (K.Onk), kepala departemen Obstetri dan Ginekologi RSPAD Gatot Soebroto Jakarta, dari sudut pandang medis.


Kloset Jongkok

Asia Lebih Suka Kloset Jongkok
Di Asia yang lebih menyukai posisi alami BAB berjongkok, lebih banyak terdapat kloset jongkok ketimbang kloset duduk. Kondisi ini berbalik dengan di Barat yang lebih menyukai kloset duduk.

Baik untuk kesehatan
Menurut para ahli, jongkok sebenarnya adalah posisi yang paling tepat dan direkomendasikan untuk buang air besar, seperti dilansir Asia One, Sabtu (14/9/2013).

"Posisi ideal untuk buang air besar adalah jongkok dengan paha tertekuk pada perut. Dengan cara ini kapasitas rongga perut sangat berkurang dan tekanan intraabdomen meningkat, sehingga akan lebih mendorong pengeluaran feses," ungkap Henry L. Bockus, dikutip dari jurnal Gastroenterology.

Posisi duduk, apalagi jika duduk dengan posisi biasa dan tegak lurus 90 derajat, justru membuat proses buang air besar menjadi lebih sulit untuk dilakukan dan tenaga yang dibutuhkan juga menjadi lebih besar.

Memperkecil Risiko Ambeien
Orang-orang dengan risiko ambeien misalnya, kloset jongkok lebih disarankan karena memperkecil risiko pemicu ambeien. Kloset jongkok dikatakan membantu kontraksi otot perut secara maksimal ketika proses buang air besar berlangsung. Kontraksi otot perut yang maksimal ini membuat tenaga mengejan yang lebih besar sehingga proses BAB pun lebih cepat selesai.

Selain itu, posisi duduk yang terlalu lama dapat menyebabkan paha menekan di tempat duduk sehingga aliran darah dari bawah ke atas lebih terhambat. Inilah yang kemudian membuat ambeien mudah terpicu.

Selain baik bagi penderita ambeien, kloset jongkok juga meminimalisir risiko infeksi saluran kencing dan kelamin terutama pada wanita. Risiko perpindahan jamur, bakteri maupun flagelata penyebab keputihan ini, mampu ditekan oleh tidak ada permukaan yang menempel atau terlalu dekat dengan saluran kencing.


Tidak Cocok untuk Arthritis
Kendati dikatakan kloset jongkok memiliki banyak sisi positif untuk kesehatan, namun kloset jongkok tidaklah cocok untuk penderita arthritis (gangguan lutut).


Kloset Duduk
Favorit Ibu Hamil
Saat menggunakan kloset duduk, orang kerap merasa lebih nyaman karena tidak banyak tarikan pada lutut yang menimbulkan rasa capek. Kloset duduk pun menjadi favorit bagi ibu hamil, orang tua, penderita arthritis juga obesitas karena minim menyebabkan ketidak- nyamanan baik di lutut maupun perut.

Awas Infeksi Kuman!
Saat Anda duduk di kloset, selain kaki yang menempel pada lantai, paha dan bokong tak bisa terhindarkan menempel pada dudukan kloset. Ini menjadi potensi perpindahan infeksi kuman dan virus yang menempel di permukaan kloset. Jika kurang higienis, infeksi dapat pindah ke saluran kencing maupun alat kelamin wanita.

“Laki-laki saluran kencing dan kelaminnya agak jauh, sedangkan wanita lebih dekat. Kalau kena infeksi saluran kencing (sistitis), saluran kelamin juga bisa terkena karena muaranya dekat!” tegas Toto.

Risiko yang paling ringan, menyebabkan anyang-anyangan (yang termasuk tanda-tanda infeksi saluran kencing) dan keputihan (baik disebabkan jamur, bakteri maupun flagelata). Sedangkan risiko terberat, infeksi kelamin atau mulut vagina bisa masuk lebih dalam. Jika berlanjut bisa menjadi infeksi rongga rahim (endometritis) bahkan saluran telur (salpingitis). Risiko paling buruk, infeksi saluran telur dapat menyebabkan kebuntuan saluran telur sehingga tidak bisa memiliki keturunan.

No comments:

Post a Comment