بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم Rochmany's Blog: 10 Olahraga Unik asli Indonesia
Go Green

Clock Link

Sunday, September 22, 2013

10 Olahraga Unik asli Indonesia

Di antara banyak olahraga di Indonesia, tahukah anda jenis olahraga apa saja yang asli ‘milik’ Indonesia? Berikut ini ada daftar lima olahraga asli Indonesia. Beberapa diantaranya masih bertahan hingga sekarang, sebagian lainya mungkin pernah anda mainkan sewaktu kecil, dan bahkan ada yang bisa jadi namanya saja belum pernah anda dengar sampai sekarang:

1. Sepak Takraw


Olahraga apakah yang dimainkan dengan cara seperti bermain sepakbola dan bola voli, tetapi dilakukan di lapangan bulu tangkis? Ya, sepak takraw! Olahraga ini berasal dari zaman Kesultanan Malaka (1402-1511) dan disebut juga dengan nama sepak raga. Jumlah pemain dalam sebuah permainan adalah tiga orang untuk masing-masing regu.

Pemain sepak takraw tidak boleh menyentuh bola dengan tangan, dan hanya boleh menggunakan kaki mereka sehingga sekilas gerakan-gerakan dalam permainan sepak takraw mirip dengan gerakan seni bela diri. Olahraga ini telah sejak lama ‘diperebutkan’ atau diklaim oleh berbagai Negara dari mulai Malaysia, Laos, Filipina, hingga Thailand.

Walaupun bukti-bukti yang kuat dari pakar sejarah bisa membuktikan bahwa sepak takraw adalah olahraga tradisional yang berasal dari Sulawesi Selatan, tidak akan ada artinya jika kita sebagai rakyat Indonesia tidak mempertahankannya dan melestarikannya. Jangan sampai setelah terlanjur kecolongan baru kita kebakaran jenggot.


2. Pathol


Pathol olahraga gulat tradisional, olahraga ini konon sudah ada sejak jaman Majapahit, berawal dari adanya sayembara mencari orang-orang yang terbaik dalam pertempuran atau bisa juga sebagai ksatria untuk menjaga pelabuhan Tuban. Karena pada waktu itu banyak perompak dan juga penyamun. Olahraga pathol sendiri berasal dari Jawa Tengah, tepatnya di Kecamatan Sarang dan Kabupaten Rembang.

Olahraga Gulat Pathol ini banyak digemari di masyarakat setempat, dan juga bahkan konon olahraga ini menjadi salah satu kesenian tradisional, dimana olah raga ini digunakan pada acara menjelang bulan purnama tetapi biasanya olahraga ini kebanyakan digunakan dan diselenggaran pada pesisir pantai seperti ada upacara sedekah laut.


3. Karapan Sapi


Karapan Sapi adalah olahraga pacuan sapi yang berasal dari Madura. Dalam permainan yang satu ini, sepasang sapi lah yang ‘berolahraga’ dengan menarik semacam kereta kayu melewati lintasan sepanjang 100 meter. Joki sapi hanya perlu berdiri di kereta kayu dan mengendalikan laju sapi-sapinya agar tidak oleng. Tetapi jangan dikira menjadi joki karapan sapi itu pekerjaan yang mudah ya, karena tentu saja diperlukan latihan dan keahlian yang khusus. Keseriusan warga Madura dan pemerintah Indonesia dalam melestarikan karapan sapi tidak main-main.

Karapan sapi kini telah menjadi sebuah ajang pesta rakyat yang mampu menyedot ribuan pengunjung dari dalam maupun luar negeri. Setiap akhir bulan September atau Oktober bahkan diadakan pertandingan karapan sapi terbesar yang memperebutkan Piala Bergilir Presiden. Sayangnya dibalik kemeriahan ini sering ditemukan pelanggaran para peserta yang kerap memperlakukan sapi-sapinya dengan kejam agar bisa berlari dengan kencang. Kebiasaan ini tentu saja sangat melenceng dari nilai aslinya dan selayaknya patut ditindaklanjuti dengan tegas oleh pihak penyelenggara.


4. Pencak Silat


Pencak Silat merupakan bagian dari kebudayaan masyarakat Indonesia yang sudah berkembang sejak jaman dahulu kala. Pencak silat berakar pada budaya Melayu dan telah dikenal luas di berbagai Negara seperti Malaysia, Brunei, dan Singapura. Pencak silat di Indonesia tidak hanya satu macam saja. Banyak versi olahraga pencak silat yang berkembang sesuai dengan nilai budaya masyarakat setempat. Misalnya pencak silat aliran Cimande yang konon bermula dari kisah seorang perempuan yang menyaksikan pertarungan antara harimau dengan kera, kemudian meniru gerakan kedua hewan tersebut.

Ada pula silat atau silek yang berasal dari ranah Minang, yang diciptakan oleh Datuk Suri Diraja dari Pariangan Tanah Datar pada abad XI. Induk organisasi pencak silat di Indonesia saat ini adalah Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI). Ada pula organisasi yang mewadahi federasi-federasi pencak silat dari berbagai Negara yang bernama Persekutuan Pencak Silat Antara Bangsa (PERSILAT) yang dibentuk oleh Indonesia, Singapura, Malaysia, dan Brunei Darussalam.


5. Pacu Jalur


Pacu Jalur adalah jenis olahraga perahu dayung tradisional yang berasal dari Riau. Perahu pada perlombaan pacu jalur memiliki panjang sekitar 25-40 meter dengan awak perahu sebanyak 40 sampai 60 orang. Pada awalnya pacu jalur diselenggarakan di kampong-kampung sepanjang Sungai Kuantan untuk memperingati hari besar Islam seperti Maulid Nabi Muhammad SAW, Idul Fitri, atau tahun baru Muharam.

Kini acara pacu jalur sudah masuk ke dalam kalender pariwisata nasional, setiap tahun pada tanggal 23-26 Agustus diadakan festival pacu jalur dalam rangkaian peringatan kemerdekaan Indonesia (17 Agustus-an). Pacu jalur biasanya diadakan di Sungai Batang Kuantan yang pada jaman dahulu kala merupakan simbol identitas sosial karena hanya datuk-datuk dan bangsawan saja yang bertransportasi melalui jalur tersebut.


6. Egrang


Egrang atau jangkungan adalah galah atau tongkat yang digunakan seseorang agar bisa berdiri dalam jarak tertentu di atas tanah. Egrang berjalan adalah egrang yang diperlengkapi dengan tangga sebagai tempat berdiri, atau tali pengikat untuk diikatkan ke kaki, untuk tujuan berjalan selama naik di atas ketinggian normal. Di dataran banjir maupun pantai atau tanah labil, bangunan sering dibuat di atas jangkungan untuk melindungi agar tidak rusak oleh air, gelombang, atau tanah yang bergeser. Jangkungan telah dibuat selama ratusan tahun.

Terdapat beberapa jenis egrang, yakni:
Egrang pegangan
Egrang pasak
Egrang drywall
Egrang pegas


7. Geudeu-geudeu


Geudeu-geudeu (atau disebut juga deudeu) adalah salah satu seni bela diri tradisional rakyat Pidie/Pidie Jaya. Seni bela diri ini seperti gulat yang dimainkan oleh kaum laki-laki. Satu tim terdiri dari 3 orang. Biasanya geudeu-geudeu ini dipertandingkan antar kampung, diadakan setiap selesai panen padi.
Sebagai seni beladiri, geudeu-geudeu merupakan olah raga keras, petarung geude-geude harus memiliki ketahanan fisik dan mental yang kuat, tahan pukul dan bantingan lawan. Selain itu petarung geudeu-geude juga dituntut kesabaran dan ketabahan. Di sinilah emosi diolah. Bila emosi petarung tidak stabil, maka bisa berujung pada kematian.
Kesabaran para pemain diuji dengan berbagai lontaran kata-kata kasar dari para penonton. Karena itu pula, sepanjang sejarah pertarungan geudeu-geude, belum pernah terjadi pertarungan di luar arena. Artinya, sikap sportif para pemain sangat tinggi. Meski di arena mereka babak belur dan bonyok, tapi di luar arena itu dianggap sebagai sebuah kewajaran dan banyak dari petarung ini yang melanjutkan Duduk-duduk/minum kopi bersama selepas pertandingan.
Akhir tahun 1980-an, geudeu-geudeu masih sering dipertunjukkan di Beuracan, Kecamatan Meureudu, Kabupaten Pidie Jaya. Biasanya pertarungan ini dibagi dalam dua katagori, yakni antar pribadi dan antar perwakilan kampung. Siapa pun boleh ikut, syaratnya berani dan mampu menahan pukulan serta hempasan lawan dan juga emosi tentunya.
Sistim pada permainan geudeu-geudeu, para petarung terlebih dahulu dibagi dalam dua kelompok besar. Petarung pertama tampil ke arena untuk menantang dua petarung lainnya dengan mengkacak-kacak sambil 'Keutrep Jaroe' membunyikan jari . Arena biasanya terbuat dari jerami yang berfungsi sebagai matras.
Petarung pertama yang menantang dua lawan disebut ureung tueng (penantang). Sedangkan petarung yang ditantang yang berjumlah dua orang tadi, disebut sebagai ureug pok (orang yang menerima tantangan). Ketika diserang, petarung pertama akan memukul dan menghempas dua petarung lain yang menyerangnya. Dan Khusus bagi ureung tueng boleh menggunakan gempalan tanganya untuk memukul dimana saja, kecuali dibawah pusar. Untuk ureung pok mereka hanya boleh membanting dan menghempas sambil mereka berpegangan tangan. jika pegangan tangan ureng pok ini terlepas atau salah satu dari mereka roboh akibat hantaman ureung tueng, maka mereka dianggap kalah.
Begitu juga dengan ureung tueng, apabila ureung pok sanggup menghempas atau membantingnya maka dia dianggap kalah.
Pada babak ke dua, posisi pemain dibalik. Posisi tueng akan beralih ke pok, begitu juga sebaliknya. Hal ini terus berlangsung dalam limit waktu tertentu (ronde). Sampai salah satu pihak menang.


8. Zawo-zawo


Zawo-zawo adalah sejenis permainan rakyat di kalangan penduduk Nias, Sumatera Utara. Dalam permainan ini para pemain melompati susunan batu (hompo batu) yang berbentuk trapesium yang tingginya mencapai 2 meter. Selain itu, pada masa lalu, ketangkasan melompati batu tersebut merupakan prasyarat seorang pemuda untuk memasuki jenjang pernikahan. Zawo-zawo masih dapat ditemukan hingga saat ini di desa-desa di Kabupaten Nias Selatan.


9. Galah Asin / Gobak Sodor


Galah asin, galasin, atau gobak sodor adalah sejenis permainan daerah dari Indonesia. Permainan ini adalah sebuah permainan grup yang terdiri dari dua grup, di mana masing-masing tim terdiri dari 3 - 5 orang. Inti permainannya adalah menghadang lawan agar tidak bisa lolos melewati garis ke baris terakhir secara bolak-balik, dan untuk meraih kemenangan seluruh anggota grup harus secara lengkap melakukan proses bolak-balik dalam area lapangan yang telah ditentukan.
Permainan ini biasanya dimainkan di lapangan bulu tangkis dengan acuan garis-garis yang ada atau bisa juga dengan menggunakan lapangan segiempat dengan ukuran 9 x 4 m yang dibagi menjadi 6 bagian. Garis batas dari setiap bagian biasanya diberi tanda dengan kapur. Anggota grup yang mendapat giliran untuk menjaga lapangan ini terbagi dua, yaitu anggota grup yang menjaga garis batas horisontal dan garis batas vertikal. Bagi anggota grup yang mendapatkan tugas untuk menjaga garis batas horisontal, maka mereka akan berusaha untuk menghalangi lawan mereka yang juga berusaha untuk melewati garis batas yang sudah ditentukan sebagai garis batas bebas. Bagi anggota grup yang mendapatkan tugas untuk menjaga garis batas vertikal (umumnya hanya satu orang), maka orang ini mempunyai akses untuk keseluruhan garis batas vertikal yang terletak di tengah lapangan. Permainan ini sangat mengasyikkan sekaligus sangat sulit karena setiap orang harus selalu berjaga dan berlari secepat mungkin jika diperlukan untuk meraih kemenangan.
kalau di makassar nama nya main asing. seorang pemain bertindak sebagai peluncur (kapten). permainan ini seru melatih ketangkasan, strategi, kecepatan, dan kecerdikan.


10. Bakiak


Bakiak (Jawa Tengah) atau Bangkiak (Jawa Timur) atau Terompa Galuak (Sumatra Barat) adalah sejenis sandal yang telapaknya terbuat dari kayu yang ringan dengan pengikat kaki terbuat dari ban bekas yang dipaku dikedua sisinya. Sangat populer karena murah terutama dimasa ekonomi susah sedangkan dengan bahan kayu dan ban bekas membuat bakiak tahan air serta suhu panas dan dingin.

http://m a k i n s e r u .com/5-olahraga-asli-dari-negara-indonesia

http://wikipedia.com/

No comments:

Post a Comment