بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم Rochmany's Blog: Amarah Joe Bryant Mampir ke Senayan
Go Green

Clock Link

Monday, March 11, 2013

Amarah Joe Bryant Mampir ke Senayan


Joe Bryant begitu dikenal sebagai salah satu pelatih basket yang suka marah-marah di tengah pertandingan. Ayah kandung Kobe Bryant itu seakan selalu meninggalkan jejak kemarahannya ke mana pun ia membawa timnya bermain. Cerita itu langsung menjadi nyata ketika pria berjulukan “Jelly Bean” itu mampir ke Tennis Indoor Senayan, Jakarta, Rabu (6/3). Joe Bryant lagi-lagi meledak-ledak di lapangan saat membawa pasukannya, Chang Thailand Slammers menantang tim juara bertahan Indonesia Warriors. Kali ini, Bryant senior kesal atas keputusan wasit saat menyatakan salah satu pemainnya Baguion Froilan melakukan pelanggaran. Apalagi, hal itu sampai-sampai harus membuat Froilan keluar dari lapangan di menit-menit terakhir jelang laga berakhir. Bryant bahkan sempat membuat laga terhenti sejenak karena aksi marah-marah yang dilakukannya. Pengganti Froilan belum juga diturunkan karena dia masih terus mencoba menjelaskan masalah kepada wasit. Beruntung, pemain pengganti bisa masuk dalam lapangan dan laga pun bisa diselesaikan meski akhirnya tim asuhannya harus kalah 60-69. Emosi Bryant tak berhenti seperti saat berhentinya laga. Berulang kali Bryant menjelaskan perkara itu di ruang konferensi pers seusai pertandingan. “Saya tidak mempermasalahkan keputusan wasit. Yang jadi masalah, mengapa bukan wasit yang ada posisi tepat yang melakukannya,” katanya. Bahkan, pria yang akan memasuki usia 58 tahun pada Oktober 2013 nanti itu mencoba memperagakan apa yang dia maksud. Dia bahkan mengikutsertakan pelatih Indonesia Warriors, John Todd Purves, yang duduk tepat di sampingnya. “Kalian semua mengerti maksud saya kan?” ia bertanya kepada para wartawan di ruangan itu. Ketika pertanyaan tak lagi ditujukan kepadanya, Bryant tetap mencoba menjelaskan lagi perkara itu dalam konferensi pers. Yang lebih seru, ketika sebelumnya tak tampak wartawan yang ingin mengajukan pertanyaan, Bryant langsung memberikan “kuliah”. “Peran media di sini sangat penting untuk bisa mengedukasi seluruh orang di dunia. Dunia bisa tahu apa yang sebenarnya terjadi, termasuk apa yang terjadi dalam pertandingan ini. Jadi, bertanyalah. Apa yang kalian tulis juga bisa menjadi bahan evaluasi bagi kami tim-tim yang berlaga di Asean Basketball League,” kata Bryant. Aksi spontan Bryant ini langsung membuat wartawan semakin riuh berkomentar satu dengan lainnya. Dan akhirnya ada yang menanyakan soal letupan-letupan emosi yang kerap dimunculkan mantan pelatih klub WNBA Los Angeles Sparks itu. “Saya hanya ingin melindungi pemain-pemain saya. Itulah tugas pelatih. Dan saya kira, itu tidak akan merugikan tim ataupun diri saya sendiri,” kata Bryant menjawab pertanyaan terkait letupan emosinya itu. Publik pecinta basket di Indonesia memang bisa jadi sudah mengenal karakter keras Joe Bryant. Aksi serupa pernah muncul di gelaran ABL tahun 2012 saat Bryant masih melatih tim Bangkok Cobras — yang sudah tidak ikut dalam kompetisi lagi di musim tahun 2013. Ketika sedang bertandang meladeni Indonesia Warriors di C-Tra Arena Bandung pada 24 Maret 2012, Bryant sedikit menandai stadion itu dengan kemarahan khasnya. Kala itu, Bryant justru sampai membawa anak asuhnya keluar dari lapangan meski tanda waktu laga di quarter ke empat masih tersisa 1 menit 39 detik. Kemarahan ini dipicu setelah muncul keputusan-keputusan wasit yang mengecewakan serta aksi brutal para penonton di C-Tra Arena yang melemparkan benda-benda ke area pertandingan. Kejadian serupa hampir saja terjadi di Jakarta, Rabu (6/3) malam lalu. Namun, Bryant mampu menunjukkan kearifannya dalam menghadapi kerasnya laga malawan Indonesia Warriors. “Saya bangga dengan permainan para pemain saya, terutama mereka yang belum berpengalaman di liga-liga besar. Melihat cara mereka bermain, saya yakin mereka bisa semakin mengembangkan permainannya,” kata pelatih yang juga pernah melatih di Meksiko, Jepang dan Italia itu. Di luar dari itu semua, Joe Bryant memang sebetulnya membawa misi penting bersama dengan Chang Thailand Slammers. Sebisa mungkin dirinya mampu membawa kejayaan seperti yang pernah dirasakan tim ini di musim kedua Asean Basketball League pada 2010/2011. Bryant mengakui timnya memang sulit bersaing dengan Indonesia Warriors saat ini untuk merebut gelar juara. Setidaknya, Bryant masih mengincar babak penyisihan. “Saya yakin tim ini [Warriors] bersama dengan San Miguel Beermen [tim Filipina] menjadi dua tim yang akan masuk babak penyisihan. Jadi, hanya tinggal menanti dua tim lainnya yang pantas masuk. Saya harap salah satunya itu Chang Thailand Slammers,” katanya. Omongan ini sulit dibuktikan mengingat tim yang dibawanya tahun lalu, Bangkok Cobras, justru keluar dari persaingan. Posisi Chang Thailand Slammers pun masih jauh dari titik aman pada musim ini. Dari 10 laga yang sudah bergulir, Slammers hanya bisa menabung tiga kemenangan saja. Artinya, kemenangan harus masuk dalam pundi-pundi jika Slammers ini menundukkan pesaingnya seperti Saigon Heat (Vietnam), Westport Malaysia Dragons, dan Jobstreet.com Singapore Slingers dalam perjalanan menuju babak penyisihan di medio tahun 2013 mendatang. 

yahoo

No comments:

Post a Comment