بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم Rochmany's Blog: Bule Belanda Jadi Pedagang Syal Liverpool Keliling di Glora Bung Karno
Go Green

Clock Link

Sunday, July 21, 2013

Bule Belanda Jadi Pedagang Syal Liverpool Keliling di Glora Bung Karno


TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bukan hanya orang Indonesia saja yang berjualan pernak-pernik tim Liverpool di Stadion Gelora Bung Karno (SGBK), tetapi warga negara Belanda pun ikut berjualan syal club besar asal Inggris tersebut.

Mart tiba di SGBK sekitar pukul 06.30. WIB, Sabtu (20/7/2013) terlihat ia mengeluarkan barang dagangannya dari tas besar yang dibawanya. Ia pun menggantungkan sebuah karton di dadanya bertuliskan @ 1 pcs (picis) Rp 30 ribu @ 5 pcs (picis) Rp 100 ribu. Dengan keterbatasan bahasa ia pun mencoba menwarkan barang dagangannya.

"Tiga puluh ribu, tiga puluh ribu," ucap Mart menawarkan barang dagangannya
Mart dengan mengenakan kemeja pendek garis-garis biru dipadu celana pendek dan sepatu hitam berkeliling menjajakan barang syal yang dibawanya.
Hanya sekitar satu jam setengah dirinya sudah berhasil seluruh barang dagangannya.

Ditemui wartawan, Mart mengaku berasal dari Amsterdam Belanda. Ia mengikuti acara Tour Asia 2013 klub-klub Inggris seperti Arsenal, Liverpool, dan Chelsea.

Syal yang dijajakannya pun berbeda dengan syal-syal yang diperdagangkan di Indonesia pada umumnya. Barang dagangannya langsung dibawa dari Inggris sehingga harganya pun relatif lebih mahal dari harga pada umumnya yang hanya dibandrol Rp 10 ribu.

"Kami tiga orang menjual seribu syal, dari kemarin kami sudah jualan, dan sekarang barangnya sudah habis," kata Mart.

Ia sudah menjajakan syal sejak club Arsenal bertandang ke Indonesia dan kini ia menunggi Chelsea datang ke Indonesia. Mart mengaku baru pertama kali datang ke Indonesia dan mengaku suporternya sangat luar biasa. Selama di Indonesia ia menumpang di kediaman temannya.

"Saya di Jakarta ikut teman tinggal di apartemen," katanya.
Ditanya mengenai keuntungan yang diperoleh dari hasil menjajakan syal, Mart mengaku tidak mengakuinya. Ia bersama rekannya hanya menjual saja dan hasilnya diberikan ke bosnya.

"Itu bos saya yang tahu, saya tidak tahu keuntungannya berapa," ujarnya.
Sambil menenteng tas besar, Mart rupanya kebanjiran pembeli. Bahkan saat sudah habis barang dagangannya masih saja ada orang yang memintanya. Bahkan syal yang dikenakan dilehernya pun dijual sebagai barang terakhir.
Seorang penggemar klub Liverpool mengungkapkan meskipun barang yang dijual Mart lebih mahal dari biasanya, tetapi bukan sebuah masalah untuk mengeluarkan uang. "Ini hanya sekali, jadi bisa untuk kenang-kenangan nantinya," ucapnya.

Memang barang yang dijual Mart lebih bagus bahannya dari yang biasa dijajakan pedagang lokal. Bahannya lebih lembut, tipis, dan lebih ringan. Sehingga orang tidak merasa rugi membelinya, apalagi asli berasal dari sebuah kota di Ingris.

http://www.tribunnews.com/superball/2013/07/20/bule-belanda-jadi-pedagang-syal-liverpool-keliling-di-glora-bung-karno

No comments:

Post a Comment