بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم Rochmany's Blog: Buka Imunisasi Gratis, Anies Ingin Jakarta Bebas Difteri
Go Green

Clock Link

Monday, December 11, 2017

Buka Imunisasi Gratis, Anies Ingin Jakarta Bebas Difteri


Liputan6.com, Jakarta - Pemprov DKI menggelar imunisasi ulang atau Outbreak Response Immunization (ORI) terkait Difteri di SMAN 33 Jakarta. Pemberian vaksin gratis difteri ini akan dilaksanakan sebanyak tiga putaran dengan sasaran anak usia 1-19 tahun.

"Sasaran ORI di Jakarta Utara dan Jakarta Barat sebanyak 1.238.283 jiwa dilakukan di seluruh TK, PAUD, SD, SMP, SMA serta perguruan tinggi. Juga di fasilitas kesehatan puskesmas dan RSUD," kata Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di lokasi, Senin (11/12/2017).

Menurut Anies Baswedan, kasus difteri terus meningkat setiap tahun. Dia mengingatkan bahwa tiap anak berhak mendapat vaksin dan kewajiban orangtua untuk memberikan vaksin sebagai bentuk kasih sayang.

"Tren kasusnya meningkat 2016 17 kasus, tahun ini per hari ini ada 25 kasus. This is not good news," kata Anies.

Mantan Mendikbud itu menargetkan, program ORI dapat selesai sebelum Asian Games 2018.

"Kita berharap bisa selesai sebelum pertengahan tahun (2018) dan Jakarta bisa bebas difteri dan masalah kesehatan sebelum Asian Games. Jangan sampai ini mengganggu rakyat dan juga Asian Games," kata dia

Menteri Kesehatan Nila F Moeloek mengatakan, meski difteri belum menjadi wabah, harus dilakukan pencegahan dini dan diberlakukan kejadian luar biasa. "Vaksin adalah mutlak karena ini untuk kemaslahatan," kata dia.


Gejala Difteri


Difteri disebabkan bakteri Corynebacterium diphtheriae. Bakteri ini menyerang selaput lendir di hidung dan tenggorokan. Gejala difteri ditandai dengan demam yang tak begitu tinggi (38 derajat Celsius), munculnya pseudomembran atau selaput tenggorokan berwarna putih keabu-abuan yang mudah berdarah jika dilepaskan, sakit ketika menelan, terkadang disertai pembesaran kelenjar getah bening di leher dan jaringan lunak leher yang disebut bullneck.

Ada kalanya gejala difteri juga disertai sesak napas dan suara mengorok.

Difteri mudah sekali menular melalui percikan air liur (droplet) dari bersin atau batuk. Umumnya difteri menyerang individu yang tak memiliki kekebalan terhadap penyakit tersebut, terutama anak-anak. Namun, penyakit ini sebetulnya tak pandang usia dan tidak tergantung musim.

Jika gejala difteri tidak segera ditangani atau petugas medis keliru mendiagnosis, maka bisa mengakibatkan kematian pada penderita. Infeksi difteri yang sudah parah bisa merusak sistem saraf pusat, jantung, dan ginjal. Penyakit ini bisa dicegah dengan imunisasi.

No comments:

Post a Comment