بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم Rochmany's Blog: Kedai-Kedai Es Krim Legendaris di Indonesia
Go Green

Clock Link

Wednesday, May 2, 2012

Kedai-Kedai Es Krim Legendaris di Indonesia


Es krim, siapa sih yang nggak suka? Sekarang es krim pun semakin mudah ditemukan di toko-toko kecil. Meskipun akrab dengan makanan manis dan dingin yang satu ini, diantara agan-agan mungkin ada yang belum tahu bahwa terdapat tempat makan es krim di beberapa kota di Indonesia yang didirikan sejak jaman kolonial Belanda dan masih tetap bertahan sampai sekarang dengan nuansa tempo doeloe yang kental, sehingga layak disebut kedai es krim legendaris. Cekidot!1. Ragusa, Jakarta

1. Ragusa

Nama Ragusa berasal dari dua orang berkebangsaan Italia yang datang ke Indonesia pada tahun 1930-an, Luigie Ragusa dan Vincenzo Ragusa. Pada tahun 1932, Ragusa bersaudara mulai membuka kafe es krim di pasar Gambir (Jakarta Fair). Karena dinilai tempatnya terlalu sepi dan hanya ramai setahun sekali, tahun 1947 mereka membuka kafe di Jl. Veteran I No. 10 Jakarta Pusat, yang menjadi pusat pembuatan dan penjualannya sampai sekarang. Selama menekuni bisnis es krim, dua bersaudara Italia tersebut dibantu Jo Giok Siaw. Ibu Hj. Sias Mawarni, menantu dari Jo Giok Siaw, dan suaminya yang meneruskan penjualan es krim ini.
Kedai es krim ini menempati bangunan bergaya khas Belanda beserta kursi-kursi yang terbuat dari rotan dengan model kuno dan meja yang sederhana sebagai pelengkapnya. Ruangan ini pun tidak menggunakan AC, hanya menggunakan kipas angin dan atap bangunan yang tinggi sehingga dapat mengurangi udara yang panas. Di sekeliling dinding, terdapat foto-foto hitam putih yang menggambarkan bagaimana rupa Es Krim Ragusa sebelumnya dan potret sudut-sudut kota Jakarta jaman dulu. Ada juga mesin kasir kuno dan tempat untuk menyajikan es krim yang antik. 


Ragusa sekitar tahun 1930an (1)



Ragusa sekitar tahun 1930an (2)



Ragusa sekitar tahun 1970an



Ragusa kini, tampak luar



Ragusa kini, tampak dalam


Es krim Ragusa menggunakan bahan-bahan berkualitas mulai dari susu sampai bahan lainnya. Semuanya dibuat secara handmade, bukan diambil dari pabrik jadi kualitas akan tetap terjaga serta tidak menggunakan pengawet. Yang paling terkenal di sana adalah Spaghetti Ice Cream, es krim vanili yang disajikan berulir-ulir seperti tumpukan spaghetti dan diatasnya ditaburi kacang, coklat dan sukade.


Spaghetti Ice Cream Ragusa

Di bagian depan tempat ini juga ada penjual otak-otak dan rujak juhi yang dapat dipesan sebagai makanan ringan pendamping es krim. Kadang ada 'pengamen' bersuara indah dan pengunjung dapat memesan lagu-lagu baik lagu tempo doeloe maupun masa kini.


2. Zangrandi, Surabaya

Zangrandi adalah kedai es krim tertua di Surabaya yang masih mempertahankan eksistensinya sampai sekarang. Kedai es krim ini didirikan oleh Renato Zangrandi yang berasal dari Italia pada tahun 1930. Dia mendirikan kedai es krim di lokasi yang strategis, di seberang gedung yang sekarang bernama Balai Pemuda. Dulu gedung itu adalah tempat pesta para meneer dan mevrouw Belanda. Jadi sebelum atau sesudah pesta, orang-orang elit itu mampir dulu ke toko es krim Zangrandi. Bangunan yang sekarang beralamat di jalan Yos Sudarso no 15, Surabaya ini masih merupakan bangunan dengan arsitektur jaman Belanda dan menjadi salah satu cagar budaya di Surabaya. Oleh karena itu, bentuk bangunannya masih dipertahankan seperti saat pertama kali dibangun. Pintu dan jendela serta perabot yang digunakan seperti kursi rotan berwarna merah kuning beserta mejanya membuat suasana tempo doeloe semakin terasa. Pengunjung bisa memilih, mau duduk di halaman bangunan sambil menikmati lalu-lalang kendaraan atau duduk di dalam. 


Zangrandi sekitar tahun 1930an



Zangrandi sekitar tahun 1930an



Zangrandi kini, tampak luar



Zangrandi kini, tampak dalam

Es krim yang pertama kali terkenal dari Zangrandi adalah Tutti Frutti yaitu es krim berbentuk segitiga dengan berbagai rasa buah-buahan yang nikmat. Sedangkan es krim yang menjadi favorit di Zangrandi adalah Macedonia, es krim bulat yang bagian atasnya dibentuk seperti huruf V dan ceruk itu diisi rhum. Rasa es krim yang unik diimbangi dengan tekstur es krim yang sedikit kasar (tidak terlalu lembut seperti es krim modern) dan mudah lumer. Tentunya karena es krim ini memakai resep jadul asli tanpa tambahan bahan kimia. 


Es Krim Tutti Frutti Zangrandi



Es krim Macedonia Zangrandi

Selain es krim, di sini juga menjual makanan ringan seperti risoles, lumpia, siomay dan lain-lain.


3. PT. Rasa, Bandung

Rasa Bakery & Café menempati lokasi di Jl. Tamblong No.15 Bandung (daerah kota tua). Suasana tempo doeloe dengan bangunan bercat putih bergaya arsitektur Eropa (art deco) menjadi ciri khas tempat ini. Beberapa bagian dari bangunan masih menggambarkan suasana lampau meskipun bangunan sudah dipugar. Misalnya, bentuk jendela yang besar, gorden, tirai yang menghiasi jendela maupun kanopi yang biasa terdapat pada rumah-rumah lama. Suasana dalam restoran terkesan lapang dan sejuk sehingga nyaman sebagai tempat bersantap. 
Dahulu, tempat ini bernama Hazes shop & café yang populer pada tahun 1936 di kota Bandung. Seorang dengan kewarganegaraan Belanda adalah pemilik dari Hazes, sayang namanya tidak diketahui. Pada tahun 1963, Hazes dibeli oleh Ny. Kamarga yang merupakan warga Negara Indonesia keturunan. Menyusul pada tahun 1968, Hazes berganti nama menjadi Rasa dan sekaligus mengganti status menjadi Perseroan Terbatas.


Kawasan Tamblong, Bandung sekitar tahun 1930an



PT. Rasa kini, tampak luar



PT. Rasa kini, tampak dalam

Makanan yang tersedia cukup beraneka ragam. Tersedia makanan ringan juga makanan berat ala Indonesia maupun mancanegara untuk makan siang dan makan malam, namun yang unik dan menjadi daya tarik pengunjung Rasa Bakery & Café adalah es krim. Es krim tempo dulu ini dibuat dari susu asli secara home made dengan resep turun temurun dan tanpa bahan pengawet sehingga memberikan rasa es yang nikmat. Salah satu menu yang khas adalah Coconut Royale ice cream, yaitu setengah batok kelapa muda yang berisi tiga scoop es krim stroberi, pisang, dan moka dan ditaburi buah-buahan.


Es Krim Coconut Royale PT. Rasa


4. Toko Oen, Semarang dan Malang

Toko Oen terdapat di dua kota di Indonesia yaitu di Jl. Pemuda No. 52, Semarang dan Jl. Basuki Rahmat No. 15, Malang. Kedua rumah makan tersebut sama-sama tetap mempertahankan nuansa zaman kolonial meskipun terdapat beberapa perbedaan. Kisah restoran tua ini dimulai tahun 1922 di Yogyakarta saat seorang ibu rumah tangga bernama Liem Gien Nio menyalurkan keahliannya membuat makanan dan aneka macam panganan khas China dan Eropa. Ia pun kemudian membuka jasa katering dan menjualnya dengan pelanggan rata-rata kalangan orang China dan Belanda di kota Yogyakarta. Dengan rasa gurih dan lezat tak heran usahanya berkembang dan berlanjut dengan membuka Toko Oen di Semarang, Malang, dan Jakarta. Akan tetapi, keterbatasan anggota keluarga yang bersedia mengurus toko Oen membuat Toko Oen di Jakarta dan di Yogyakarta tutup. Saat ini Toko Oen Semarang dikelola oleh Yenny Megaputri, salah satu cucu dari Ibu Liem Gien Nio. Sedangkan Toko Oen Malang berganti kepemilikan dan sekarang dikelola Danny Mugianto. Sampai saat ini kedua Toko Oen menempati bangunan asli bergaya Belanda yang dibangun tahun 1930an. Berlangit-langit tinggi, dilengkapi dengan furnitur antik juga hiasan seperti piano, foto-foto hitam putih dan lukisan tempo doeloe serta alunan lagu-lagu oldies, semua seolah membawa ingatan pengunjung ke masa lalu. Para pelayan pun berpakaian putih-putih ala Belanda. Bahkan di Toko Oen Malang daftar menu ditulis dalam Bahasa Belanda, dengan terjemahan Indonesia. Misalnya biefstuk van de hass (steak iga sapi) dan kippen biefstuk (steak ayam).


Toko Oen Semarang sekitar tahun 1930an



Toko Oen Semarang kini, tampak luar


Toko Oen Semarang kini, tampak dalam



Toko Oen Malang sekitar tahun 1930an, tampak luar



Toko Oen Malang sekitar tahun 1940an, tampak dalam



Toko Oen Malang kini, tampak luar



Toko Oen Malang kini, tampak dalam

Toko Oen menyajikan berbagai hidangan bercitara lezat seperti steak, salad, chinese food juga kue-kue kering. Namun yang paling dicari pengunjung di sini adalah es krim. Es krim Toko Oen dibuat dengan resep warisan, dari susu asli dan tanpa bahan kimia. Yang spesial adalah Oen’s Simphony yaitu 4 scoop es krim aneka rasa kemudian ditambah toping dan biskuit lidah kucing khas Toko Oen dan Tutti Frutti Cassata, sepotong es krim bercita rasa buah-buahan dengan lapisan es krim cokelat.


Es Krim Oen's Symphony Toko Oen



Es Krim Tutti Frutti Toko Oen


5. Tip Top, Medan

Restoran Tip Top terletak di Jl. A. Yani No. 92 Medan (daerah Kesawan). Kawasan Kesawan merupakan pusat bisnis paling tua di Medan dimana banyak berdiri bangunan yang sudah mulai usang ditelan kerasnya jaman. Pada tahun 1929, restoran ini bernama Jangkie, sesuai nama pemiliknya, dan berada di jalan Pandu, Medan. Setelah beberapa waktu, restoran ini pindah ke Kesawan pada tahun 1934 dan bernama Tip-Top (yang berarti “sempurna”). Sampai saat ini Restoran Tip Top tetap konsisten mempertahankan atmosfer vintagenya. Barang-barang lama seperti bangunan, mesin, meja bertaplak kotak-kotak dan kursi rotan serta piano masih tetap digunakan. Belum lagi kostum pelayannya yang berpeci untuk para pria dan berkemeja batik untuk para wanitanya yang mengantarkan makanan dengan troli kecil. Tungku kayu bakar jaman Belanda sejak tahun 1934 masih digunakan untuk memanggang kue-kue. Hal lain yang cukup menarik, saat pengunjung turun dari kendaraan telah siap pramuniaga khusus yang siap membukakan pintu mobil dan mempersilahkan pengunjung turun, begitupun saat selesai makan dari Tip Top, pintu mobil akan ditutup oleh pramuniaga tersebut. Jadi nuansa pelayanan jaman kolonial masih tetap dipertahankan.


Resto Tip Top saat masih bernama Jang Kie



Resto Tip Top sekitar tahun 1930an



Resto Tip Top kini, tampak luar



Resto Tip Top kini, tampak dalam

Restoran ini menyediakan berbagai menu makanan dari Indonesia, China dan Eropa seperti steak, salad, nasi goreng hingga gado-gado. Namun yang menjadi andalan di Tip Top adalah es krim home made. Es krim favorit pengunjung adalah Mexicanner dan Carmen. Mexicanner adalah es krim vanilla putih yang disiram saus cokelat, tiga iris buah peach dan garnis cherry diatasnya, disajikan dalam gelas stainless khas jadul. Sedangkan Carmen adalah versi lain Mexicanner dengan penyajian yang sama, plus taburan kacang diatasnya. 


Es Krim Carmen dan Mexicanner, Restoran Tip Top


6. Tip Top, Jogjakarta

Kedai es krim ini memang kebetulan bernama sama dengan yang di Medan, namun keduanya tidak berhubungan. 
Tip Top Ice Cream sudah cukup legendaris dan dikenal dikalangan masyarakat kota Jogja, dari anak anak kecil sampai dengan orang tua sekalipun. Tip Top Ice Cream yang terletak di jalan Mangkubumi No. 24 Jogjakarta (tidak jauh dari jalan Malioboro dan stasiun Tugu) ini didirikan sejak tahun 1936 oleh Lukas Alimkurnianto dari keluarga Tan. Usaha ini diteruskan oleh Michael Sarahita, generasi ketiga keluarga Tan. Kedai ini bertahan dengan menu, resep, tata ruang, dan mebeler yang lama. Hal itu memang dilakukan untuk mengesankan atau terus memelihara nilai nostalgik. Ruangan yang bernuansa putih dengan hiasan kaca-kaca di dinding menyebarkan aura klasik yang kental. Kursi lipat berkerangka logam dan dudukan kayu dengan postur yang 'ceper' benar-benar cara sensasional untuk bersantai 


Kawasan jalan Mangkubumi sekitar tahun 1930an


Kedai Es Krim Tip Top kini, tampak luar



Keedai Es krim Tip Top kini, tampak dalam

Es krim yang resepnya sudah ada sejak hampir 80 tahun yang lalu ini memang berbeda dari kebanyakan es krim jaman sekarang. Jenisnya yang hard ice cream, membuat teksturnya lebih mirip es puter daripada soft ice cream yang super lembut. Resep es krim yang diterapkan Tip Top adalah resep tradisional yang berasal dari Italia. Semua bahan untuk pembuat es krimnya sejak dulu tidak menggunakan bahan pengawet maupun pemanis buatan.
Es krim yang menjadi favorit di Tip Top Jogja adalah Mont Blanc, es krim rasa buah dengan potongan manisan nanas di atasnya. 


Es Krim Mont Blanc Tip Top

Selain es krim, kedai ini juga menjual makanan kecil seperti roti dan lumpia yang rasanya pun tak kalah lezat

No comments:

Post a Comment