بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم Rochmany's Blog: Wali Kota Rotterdam dan Jokowi Bahas Soal Banjir
Go Green

Clock Link

Monday, September 23, 2013

Wali Kota Rotterdam dan Jokowi Bahas Soal Banjir

Wali Kota Rotterdam dan Jokowi Bahas Soal Banjir

TEMPO.CO, Jakarta - Wali Kota Rotterdam Ahmed Aboutaleb menilai proyek giant sea wall bukan satu-satunya solusi untuk mengatasi banjir. Ia mengaku kota terpadat di Belanda ini pun masih takluk terhadap laut pasang meski punya tanggul setinggi 2,2 meter. (Baca: Giant Sea Wall di Teluk Jakarta)

"Kami lebih mengandalkan bagaimana menciptakan 'green city' di kota Rotterdam," kata Aboutaleb di Balai Kota pada Senin 23 September 2013 seusai penandatanganan kerja sama penanggulangan banjir Jakarta-Rotterdam. Konsep kota hijau ini maksudnya menciptakan ruang terbuka hijau yang banyak untuk resapan air.

Selain tanggul, Rotterdam juga memiliki teknologi pintu air raksasa alias Maeslantkering. Dengan struktur rangka baja berukuran panjang 210 meter dan tinggi sekitar 22 meter. Pintu ini berfungsi menutup air pasang dari laut. Hanya saja, teknokologi tanggul dan pintu raksasa, tersebut butuh biaya mahal. Selain itu, tidak bersinggungan dengan masyarakat secara langsung. Berbeda dengan green city, masyarakat terlibat.

"Kami ajak masyarakat Rotterdam mendesain rumah agar bisa menampung hujan misalnya," kata dia. Bahkan, ia mengaku belajar ke Hamburg, Jerman, soal desain membangun rumah di pinggir sungai.

Selain itu, Wali Kota Rotterdam juga mengambil kebijakan cukup nyeleneh yaitu mengganti aspal jalan dengan tanah sehingga bisa menyerap air saat hujan. "Intinya adalah manajemen masyatakat juga harus terlibat di dalam menyelesaikan banjir," ujarnya.

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengatakan proyek giant sea wall ini masih dalam tahap pembahasan dengan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). Dia belum bisa memastikan kapan proyek akan jalan. "Tapi penanganan banjir ini butuh ngebut," ujarnya. Menurutnya, DKI punya banyak rencana tapi belum ada yang terealisasi.

No comments:

Post a Comment