بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم Rochmany's Blog: Video Seks Siswa SMPN 4, Pemeran Perempuan Tertawa-tawa
Go Green

Clock Link

Monday, October 28, 2013

Video Seks Siswa SMPN 4, Pemeran Perempuan Tertawa-tawa


TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, JAKARTA - Kepolisian Reserse Kriminal Jakarta Pusat terus menyelidiki kasus dugaan pemerkosaan yang menimpa AE (16) siswi kelas 9, dengan FP (15) siswa kelas 8 di lantai dasar ruangan kelas Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 4 Jakarta, Sawahbesar, Jakarta Pusat, Jumat (13/9) lalu.

Berdasarkan keterangan saksi, video tersebut direkam di lima tempat di SMPN 4. "Itu kejadian terjadi di lima tempat di dalam sekolah," kata Kasat Reskrim Polres Jakarta Pusat, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP), Tatan Dirsan Atmaja saat dihubungi wartawan di Sawahbesar, Rabu (23/10) malam.

Tatan menjelaskan, pihaknya terus memeriksa 10 saksi. Hingga kini, polisi belum menetapkan tersangka. Pasalnya, polisi melihat mereka masih di bawah umur. Karena itu, penyelidikan masih terus dilakukan.

"Belum ada tersangka, baik yang merekam, mengetahui (menonton-red), serta kedua pelaku yang melakukan adegan video itu," kata Tatan.

Kemudian, dia menambahkan kedua pelaku adegan video mesum itu sudah tidak berada diJakarta. Hal ini dikarenakan kedua pelaku adegan tersebut masih menenangkan diri. "Yang melakukan adegan tidak ada di Jakarta," tuntasnya.

Ketika dikonfirmasi kepada pihak SMPN 4 Jakarta, para wartawan tidak diizinkan menemui Kepala SMPN 4, Achmad Jazuli oleh pihak keamanan sekolah. Menurut pihak keamanan, Kepala SMPN 4 sudah memberikan pernyataan hari Jumat (18/10).

"Kepala Sekolah tidak bisa memberikan konfirmasi dan memberikan statement apa pun. Kami menyerahkan semuanya kepada pihak ke kepolisian. Saat ini sering pihak polisi sedang terus memeriksa di sekolah," kata salah satu petugas keamanan SMPN 4 Jakarta yang tidak ingin disebutkan namanya.

Pantauan wartawan, dari luar sekolah, terlihat kondisi belajar mengajar di SMPN 4 masih berjalan lancar. Ketika pulang sekolah, puluhan orang tua tampak menjemput anaknya. Mereka terlihat khawatir dengan pemberitaan selama ini di media.

Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Pendidikan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Taufik Yudi Mulyanto mengatakan, pemberitaan di media massa terkait kasus dugaan tindakan asusila yang dilakukan di dalam sekolah meresahkan siswa.

"Yang perlu teman-teman pers pahami, sebagian besar peserta didik di SMP 4 merasakan akibat negatif bahkan jadi tertekan, padahal mereka tidak melakukan tindakan negatif. Saya rasa sudah cukup pemberitaannya, karena sanksi moral sudah dirasakan oleh pelaku," kata Taufik melalui pesan singkatnya.

Taufik menjelaskan bahwa pihak Sekolah sudah menyerahkan pemeriksaan terkait tindakan asusila tersebut kepada pihak kepolisian. "Kalaupun mau diusut adanya dugaan pemaksaan, sedang ditangani polisi," katanya.

Kemudian, Taufik menambahkan bahwa pelaku lelaki di dalam video mesum tersebut sudah pindah dari SMPN 4. Sementara untuk pelaku perempuan tidak pernah datang ke sekolah.

"Yang perempuan sudah tidak datang karena malu, bahkan orangtuanya ikut terpukul. Untuk pengawasan pihak sekolah besama orangtua terus dilakukan. Karena bukan hanya jangan sampe terjadi di sekolah, juga jangan sampe terjadi di rumah atau dimanapun," jelasnya.

Suka Sama Suka

Kasus ini terkuak setelah orangtua AE melaporkan ke polisi bahwa anaknya telah diperkosa dan dipaksa beradegan seks dengan FP serta direkam oleh adik kelasnya. Namun, dari hasil keterangan saksi, peristiwa itu bukan pemerkosaan.

"Dari rekaman video yang kita sita tidak terlihat adanya paksaan," ujar Kasat Reskrim Polres Jakarta Pusat, AKBP Tatan Dirsan. Dia menambahkan dari video berdurasi empat menit itu, terlihat AE justru menikmati adegan itu. "Si wanita tertawa-tawa saat beradegan dan tidak malu. Justru si pria yang malu," katanya.

Sebelumnya, tindakan yang diduga pemerkosaan terhadap AE siswa kelas sembilan Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) IV Sawah Besar, Jakarta Pusat, dilakukan di dalam kelas.

Setelah melakukan aksi tidak bermoralnya di ruang kelas, para pelaku yang merupakan teman korban meninggalkan korban dengan kondisi rambut dan seragam sekolah acak-acakan.

Orangtua korban yang tidak terima anaknya diperlakukan seperti itu akhirnya melaporkan kejadian tersebut kepada Polres Metro Jakarta Pusat pada Rabu (16/10). Hal tersebut dibenarkan oleh nenek korban bernama Dewi yang tinggal serumah dengan korban.

"Kami sudah mengutus pengacara dan semua sudah diserahkan ke pengacara. Sudah lapor polisi tetapi belum ditindaklanjuti," jelas Dewi di rumahnya di Kemayoran Gempol RT 01/ RW 07 Kebon Kosong, Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis (17/10).

No comments:

Post a Comment