Citra sonar mungkin menunjukkan situs tempat jatuhnya pesawat Amelia Earhart, Electra. Pernyataan ini dikeluarkan oleh International Group for Historic Aircraft Recovery.
Organisasi nonprofit ini sudah memburu keberadaan pesawat Earhart selama 25 tahun terakhir.
"Yang kami dapati sekarang mirip seperti apa yang diharapkan dari reruntuhan pesawat di tempat yang seharusnya serpihan itu berada," kata Ric Gillespie, direktur eksekutif TIGHAR pada Yahoo News. "Ini yang membuatnya sangat menggoda, karena berbeda dari bukti-bukti lain di luar sana."
Citra ini diambil dari kendaraan yang dikendalikan jarak jauh sekitar 182 meter di bawah air, menunjukkan pulau tak berpenghuni di barat daya republik Pasifik, Kiribati. Menurut situs TIGHAR, yang muncul di gambar tersebut adalah sebuah "anomali".
"Bagian paling utama dari anomali tersebut panjangnya 9,7 meter," kata TIGHAR, yang juga mencatat panjang pesawat adalah sekitar 11,3 meter.
Earhart, pilot perempuan pertama yang terbang solo menyeberangi Atlantik hilang dalam upaya melakukan penerbangan keliling dunia pada 1937. Perburuan jasad Earhart dan pesawat Model 10 Lockheed Electra pun bermula sejak itu.
Satu dekade lalu, TIGHAR berfokus di pulau Pasifik, Nikumaroro sebagai tempat paling mungkin jatuhnya pesawat Earhart, tepat di area di mana kemungkinan sisa bangkai pesawat ditemukan.
Langkah berikutnya adalah mengumpulkan uang--Gillespie membutuhkan $3 juta (Rp29,3 miliar)--untuk menyelidiki situs tersebut lebih lanjut. Grup tersebut berharap bisa kembali ke sana pada 2014.
"Ini tak seperti 'Indiana Jones'," kata Gillespie. "Bukan sekadar membelah semak dan ada pesawat perak di sana. Anda harus bekerja dan mencari dan melakukan analisis. Dan baru kita kembali ke situs itu, kadang-kadang tidak ada apa-apa, tapi bisa juga menemukan apa yang kita cari."
No comments:
Post a Comment