بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم Rochmany's Blog: Efek Demo Buruh : Pengusaha Mamin Rugi Rp 2 Triliun
Go Green

Clock Link

Friday, October 5, 2012

Efek Demo Buruh : Pengusaha Mamin Rugi Rp 2 Triliun





Aksi demo dan mogok massal buruh di banyak kawasan industri di Indonesia juga berdampak bagi industri makanan dan minuman (mamin). Mereka mengklaim merugi hingga triliunan rupiah karena tak bisa produksi.

"Hari ini ada demo, kalau dihitung-hitung ya rugi sekitar Rp 2 triliun," ungkap Wakil Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) Yusuf Hadi saat ditemui di JIE Kemayoran Jakarta, Selasa (3/10/2012).

Yusuf beralasan, perhitungannya ini berdasarkan dari total produksi industri makanan dan minuman di Indonesia bisa mencapai Rp 700 trilun.

"Anggap aja hari libur kalau sebentar demonya untuk waktu 6-7 jam, kalau waktu lama itu akan merugikan kita baik total produksi maupun untuk penyediaan stok makanan dan minuman," tuturnya.

Ia menegaskan persediaan makanan dan minuman aman untuk 1-2 minggu kedepan. Namun jika kegiatan demo dilakukan dalam waktu yang lama maka persediaan stok makanan dan minuman akan terganggu.

"Asumsi kita aman untuk 1-2 minggu kedepan, tetapi kalau demo nya lama, berarti pabrik tutup lebih lama dan stok bisa terganggu," tutupnya.


Demo Buruh Siapa Rugi?


Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia Sofyan Wanandi menyatakan, rencana unjuk rasa besar-besaran oleh buruh dari berbagai wilayah di Indonesia Rabu 3 Oktoberi 2012 ini akan sangat merugikan pengusaha dan buruh sendiri.

“Bagi pengusaha, pasti bermiliar-miliar hilang karena proses produksi mandeg dalam sehari,” ujarnya, Selasa, 2 Oktober 2012.

Sofyan belum bisa membuat estimasi kerugian sebab masih harus melihat besarnya unjuk rasa. Hanya saja, ia memberi gambaran, unjuk rasa selama sepekan yang puncaknya berupa pemblokiran tol Cikampek pada Januari lalu menimbulkan kerugian di atas Rp 100 miliar.

Selain kerugian materiil, kata Sofyan, unjuk rasa yang sampai menghentikan produksi akan berdampak pada menurunnya kepercayaan konsumen. Sebab, pengiriman barang terhambat. “Kalau kita tidak bisa mengirim barang tepat waktu, bisa jadi mereka tidak mau order lagi kan?” katanya.

Kemungkinan terburuk, kata dia, unjuk rasa sampai menimbulkan huru-hara. Iklim investasi yang selama ini cukup kondusif akan terganggu. Bila sampai terjadi, penyerapan tenaga kerja akan otomatis menurun. “Di titik ini, para buruh itu akan rugi sendiri,” ujar Sofyan.

Sofyan menyesalkan tak tegasnya sikap pemerintah untuk mencegah unjuk rasa. “Di luar negeri, unjuk rasa itu cuma kalau ada yang tidak beres, di sini orang kapan saja bisa demo. Sering sekali,” ujarnya.

Apalagi, saat ada seruan untuk unjuk rasa, para buruh tak punya pilihan untuk tetap bekerja. Sebab, para koordinator lapangannya biasa melakukan sweeping di pabrik-pabrik.

Hari ini ribuan buruh akan berunjuk rasa dengan aksi mogok nasional di puluhan kabupaten dan kota. Mereka menuntut penghapusan sistem outsourcing, kenaikan upah minimum, dan diberlakukannya cakupan universal sistem jaminan sosial nasional serentak pada 2014.


Marzuki Alie: Demo Buruh Ganggu Investasi 


Aksi mogok kerja yang dilakukan para buruh bisa berdampak buruk pada iklim investasi di Indonesia. Pasalnya mogok kerja bisa membuat iklim usaha tidak berjalan kondusif.

"Kalau terus dilakukan (demo dan mogok) maka ini sangat tidak baik bagi iklim usaha," kata Ketua DPR Marzuki Alie dalam pesan singkat pada Republika, Rabu (3/10).

Marzuki menyatakan aksi demo maupun mogok kerja sebaiknya dihindari. Soalnya kedua aksi itu malah akan merugikan kaum buruh dan pengusaha.

Dia berharap ada sinergi antara serikat pekerja, pengusaha, dan menteri tenaga kerja dalam penyelesaian masalah buruh. Hal ini penting agar dapat ditemukan solusi yang efektif tanpa perlu mengorbankan iklim dunia usaha yang sudah positif.

"Peran serikat pekerja, pengusaha dan Menakertrans sangat penting dalam menyikapi tuntutan buruh (penghentian outsourcing)," tandas Marzuki.

Komeng : Kalau demo sampai 7 hari tinggal kali aja berapa ruginya, Hidup Buruh untuk Hidup Yang lebih Baik 

No comments:

Post a Comment