بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم Rochmany's Blog: Adelaide Dijuluki Ibu Kota Sabu Australia
Go Green

Clock Link

Wednesday, December 13, 2017

Adelaide Dijuluki Ibu Kota Sabu Australia

Hasil gambar untuk adelaide

REPUBLIKA.CO.ID, ADELAIDE -- Sebuah analisa pada pembuangan air menemukan Adelaide menjadi 'ibukota' metilamfetamina di Australia dilihat dari jumlah penggunanya.

Program Pemantauan Narkoba Nasional di Australia tahun 2017 menguji pembuangan air lebih dari 14 juta warga Australia. Metilamfetamina, atau di Australia dikenal dengan sebutan 'ice' adalah jenis obat-obatan terlarang yang paling banyak dipakai.

Laporan tersebut mengungkapkan penggunaan sabu-sabu mencapai sekitar 80 dosis per seribu orang setiap harinya di wilayah Adelaide. Laporan tersebut mengungkapkan penggunaannya mencapai sekitar 80 dosis per 1.000 orang per hari di wilayah kota Adelaide.

Jumlah ini menjadi tertinggi yang tercatat di wilayah tersebut dalam delapan tahun. Dibandingkan dengan jumlah rata-rata nasional di kawasan ibu kota yang hanya dosis per 1.000 orang per hari.

Sementara negara bagian Australia Barat memiliki tingkat konsumsi metilamfetamina tertinggi di kawasan regional dengan mencapai 60 dosis per 1.000 orang setiap hari.

Menteri Kesehatan Mental dan Penyalahgunaan Obat-obatan di Australia Selatan, Peter Malinauskas mengatakan pemerintah federal Australia tahun ini telah menyiapkan dana hingga AU$8 juta, atau Rp 80 miliar, untuk mendukung pihak kepolisian dan meningkatkan jumlah tempat rehibilitasi untuk mengatasi masalah.

"Kami tahu jenis narkoba ini sangat candu dan kami juga tahu ketika mereka sedang tak sadarkan diri karena sabu, ada kecenderungan kuat melakukan kejahatan yang agresif," ujarnya.

Peter menambahkan 18 tempat rehibilitasi akan mulai dibangun di seluruh wilayah Australia Selatan mulai awal 2018. "Obat ini telah merusak keluarga, seperti halnya merusak penggunanya sendiri dan kita perlu memberikan dukungan," kata Peter.

Juru bicara oposisi, Stephen Knoll mengatakan ada banyak hal yang dilakukan untuk mengatasi masalah ini. Menurutnya fokus utama adalah adanya keseimbangan antara pencegahan dan penegakkan hukum.

"Ini menjadi masalah budaya dan kita perlu mengubah perilaku orang dan cara terbaik untuk melakukannya adalah mengikutsertakan mereka pada program yang membantu mereka membersihkan diri," katanya.

"Artinya mereka mengalihkan diri dari kejahatan dan penderitaan bagi diri mereka sendiri dan orang-orang yang berhubungan dengannya."

Pemerintah negara bagian Australia Barat juga meminta pemerintah federal Australia untuk berbuat lebih banyak. Mereka mengatakan masalah ini menjadi masalah nasional.

"Kami ingin melihat adanya pendekatan nasional yang berkelanjutan terutama soal impor obat-obatan yang membahayakan ini," kata Peter.

"Mereka masuk ke pelabuhan, pesawat, dan pemerintah federal perlu mendanai penjaga perbatasan dengan benar agar menghentikan dan membatasi impor obat berbahaya ini."

No comments:

Post a Comment