بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم Rochmany's Blog: Fakta Industri Cosplay di Jepang
Go Green

Clock Link

Saturday, May 12, 2018

Fakta Industri Cosplay di Jepang


Seperti orang dalam live action film, serial barat/ komik barat, karakter orisinil, suster, maid, dan sebagainya. Dapat dibilang bahwa semua yang dikenakan untuk kesenangan dikategorikan sebagai cosplay di Jepang.

Dengan maraknya cosplay di Jepang, maka apa saja servis yang ditawarkan untuk para cosplayer di sini, dan dengan adanya lingkungan yang mendukung, bagaimana cara mereka memanfaatkannya sebaik-baiknya?


Subkultur Cosplay tumbuh secara stabil selama bertahun-tahun

Sebelum tahun 2000, baju cosplay hanya bisa ditemui di toko kostum biasa, atau bahkan di toko yang menjual Adult Video. Tetapi, segalanya mulai berubah, dengan adanya toko di Akihabara yang membuka serangkaian toko spesialis cosplay, dengan tujuan awalnya adalah untuk menarik perhatian para remaja wanita (khususnya karena Akihabara awalnya terkenal dengan distrik perbelanjaan untuk para “Nerd”). Dengan adanya pembukaan toko-toko seperti itu, cosplay makin didukung, sehingga orang-orang yang berniat untuk cosplay juga dapat mencoba untuk cosplay.

Tidak lama, muncul toko-toko yang mulai memproduksi secara masal untuk baju-baju cosplay dan aksesoris dari karakter anime yang populer, dan ada juga toko yang menjual kostum yang dibuat berdasarkan order. Untuk yang produksi masal, rata-rata harga masih cukup terjangkau (untuk standar Jepang tentunya) , yaitu sekitar 10.000 yen perkostum. Sedangkan untuk yang custom-made, harganya bisa sampai lima kali lipat dari yang biasa, tetapi juga tentunya kualitasnya juga jauh berbeda. Selain itu juga, terdapat banyak sekali toko online yang menjual perlengkapan cosplay.

Mulai tahun 2010, diperkenalkanlah konsep Akihabara sebagai kota yang para orang-orangnya bisa leluasa berjalan sambil mengenakan baju cosplay. Maka, sekarang ini apabila kita mencoba mengunjungi Akihabara, kita kerap melihat banyak orang-orang yang berjalan sambil mengenakan baju Cosplay. Sebagian ada yang memang cosplay untuk sekedar sesi photoshoot sedikit dengan Kamekonya, ada juga yang memang sekedar untuk fun. Yang paling sering ditemui adalah coplay para maid, karena sebagian maid yang cosplay di Akihabara itu adalah maid yang memang bekerja di maid café dan sedang membagikan selebaran maid café tersebut.


Barang yang harus dimiliki Cosplayer Jepang: Kartu Nama

Untuk para cosplayer, bertukar kartu nama adalah suatu hal yang penting, sebagai pengingat dengan siapa saja mereka pernah bertemu. Tetapi untuk para cosplayer aktif yang seringkali cosplay sebagai berbagai macam karakter, agak sulit bagi mereka untuk mencetak berbagai versi kartu nama, karena untuk toko-toko biasa biasa pemesanan kartu nama dalam jumlah sedikit, minimalnya adalah 50 sampai 100 kartu nama. Untungnya, ada beberapa pembuat kartu nama untuk cosplay, seperti Proof.

Proof menyediakan paket spesial isi 5 macam, masing-masing 20 kartu, sehingga totalnya 100 kartu, seharga 2625 yen. Proof memperbolehkan para pemakai untuk memasukkan foto cosplay mereka dan mengeditnya dengan berbagai macam pilihan desain untuk frame atau pinggir kartu, sehingga mereka dapat membuat kartu nama sesuai dengan yang diharapkan. Contoh kartu nama seperti yang terlihat di bawah.

Sedangkan untuk latar belakang foto, mereka juga mencari cara bagaimana untuk dapat menyediakan latar belakang foto yang cocok. Di Jepang ternyata dianggap kurang sopan untuk cosplay di hadapan publik, kecuali memang adalah bagian dari pekerjaan atau sedang berada di event cosplay. Bahkan, tidak diperbolehkan untuk langsung datang ke event mengenakan baju cosplay, tetapi semuanya harus ganti baju di tempat yang sudah disediakan. Alasannya adalah untuk bertenggang rasa terhadap orang-orang biasa dan juga agar tidak mengganggu ketertiban. Maka dari itu, agaknya cukup sulit bagi para cosplayer untuk menemukan pemandangan yang cocok dengan seri yang mereka perankan.

Untuk memfasilitasinya, banyak photo studio di Jepang yang memenuhi kebutuhan para cosplayer, bahkan ada sekitar lebih dari 300 studio di area metropolitan. Salah satunya adalah Booty, yang menyediakan beberapa ruangan dengan tema berbeda. Para cosplayer perlu memesan waktu beberapa minggu sebelumnya, tetapi mereka bebas untuk menggunakan berbagai macam area dan mengambil foto. Selain menyewakan tempat, mereka juga menyediakan penyewaan berbagai macam prop seperti pedang, pistol dan sebagainya, yang bisa dilihat detailnya di sini. Sebagian besar disewakan dengan gratis, kecuali tripod.


Pantang menyerah, para cosplayer pun menggunakan internet untuk memperluas jangkauan mereka

Sebagian event-event anime, manga dan doujinshi melarang cosplay dengan alasan agar tidak ada yang menunjukkan bagian tubuh secara tidak senonoh. Akan tetapi, para cosplayer tidak menyerah, untuk bisa berinteraksi dengan cosplayer lain di luar event, ada website komunitas seperti Cure, yang bahkan ada website versi Inggris untuk para pengguna internasional.


Cosplayer menjadi Professional

Cosplay semakin mendunia, sehingga pangsa pasarnya juga meningkat. Ada yang memiliki kebanggaan dalam mengenakan aksesoris dan kostum bermerek terbaik, ada juga yang bercosplay untuk diri sendiri, dan sebagian lain mendedikasikan diri untuk menyempurnakan karyanya, layaknya seperti sebuah profesi. Bahkan, sebagian juga mencampurkan cosplay dengan entertainment, seperti membuat video atau photobook untuk dijual di event-event, sehingga pada akhirnya mereka mendapatkan semacam status seperti selebriti di dunia cosplay. Selain itu juga ada beberapa fotografer cosplay profesional yang muncul karenanya.

Begitulah kira-kira keadaan di Jepang, bagaimana dengan keadaan cosplay di Indonesia?

No comments:

Post a Comment