بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم Rochmany's Blog: Tak Catat Pertanyaan, Dahlan Disindir Anggota DPR
Go Green

Clock Link

Tuesday, November 13, 2012

Tak Catat Pertanyaan, Dahlan Disindir Anggota DPR

sumber: TEMPO.CO

Tak Catat Pertanyaan, Dahlan Disindir Anggota DPR  

Jakarta - Sindiran-sindiran pedas untuk mantan Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Dahlan Iskan meluncur dari mulut para anggota Komisi VII DPR dalam rapat yang digelar Selasa, 13 November 2012. Pemimpin rapat Effendy MS Simbolon, misalnya, menegur Dahlan yang tidak terlihat mencatat pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan anggota komisi kepada Dahlan. 

"Pak Dahlan tidak mencatat ya? Kalau ini (hadir di RDPU) akting, ya akting sajalah mencatat-catat. Kita saling menghargai saja," kata Effendi sambil tersenyum.

Effendi juga mengkritik bahan pemaparan Dahlan yang sangat sederhana. Tak banyak pernak-pernik warna-warni ataupun grafik. Materi presentasi jawaban Dahlan memang singkat, hanya lima lembar dan dipaparkan dalam waktu tak sampai 5 menit. Ketika Dahlan kebingungan menggunakan mikrofon di depannya, Effendi kembali meneyeletuk. "Pak Dahlan jangan rebut mic Pak Jero, nanti bisa jadi masalah baru itu," kata Effendi, yang disambut senyum Dahlan dan Jero.

Anggota komisi dari Fraksi PAN, Alimin Abdullah, juga mengkritik pernyataan Dahlan soal inefisiensi PLN yang bisa mencapai ratusan triliun rupiah. Alimin meminta agar Dahlan memunculkan fakta-fakta yang sebenarnya. "Dengan pernyataan Pak Dahlan, kalau saya anggota BPK akan merasa tersindir. BPK ini bodoh apa gimana, apa PLN jago sekali menyembunyikan inefisiensi sampai yang ketahuan cuma Rp 37 triliun?" kata Alimin dengan nada tinggi. 

Tak hanya menyindir terkait dengan hasil audit BPK, Alimin juga mengkritik aksi-aksi pencitraan yang dilakukan Dahlan. Misalnya aksi Dahlan ketika membuka paksa tol maupun mengepel toilet bandara. "Kalau kata tukang tol juga dia lebih jago dari Bapak urusan buka tol waktu jalan macet. Cuma tidak ada wartawan saja yang meliput. Ngepel WC juga sehari bisa, kalau sebulan gimana?" kata Alimin.

Anggota Komisi dari Fraksi PDIP, Dewi Aryani, juga menanyakan kesiapan Dahlan dengan membaca hasil audit BPK secara terperinci. Pertanyaan ini ditanggapi Dahlan singkat. "Saya cuma membaca summary," kata Dahlan.

Jawaban ini, menurut Dewi, mencerminkan Dahlan tak menanggapi hasil audit BPK secara serius. Dewi mengatakan Dahlan tak memiliki iktikad baik untuk melakukan verifikasi. "Kami di sini sudah membaca, bahkan saya baca sampai dua kali. Kasihan teman-teman di sini sudah serius mempersiapkan," kata Dewi.

Anggota Komisi dari Fraksi Partai Golkar, Halim Kalla, mengatakan Dahlan dipanggil karena subsidi listrik terus membengkak selepas kepemimpinannya. Sebelumnya Dahlan mempertanyakan pemanggilan dirinya, sementara Dirut PLN sebelum Dahlan, Fachmi Mochtar, tidak ikut untuk dipanggil menjawab inefisiensi pada periode 2009 ketika Fachmi masih menjabat. "Kenapa Fahmi tidak dipanggil? Zaman dia, subsidi listrik cuma Rp 40 triliun, sekarang sudah Rp 80 triliun," kata Halim.

Dahlan sendiri terlihat tenang dan tersenyum mendengar pertanyaan-pertanyaan tajam dari para anggota DPR. Dahlan akhirnya memenuhi undangan rapat ketiga yang disampaikan oleh Komisi VII DPR setelah ia dua kali absen.

No comments:

Post a Comment