بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم Rochmany's Blog: Cara Malaysia Membangun Sepak Bolanya
Go Green

Clock Link

Friday, December 14, 2012

Cara Malaysia Membangun Sepak Bolanya

yahoo.com


Malaysia selalu menjadi musuh bebuyutan bagi Indonesia di lapangan hijau. Yang paling mencolok adalah ketika Harimau Malaya mengalahkan Indonesia di final pertama Piala AFF 2010 dengan skor telak 3-0. 

Bagaimana Tim Harimau Malaya bisa lebih kuat dari Indonesia dan mulai menyaingi dominasi Thailand di sepak bola Asia Tenggara? 

Agung Harsya, wartawanGoal.com Indonesiamenceritakan, Negeri Jiran itu memulainya dari yang paling dasar dan menentukan, pembinaan pemain berusia muda. Mereka memilih pemain secara terorganisir untuk direkrut masuk timnas U23 dan U19. Para pemain tersebut dimasukkan ke dalam tim Harimau Muda A dan Harimau B. 

“Sebelum masuk ke dalam timnas U23 dan U19 mereka berada di tim Harimau A dan Harimau B. Para pemain yang masuk ke dalam Harimau Muda A adalah pemain-pemain yang tampil pada ajang SEA Games dan kompetisi elit yang berada di Malaysia. Sedangkan Harimau B yang bermain pada liga utama yang berada di Malaysia,” terang Agung. 

Dengan begitu, katanya, tim yang dimiliki Malaysia utuh. Sehingga, rotasi pemain terjadi jika ada pemain yang performanya menurun atau jelek. Selain itu Malaysia juga melakukan pertukaran pemain dengan federasi sepak bola Singapura. 

Dan perbedaan yang menarik adalah meskipun animo sepak bola di Malaysia biasa saja, namun mereka menerapkan peraturan penggunaan pemain asing di klub-klub Malaysia. 

“Malaysia hanya menggunakan dua pemain asing dari semua klub-klub yang berkompetisi di liga, sehingga otomatis pemain lokalnya digenjot produktivitasnya,” urainya. 

Untuk pembinaan dan roda kompetisi, Malaysia memperkenalkanMalaysia Super Leagueatau Liga Super Malaysia yang diikuti oleh 14 tim pilihan. Liga itu dimulai pada 2004 lalu. Lazimnya kompetisi, Liga ini juga menganut sistem promosi dan degradasi. 

Sejak tahun itu, liga profesional tersebut sudah diswastanisasi dengan terbentuknya MSL Sendirian Berhad yang lebih banyak bergerak di bidang pemasaran. Secara teknis, semuanya dalam pengawasan dan pengarahan oleh Football Association of Malaysia (FA Malaysia). Saat ini Astro menjadi sponsor utama, sehingga namanya menjadi: Astro Liga Super Malaysia. 

Sejalan dengan informasi Agung, saat ini sebenarnya Malaysia sudah memiliki program baru yang disebutNational Football Development Program: Road to 2019. Program pembinaan yang diluncurkan sejak Juni tahun lalu ini fokus untuk pemain usia muda. 

Dari beragam informasi yang dihimpun, program tersebut dibentuk sebagai kelanjutan setelah Malaysia memenangkan Piala AFF 2010, dengan mengalahkan Indonesia. Target yang ingin dicapai lewat program ini adalah menghasilkan 100 pemain usia muda berkualitas pada 2019. Mereka mengincar kualifikasi Kejuaraan Dunia di bawah usia 17 tahun. 

Untuk target itu, melalui Kementerian Olah Raga Malaysia, sudah ada 1.647 pemain berusia 7-12 tahun bakal masuk dalam program. Mereka akan dibina melalui 14 pusat pelatihan. Program dengan anggaran lebih dari Rp30 miliar setahun ini langsung dipimpin oleh Wakil Menteri Olah Raga Datuk Razali Ibrahim. 

Secara teknis pelaksanaan, mega proyek ini dipimpin oleh Lim Kim Chon, Kepala Pelatih Pemain Muda di FAM. Dia dibantu tiga orang: Ibrahim Mohamed, Raja Azlan Shah, serta Lim Chuan Chin yang khusus menjadi kepala pelatih penjaga gawang. 

Setiap pusat pelatihan diisi seorang pelatih kepala yang bekerja penuh waktu, serta dibantu enam asisten. Khusus untuk penjaga gawang, disiapkan pelatih tersendiri. 

Dalam seminggu, para anak didik akan latihan tiga kali. Khusus akhir pekan sudah disiapkan pertandingan yang rutin digelar. Dari sini, setelah ditemukan bibit-bibit unggul, mereka akan direkrut khusus untuk Proyek 2019. 

Masih dalam rencana program, melalui Kementerian Pendidikan, para anak didik tersebut bakal dilarang konsentrasi ke olah raga di luar sepak bola. Tujuannya agar fokus pada pengembangan keahlian sesuai misi progam yang juga melibatkan Football Association of Malaysia atau FAM (seperti PSSI di Indonesia) dan National Sports Council (di Indonesia disebut KONI). 

Kelak, para anak didik jebolan program ini akan mengisi barisan pemain inti di negara-negara bagian, yang selanjutnya diseleksi sebagai tim nasional. Sedangkan untuk pemain muda yang sudah masuk dalam barisan tim nasional seperti Harimau Muda B, mereka fokus pada pengalaman latihan dan bertanding di luar negeri. 

Dari pihak swasta sendiri, Malaysia memiliki“Malaysia Cardiff City Football Academy”. Program ini lahir setelah Cardiff City, klub asal Wales dibeli oleh warga Malaysia, Vincent Tan and Chan Tien Ghee pada 2010. Setelah itu, mereka membuka program pendidikan sepak bola di Negeri Jiran. 

Modelnya sangat bebeda dengan DC United yang dibeli pengusaha Erick Thohir. Klub tersebut mencari bibit dari Indonesia dengan cara pengajuan lewat klub-klub sepak bola di sini, kemudian mengikuti tes di Amerika. Tentu hampir bisa dipastikan tidak lolos, mengingat standar pendidikan sepak bola di Indonesia yang jauh tertinggal. 

Sementara Cardiff City membawa sistem pendidikannya ke Malaysia. Setelah dilatih di negara tersebut, 50 anak siap dberangkatkan ke Cardiff City Academy di Wales selama tiga minggu. 

Para pemain muda itu ada 25 orang di bawah usia 16 tahun, serta 25 orang lainnya di bawah 18 tahun. Mereka yang merupakan hasil seleksi dari seluruh wilayah di Malaysia itu, akan mengikuti serangkaian kegiatan di Wales. Dari bertanding dengan klub lokal, pelatihan, hingga menyaksikan tim utama Cardiff City berlatih. 

No comments:

Post a Comment