بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم Rochmany's Blog: Bayi Kembar Parasit Bandung, Kasus Langka Dunia
Go Green

Clock Link

Tuesday, September 24, 2013

Bayi Kembar Parasit Bandung, Kasus Langka Dunia

Bayi Kembar Parasit Bandung, Kasus Langka Dunia  

TEMPO.CO, Bandung - Rumah Sakit Umum Pusat dr Hasan Sadikin (RSHS) Bandung memastikan pasien bayi Ginan Septian Nugraha merupakan bayi kembar siam tipe parasit. Kasus ini merupakan kejadian langka di dunia.

Menurut Direktur Medik dan Keperawatan RSHS, Rudi Kurniadi Kadarsah, hasil diagnosis tim dokter menyebutkan pasien bayi itu merupakan kembar siam tipe parasit (conjoint twin parasit atau asimetrical conjoint twint). "Ini pasien yang langka," ujarnya kepada Tempo, Senin, 23 September 2013. Tim dokter yang di antaranya diawaki dokter bedah anak dan anastesiologi itu kini sedang menyiapkan rencana operasi.

Sebelumnya diberitakan, RSHS kedatangan pasien bayi abnormal yang kini tengah dirawat di ruangan Natal Intensive Care Unit (NICU) sejak Jumat pekan lalu. Bayi bernama Ginan Septian Nugraha asal Kampung Cikadu, Cikalong Wetan, Kabupaten Bandung Barat, itu lahir pada Kamis, 19 September 2013, di tempat bidan desa. Kelainan pada bayi itu yang terlihat, ada segumpal daging sebesar kepala bayi yang menjulur keluar dari mulutnya. (Lihat juga: Bayi Kembar Parasit Lahir di Bandung)

Tim dokter RSHS Bandung sampai saat ini belum siap menjelaskan kasus langka itu ke publik. "Pemeriksaan bayi masih belum lengkap, mungkin lusa tim dokter akan bicara," kata juru bicara RSHS, Teuku Djumala, pada Senin, 23 September 2013.

Menurut Djumala, pada kasus bayi ini, ada dua bayi yang menyatu. Namun satu tubuh terlahir utuh, sedangkan kembarannya tidak sempurna dengan bentuk gumpalan daging yang keluar dari mulut Ginan. Pada daging yang mencuat itu, terdapat tanda-tanda organ tubuh seperti kaki dan kelamin. "Sementara ini, informasinya mereka menempel di daerah lidah bayi (Ginan)," ujarnya.

Kondisi bayi sampai hari ini dilaporkan bagus. Walau begitu, kata Djumala, tim dokter juga menemukan tanda-tanda kelainan lain. Tim dokter berencana melakukan operasi pemisahan secepatnya jika kondisi bayi telah siap.

Menurut Djumala, setahunya baru kali ini RSHS menangani pasien bayi kembar siam tipe parasit.

Kelahiran bayi abnormal dari pasangan Aep Supriatna, 36 tahun, dan Yani Mulyani, 33 tahun, tersebut mengundang empati publik. Seorang warga Bandung, Naim, memberikan uang sumbangan dari kantongnya sendiri dan titipan teman sebesar ratusan ribu rupiah kepada Aep yang sehari-hari berdagang es cincau. "Saya baca beritanya keluarga butuh biaya," ujarnya kepada Tempo.

Aep mengaku beberapa biaya belum sempat dilunasi, seperti untuk bidan, dan sewa mobil tetangga untuk membawa bayinya ke rumah sakit. Adapun biaya perawatan anak ketiganya tersebut telah ditanggung pemerintah. "Biaya yang perlu disiapkan lagi buat obat-obatan kalau ada yang tidak ditanggung rumah sakit," ujarnya. Selama di rumah sakit, biaya hidupnya dan keluarga dibantu kerabat.

No comments:

Post a Comment